Aldrean berjalan dikoridor sekolah seorang diri. Pagi tadi dia melarikan diri dari kediaman Louis, bukan, lebih tepatnya dia pergi tanpa pamit. Aldrean tidak peduli apa yang akan mereka pikirkan tentangnya. Aldrean juga tahu Ron menyadari kepergiannya tapi tidak seperti biasanya pria itu hanya diam seolah berpura-pura tidak melihatnya.
"Selamat pagi, Al."
"Halo Al!"
"Apa kabar Al?"
Sapaan-sapaan dari murid perempuan terus terdengar di hampir sepanjang jalan, biasanya jika itu Aldrean asli anak itu akan membalas dengan senyuman manisnya tapi saat ini Aldrean hanya mengangguk pelan ke arah mereka. Sebisa mungkin Aldrean berusaha untuk tidak mengabaikan mereka karena dia tidak ingin merusak citra Aldrean asli yang memang ramah dan baik.
Sampai di kelas Aldrean tidak bisa melihat keberadaan siapa pun karena memang dia datang tergolong pagi. Kelas 10-3 biasanya akan ramai saat lima belas menit sebelum jam pelajaran dimulai. Sementara saat ini jam masih menunjuk pukul 7.05, kurang lebih masih dua puluh lima menit lagi sampai jam pelajaran dimulai.
Aldrean membuka tasnya, mengeluarkan sebuah kado kecil berwarna biru dan meletakkannya di atas meja Deon. Itu adalah kado ulang tahun yang telah sengaja Aldrean asli siapkan dari jauh-jauh hari untuk Deon. Aldrean menerima ingatannya dan dia sengaja mendatangi kost-annya hanya untuk mengambil kado itu yang memang ada di sana.
Kemudian, setelah meletakkan kado itu Aldrean melangkah meninggalkan kelas. Dia tidak berminat untuk mengikuti jam belajar, dia datang hanya untuk memberikan kado itu pada Deon.
Tidak lama setelah Aldrean meninggalkan kelas, kelas itu mulai ramai didatangi satu persatu murid.
Tepat lima menit sebelum jam pelajaran dimulai, Deon datang ke kelas bersama Edwin.
Anak-anak langsung menyerbu Deon untuk mengucapkan selamat ulang tahun.
Hari ini memang hari yang ditunggu-tunggu oleh hampir semua orang. Yaitu hari ulang tahun Tuan muda dari Keluarga Liu-- Deon Marten Liu.
Saat Deon berhasil melepaskan diri dari semua orang yang menyerbunya dengan berbagai macam ucapan, Deon akhirnya bisa menghampiri tempat duduknya.
Sebuah kotak kecil berwarna biru yang tergeletak begitu saja di atas mejanya menarik perhatian Deon. Deon mengambilnya dan menemukan sebuah note kecil bertuliskan 'For Deon', hanya lewat tulisan itu saja Deon sudah bisa mengetahui siapa pemiliknya.
"Dari siapa?" Edwin juga melihat kotak kecil itu dan bertanya.
Deon melirik Edwin sekilas dan langsung mengantongi kotak kecil itu ke dalam tasnya. "Al." Jawabnya singkat.
Edwin mengangguk mengerti. "Btw, ke mana Al?" Dia tidak bisa melihat keberadaan Aldrean di kelas padahal sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
Deon pun menyadari ketidakberadaan Aldrean. Tatapan Deon jatuh pada pintu keluar kelas di mana terakhir bayangan Aldrean yang menjauh seolah terlihat di sana.
Pagi berganti siang dan siang berganti malam. Di Hotel Luxery milik Keluarga Liu di mana tempat pesta ulang tahun akan di adakan telah ramai sejak pagi. Malam ini terhitung satu jam lagi sebelum pesta dimulai hotel berbintang lima itu semakin ramai dan parkiran hotel mulai dipenuhi kendaraan para tamu yang berdatangan.
Pesta akan diadakan di tiga lantai sekaligus, di mana lantai 14 akan menjadi tempat para anak muda, lantai 15 untuk para orang dewasa dan lantai 16 khusus untuk para tamu eksklusif.
Disediakan juga kamar khusus bagi para tamu yang ingin beristirahat dan sebuah tempat bermain untuk para tuan dan nona muda.
Keluarga Liu telah mempersiapkan semuanya secara matang, memastikan pesta yang akan diadakan selama semalaman suntuk itu tidak akan menjadi sesuatu yang membosankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO
Teen FictionDia Zero. Sosok spesial yang akan hadir setelah kematian seseorang. [On Going]