Bagian 59 ( Season 2)

831 192 21
                                    

Berkat postingan di grup sekolah bukan hanya kelas sepuluh yang mengetahui foto-foto Aldrean tapi, hampir semua angkatan dan bahkan guru-guru di sekolah.

Sarah kebetulan salah satu guru yang menjadi perwakilan yang datang ke Monrou. Tersebarnya foto-foto Aldrean di grup sekolah memancing keramaian terutama bagi orang-orang yang sejak awal sudah tidak menyukai kehadiran Aldrean di sekolah. Saat ini Sarah dibuat pusing karena banyak anak yang mengeluh padanya mengenai foto-foto Aldrean itu.

"Mrs. Sarah, walau pun Tuan muda Edwin melindunginya tapi perbuatan Aldrean memang keterlaluan, sebagai guru kita harus bisa tegas dan menegurnya." Deni, salah satu guru yang juga menjadi perwakilan di Monrou berbicara.

Sarah hanya bisa tersenyum sampai dia merasa giginya terasa kering. Itu mudah dikatakan tapi masalahnya, jika mereka salah dalam memberikan teguran kemungkinan besar pekerjaan mereka yang akan melayang.

Semua guru dan bahkan bisa dikatakan semua staf di YHS, tidak ada yang bisa menentang Tuan muda Atmaja kecuali, mereka juga memiliki dukungan keluarga besar lain di belakang mereka.

Juga, semua orang di sekolah juga tahu betapa Edwin-- Tuan muda Atmaja itu sangat menghargai sahabatnya Aldrean.

Jika saat ini mereka sebagai guru honorer kecil berusaha menegur Aldrean dan ternyata teguran mereka berhasil mengusik Tuan muda Atmaja maka, habislah.

Sarah masih muda, dia baru berusia 28 tahun tahun ini, dia juga belum menikah dan dia masih menginginkan karir gurunya di masa depan untuk menjadi cemerlang.

Jika bisa Sarah benar-benar tidak ingin terlibat.

"Mr. Deni bagaimana anda ingin menegurnya? Saya rasa kita perlu menanyakan kebenaran foto itu pada Aldrean, bukankah begitu?"

"Mrs. Sarah, anak-anak jelas mengatakan jika Aldrean sendiri mengakui jika foto itu asli. Hubungan semacam itu terlalu menjijikan dan jika sampai foto-foto itu terekspos keluar, bagaimana dengan nama baik sekolah kita?"

"Sekolah kita kepala lo!" Sarah hanya bisa memaki, bergumam kecil dengan senyum yang dipaksakan di wajahnya. Jelas-jelas mereka hanya pekerja kecil di tempat itu dan pemiliknya adalah seseorang yang tidak bisa mereka singgung.

Bisa-bisanya rekan kerjanya itu ingin menyinggung Bos mereka.

Untung saja Deni tidak memiliki pendengaran yang bagus.

Tidak menyadari isi pikiran lawan bicaranya Deni terus berkata tentang rencananya yang akan menegur Aldrean dan bahkan akan memberikan hukuman jika Aldrean tidak mau mendengarkan.

"Tidak, tunggu Mr. Deni, saya pikir menemukan si pemosting dan memintanya untuk menghapus postingan adalah yang utama kan?"

"Tidak perlu Mrs. Sarah itu bukan urusan kita." Dengan senyum percaya dirinya Deni tersenyum. "Yang utama adalah ayo kita temui Aldrean."

"Haha." Sarah tertawa canggung dan wanita itu mengumpat gila dalam pikirannya.

Sungguh nasib buruk karena dia harus bersama dengan rekan kerja yang otaknya tidak lengkap.

"Tunggu Mr. Deni, saya pikir--"

"Ayo Mrs. Sarah kita temui Aldrean." Lagi, Deni tersenyum setelah memotong kalimat Sarah.

Deni dengan percaya diri melangkah meninggalkan Sarah yang membatu dikursinya.

Wajah Sarah tidak baik, warna hijau bercampur merah, perasaan wanita itu campur aduk dan sebelum Deni melangkah lebih jauh...

"TUNGGU!!!"

Sarah berteriak sekencang-kencangnya.

___

ZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang