Bagian 5

8.5K 783 4
                                    

Aldrean mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Dia bahkan tidak peduli lagi jalur mana yang dia pilih karena yang terpenting saat ini baginya adalah menghindari kejaran orang-orang di belakangnya.

Mereka tidak mau menyerah. Melewati kaca spion Aldrean bisa melihat jika dua motor di belakang itu terus menerus berusaha menyalip motornya.

Sebelumnya, Aldrean nyaris terjatuh karena motornya menerima tendangan dari mereka, beruntung Aldrean berhasil melewatinya dengan selamat.

Ingatkan dia untuk meminta maaf pada Deon setelah ini berakhir.

"WOI BERHENTI LO!"

"GUE BILANG BERHENTI!"

Mengabaikan teriakan-teriakan itu, Aldrean tidak memiliki pilihan lain selain terus menaikan kecepatannya.

Dia tidak boleh sampai terkejar atau dia akan berakhir babak belur.

___

Beberapa menit yang lalu.

"Hah... hahh... hahh..." napas Aldrean memburu, helm yang dipakainya membuat jalur pernapasannya menjadi terhalang dan tak bebas. Dia mulai merasa sesak. Tenaganya pun hampir habis terkuras.

Ada beberapa sensasi perih di punggung dan kedua tangannya, tampaknya beberapa goresan pisau tak hanya merusak jaketnya tapi juga berhasil melukai kulitnya.

Kenyataannya menghadapi empat orang pria dewasa berbadan besar benar-benar tidak sebanding dengan tubuh kurusnya saat ini. Aldrean telah kelelahan dan dia bahkan belum bisa mengalahkan satu orang pun.

Posisinya saat ini lagi-lagi dia terkepung.

"Gimana? Udah capek?"

"Atau, masih mau lanjut?"

"Kata kita mah mending lo nyerah aja deh, kita bakal kasih kematian yang cepet sebagai balasannya, gimana?"

Gila. Walau pun dia ingin mati tapi bukan ditangan mereka. Bisa-bisa dia masuk neraka jika mati ditangan orang-orang jahat seperti mereka, yang pekerjaannya merampas barang orang lain.

Aldrean kemudian menajamkan matanya.

Awalnya dia tidak ingin melakukan ini tapi dia tidak memiliki pilihan lain.

"Nyerah ga lo?"

"Kalo lama mikir nanti--"

Brrrmmm.

Gerungan keras itu menghentikan suara pria satu yang masih berbicara, dia terkejut saat melihat ban besar motor seperti berada tepat di depan wajahnya. Refleks dia melangkah ke samping guna menghindar.

Aldrean yang pada dasarnya melakukan jumping tak menyia-nyiakan kesempatannya.

Setelah menormalkan kembali posisi motornya, Aldrean langsung menancap gas meninggalkan tempat itu.

Melihat mangsa mereka berhasil melarikan diri keempat preman itu pun dengan marah berusaha mengejarnya.

"Kejar!"

"Jangan sampai lolos!"

...

Kembali pada saat ini, Aldrean masih mempertahankan kecepatannya. Jalanan sepi yang dia lalui perlahan mulai berubah menjadi keramaian suasana malam.

Aldrean mengabaikan apa pun yang ada di depannya dan fokus mempertahankan laju kendaraannya.

Wuusss.

Angin ikut berhembus mengikuti kecepatannya.

Semua orang yang menyaksikan bagaimana cepatnya kendaraan roda dua itu melaju di depan mereka langsung terpaku karena kagum.

Sorakan seperti 'woah!', 'wow!', 'keren!' kemudian terdengar saling bersahutan seiring mulai menjauhnya Aldrean dari tempat itu.

ZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang