"Jadi lo ga tau di mana Al?" Tanya Arya pada Deon yang hanya dibalas gelengan lemah pemuda itu.
Bukan tanpa sebab Arya menanyakan keberadaan Aldrean, awalnya dia takut Aldrean sedang menyendiri disuatu tempat dan menangis sendirian di sana.
Biasanya itu yang sering pemuda itu lakukan jika terjadi sesuatu yang buruk pada teman-temannya. Aldrean akan menjadi orang yang paling merasa bersalah padahal itu bukan salahnya.
Semua itu adalah dampak psikologis yang ditinggalkan setelah kematian kedua orang tuanya.
Karena itulah, biasanya Aldrean selalu yang paling peduli pada keselamatan teman-temannya.
Semua orang yang mengenal Aldrean pasti akan mengetahui fakta itu dan karena itulah mereka selalu berusaha menjaga diri mereka sendiri agar tidak terluka terutama memastikan Aldrean baik-baik saja.
Bagaimana pun Aldrean bagi mereka itu seseorang yang berharga.
"Udahlah, lebih baik dia ga tau keadaan Bisma." Ujar Arya. Dia takut Aldrean akan menyalahkan dirinya sendiri dan membuat mentalnya terguncang jika pemuda itu tahu. Dia sangat mengenal Aldrean.
Tapi, mendengar saat ini Aldrean juga tidak ada kabar itu membuat Arya cemas. Kepalanya sudah berdenyut-denyut sakit karena sejak semalam dia belum tidur, kabar kecelakaan Bisma membuatnya tidak bisa melakukannya. Sekarang ditambah Aldrean yang tidak ada kabar.
"Lo udah datangin kost annya?" Tanya Arya lagi.
Deon mengangguk. Hari ini dia bahkan sengaja membolos sekolah hanya untuk mencari keberadaan Aldrean tapi dia tidak menemukan petunjuk apa pun.
Saat menanyai Haris karena pria itu yang Deon tugaskan untuk menjaga Aldrean di apartement, Haris mengatakan jika semalam Aldrean hanya mengatakan ingin kembali ke kost annya.
Mengenai Aldrean yang membawa motornya, Deon bahkan tidak mempermasalahkan itu sama sekali. Yang Deon khawatirkan hanyalah keadaan pemuda itu yang saat ini entah ada di mana.
Ditambah kondisi Bisma, Edwin yang belum kembali, Deon benar-benar frustrasi.
Arya yang melihat Deon diam bisa melihat pemuda itu tampak murung dibalik wajah datarnya. Dia pun menepuk bahu Deon. "Lo tenang aja Al pasti baik-baik aja. Gue bakal minta tolong temen-temen gue buat bantu nyari juga."
"Thanks, Bang." Deon diam sebentar sebelum kembali bertanya. "Bisma?"
Hanya satu nama itu yang Deon keluarkan tapi Arya yang sudah terbiasa dengan sifat salah satu teman adiknya itu langsung paham. "Dia juga bakal baik-baik aja." Dia yakin itu.
Bisma bukanlah anak yang lemah, Arya yakin adiknya bisa segera sadar kembali.
Melihat Deon yang malah menunduk setelah mendengar jawabannya, Arya hanya bisa menepuk bahu pemuda itu sekali lagi. Kemudian, dia pergi meninggalkan Deon yang bergeming di tempatnya.
Hah, sial!
Padahal Arya semula berniat mencari udara segar untuk menenangkan pikirannya tapi sekarang pikirannya malah bertambah semakin tidak tenang.
___
"Gimana Mas?" Hana bertanya dengan penuh harap pada sang suami.
"Anaknya Cakra baru saja kecelakaan sayang." Jelas Bayu. Dia baru saja menutup sambungan telepon yang dia lakukan pada temannya-- Cakra. Niatnya dia ingin menanyakan keberadaan Aldrean pada pria itu karena dia tahu hubungan Aldrean dan keluarga Bagaskara sangat baik, bukan tidak mungkin mereka mengetahui keberadaan Aldrean. Sayangnya, justru kabar buruk yang dia dengar.
"Ya ampun... apa yang terjadi? Bagaimana keadaan Bisma sekarang Mas?" Hana tidak bisa menahan keterkejutannya. Dia sangat mengenal Bisma, anak itu adalah teman Aldrean. Dia tidak percaya anak baik itu saat ini tengah terkena cobaan. "Lalu, apa Aldrean bersama mereka?" Tanya Hana lagi. Mendengar jika Bisma kecelakaan mau tidak mau membuat Hana semakin mencemaskan keadaan keponakan satu-satunya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/345633113-288-k260736.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO
Teen FictionDia Zero. Sosok spesial yang akan hadir setelah kematian seseorang. [On Going]