Bagian 54 (Season 2)

1.1K 235 20
                                    

PRANGG!

Guci mahal di ruang kerjanya menjadi pelampiasan Alan setelah pria itu mengakhiri panggilan teleponnya. Ponsel mahalnya bahkan kemudian dia banting begitu saja.

"Tidak becus!"

Rencananya gagal total. Dan, itu semua gara-gara mereka yang tidak bisa bekerja dengan baik padahal Alan sudah membayar mereka mahal-mahal.

Emosi akibat kemarahan yang memuncak membuat wajah Alan memerah dan urat-urat dilehernya terlihat.

Wajah yang biasa terlihat tampan dan berwibawa itu untuk kali ini terlihat begitu menyeramkan dengan sorot tatapannya yang tajam.

___

Aldrean berjalan keluar dari rumah sakit. Perasaannya mudah berubah, perasaan kesal yang sebelumnya dia rasakan pun telah hilang. Berjalan dengan tatapan santai, Aldrean tidak yakin ingin ke mana tujuannya, dia hanya membiarkan ke mana saja kakinya melangkah.

Selama berjalan tanpa tujuan itu Aldrean teringat kembali dengan percakapannya dengan Louis sebelum pria itu meninggalkan rumah sakit.

Louis tidak menjawab saat ditanya apa pria itu telah menerimanya atau tidak tapi, pria itu malah memintanya untuk kembali ke rumahnya.

"Setelah keluar dari rumah sakit, jangan kembali ke kost an kecil itu. Pulanglah ke rumah!"

Itulah yang Louis katakan saat itu.

Aldrean tidak punya rumah jadi tentu saja rumah yang dimaksud rumah oleh Louis adalah rumah milik pria itu.

"Aku adalah Papa Aldrean tapi karena kamu menggunakan tubuhnya, itu berarti aku Papamu juga."

Louis juga mengatakan kalimat itu.

Dulu, rasanya biasa-biasa aja hidup jadi orang lain, kenapa sekarang gue kayak gini?

Apa karena gue bener-bener udah bosen ya?

Gue capek?

Sampe kapan gue kayak gini? Hidup ngga mati juga ga bisa.

Tatapan itu berpendar melirik sekitar. Tidak disadari langkah tanpa tujuannya benar-benar membawanya jauh dari area rumah sakit.

Itu gawat.

Dia seharusnya tidak bepergian sendiri. Dia tidak tahu di mana dirinya saat ini.

___

Di tengah kebingungannya, Aldrean yang menemukan sebuah taman yang cukup asri, banyak pepohonan dan taman bunga berwarna-warni yang indah, memilih untuk menemukan tempat untuk dirinya sendiri.

Taman besar itu tidak sepi dan justru cukup ramai jadi, Aldrean membawa langkahnya ke tempat yang tidak ada siapa pun, Aldrean menemukan sebuah pohon besar dan akhirnya duduk dibawahnya.

Sangat nyaman.

Udara yang segar dan angin yang bertiup lembut membuat Aldrean memejamkan matanya.

Sekitar sepuluh menit kemudian pria berpakaian serba hitam datang menghampiri Aldrean. Keringat tampak membasahi sekitar wajah dan leher pria itu, napasnya memburu saat pria itu mengambil napas.

Aldrean membuka matanya, menatap pria berpakaian serba hitam yang baru datang dengan tanda tanya.

Pria berpakaian serba hitam itu, walau tidak terlalu yakin tapi Aldrean rasa dia mengenalnya sebagai seseorang yang menjaga pintu kamarnya di rumah sakit.

Aldrean tidak perlu tahu apa yang membuat pria itu terlihat seperti baru saja dikejar hantu, Aldrean cukup senang karena seseorang berhasil menemukannya sebelum dia menggelandang seharian.

ZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang