Bagian 30

5.8K 635 21
                                    

"Al!" Edwin memanggilnya dari belakang.

Aldrean sontak melepaskan diri dari rangkulan orang yang menolongnya dan belum Aldrean berkata terima kasih atau apa pun, orang itu telah pergi lebih dulu. Aldrean hanya menatap kepergiannya dengan bingung.

Ada perasaan yang tidak bisa Aldrean jelaskan yang dia rasakan saat mata mereka bertemu, perasaan seperti ingin dekat yang menurutnya tidak wajar. Bagaimana bisa dia merasa ingin dekat dan merasa nyaman dengan orang asing yang pertama kalinya dia temui?

Aldrean bahkan bisa merasakan detakan jantungnya yang berdebar seperti bersemangat.

Gue kenapa? Aldrean menyentuh tempat di mana jantungnya berada.

"Kenapa? Dada lo kenapa? Sakit? Sesek?" Edwin yang sudah sampai di dekat Aldrean langsung melemparinya dengan berbagai pertanyaan.

Aldrean menggeleng. Melemaskan tangannya, dia mencoba menarik napas panjang. Dadanya menjadi benar-benar sesak karena perasaan aneh yang sulit dijelaskan. "Lo tau siapa cowok tadi?" Tanyanya.

"Siapa?" Edwin mengernyit. Saat melihat pada bayangan seseorang yang telah menghilang dari kejauhan. Punggung tegap yang dia lihat merangkul Aldrean sebelumnya memang tidak asing. Terutama rambut cokelat ikal yang sangat identik dengan orang itu. Melihat Aldrean yang tampak menunggu jawaban darinya, Edwin menjawab dengan suara yang tidak enak didengar. "Adam."

Edwin tidak suka memberitahu nama orang lain pada Aldrean. Lagi pula kenapa Aldrean tampak tertarik untuk mengetahui orang itu? Edwin tidak rela.

"Adam..." Aldrean bergumam pelan. Dia merasa dirinya sendiri sangat aneh. Bagaimana bisa dia merasa begitu familiar dengan orang yang tidak dia kenal sama sekali.

Sementara itu Edwin yang mendengar Aldrean menggumamkan nama orang lain memiliki ekspresi tidak suka yang sangat jelas diwajahnya. "Kenapa lo nanyain dia?" Ketusnya.

"Dia kelas dua belas kan?" Aldrean yakin melihat dasi berwarna hitam yang dipakai Adam.

"Hm." Edwin tetap menanggapi walau dengan nada malasnya.

Aldrean menatap Edwin, matanya berkedip dengan polos. "Kenapa gue ga tau dia sebelumnya?"

"Karena--" Edwin menghentikan kata-katanya. Dia menutup mulutnya kembali dan tangannya bergerak untuk menarik tangan Aldrean agar mengikutinya. "Ayo pulang! Gue ga mau dimarahin Tuan Kei karena bawa lo pulang terlambat."

Aldrean yang ditarik hanya pasrah saja. Walau pun sebenarnya dia ingin mengatakan jika mereka sudah sangat terlambat. Edwin sepertinya tidak mengingat waktu, Aldrean hanya berharap Edwin tidak menggunakannya yang tidur terlalu lama di UKS sebagai alasan untuk kepulangan mereka yang terlambat, walau pun itu benar tapi, intinya itu adalah salah Edwin karena tidak membangunkannya.

Dalam langkah keduanya, Edwin diam-diam melirik Aldrean yang hanya pasrah mengikuti langkahnya.

Adam adalah sosok yang populer di YSH, selain karena paduan parasnya yang sempurna, nama Keluarga Wijaya yang tersemat di belakang namanya juga membuat orang-orang menjadi lebih sungkan dengannya. Adam berteman dekat dengan Kris dan Juan, ketiganya merupakan most wanted dari kelas dua belas dan idola di YSH.

Tentu saja ada alasan kenapa Aldrean tidak mengenal sosok sepopuler Adam. Edwin adalah salah satunya.

Sebagai teman, Edwin merupakan sosok yang cukup posesif. Edwin tidak akan membiarkan Aldrean bergaul dengan orang-orang yang berkemungkinan bisa membuat pemuda itu dalam bahaya.

___

Aldrean bisa melihat pemandangan sekolah yang untuk pertama kalinya dia lihat.

Gedung besar dengan tulisan Yudika High School terpampang jelas di atasnya.

ZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang