Bagian 45 ( Season 2)

3.4K 430 12
                                    

"Dari mana?"

Saat menoleh, Aldrean tersenyum begitu mendapati kehadiran Kei di depannya. Pantas saja sebelumnya dia merasa seperti ada orang yang memperhatikannya saat dia mengobrol dengan Deon sebentar.

"Kak," suara Aldrean lembut dan tidak tahu karena alasan apa dia telah merentangkan kedua tangannya. Akibat perasaannya yang kacau, rasanya dia benar-benar butuh sebuah pelukan.

Kei yang walau tidak tahu apa saja yang sudah terjadi hanya menghela napas saat sadar Aldrean tidak menjawab pertanyaannya, tapi pemuda yang sudah melewati kepala dua itu tetap melangkah mendekat dan meraih rentangan Aldrean, membawanya ke dalam sebuah pelukan.

Sebenarnya Kei merupakan orang yang tidak terlalu suka terhadap skinship tapi untuk anak di depannya itu, Kei akan buat pengecualian.

"Kenapa? Apa hal buruk terjadi selama kita tidak bertemu?"

"Kak, kakak pasti sudah mendengarnya dari Papa."

Kei cukup terkejut saat mendengar Aldrean menyebut Louis dengan panggilan 'Papa' dengan fasih, padahal saat mereka tinggal bersama Aldrean selalu canggung saat melakukannya dan hampir selalu menghindar untuk menyebut 'Papa'.

"Kamu sudah menerima Papa, hm?"

"Aku tidak pernah tidak menerima Papa. Justru Papa yang tidak menerimaku." Dalam pelukan Kei yang hangat, perasaan Aldrean rasanya menjadi lebih baik. "Jadi, bagaimana?"

"Bagaimana apanya?" Kei berpura-pura tidak mengerti.

Menyudahi pelukannya, Aldrean akhirnya bisa menatap Kei tepat ke mata walau pun dia perlu sedikit mendongak untuk melakukannya. "Aku bukan Aldrean."

"Lalu?"

"Aku-- aku merebut tubuh ini..." Aldrean tidak tahu harus mengatakan apa lagi saat tenggorokannya tiba-tiba tercekat. Matanya memanas, dia ingin menangis rasanya.

Dia tahu Kei telah mengetahui kebenarannya.

Dia tiba-tiba menjadi takut Kei juga akan menolaknya.

Ketakutan karena penolakan berkali-kali itu nyatanya telah berubah menjadi ketakutan besar yang bahkan tidak dia sadari.

"Aku bukan Aldrean. Aku bukan dia. Aldrean nyatanya sudah mati dan di sini aku hanya meminjam raganya, berpura-pura sebagai dia, bertingkah tidak tahu malu dengan menerima kebaikan orang-orang yang harusnya untuk pemilik tubuh ini. Aku-- aku..."

"Hey!" Tidak tahan melihat Aldrean yang tiba-tiba kacau, Kei langsung membawa Aldrean kembali ke dalam pelukannya. "Bukan salahmu, oke? Semua itu bukan salahmu dan kamu pantas menerimanya, Al."

"Ah maksudku Zero." Kei buru-buru meralat nama yamg dia sebutkan. Bisa Kei rasakan tubuh kecil dalam pelukannya tersentak pelan, seolah terkejut.

Mendengar seseorang akhirnya memanggilnya dengan nama yang dia inginkan, Zero, dia merasa sangat terkejut. Dia juga tidak bisa menampik perasaan bahagia yang dia rasakan setelah sekian lama ada orang lain yang mengetahui nama aslinya.

Hati dan perasaannya kembali menghangat.

Ketakutan bahwa Kei akan menolaknya hilang tanpa sisa.

"Semua kebaikan yang kamu dapatkan itu, kamu memang pantas menerimanya, Zero."

Masih dalam dekapan Kei, senyuman tulus seorang Zero yang sulit untuk ditemukan akhirnya muncul di wajah Aldrean.

"Siapa pun kamu, kamu adalah adikku. Jangan takut aku tidak menerimamu."

"Terima kasih, Kak. Terima kasih sudah mau memanggil namaku... ugh--"

Tubuh Aldrean yang tiba-tiba meluruh dengan lemas tentu sangat mengejutkan Kei, beruntung Kei memiliki tenaga yang lebih dari cukup untuk menahan tubuh yang lebih kecil dari tubuhnya itu.

ZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang