Fabian tertegun sambil memandangi akuarium berbentuk bola bening bundar berisikan dua ekor ikan koki berwarna hitam dan oranye.
Bukan kedua ikan itu yang ada di pikirannya, tentu saja. Perihal hubungannya dengan Jesara yang semakin hari semakin jauh karena perempuan itu memiliki kekasih lain sebagai pelariannya dan bagaimana dia mengakhiri status hubungan tidak jelas ini.
Sudah empat tahun belakangan ini Fabian menegaskan pada Jesara mengenai keinginannya untuk menjadikan perempuan itu satu-satunya. Hanya saja sikapnya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda dia mencintai gadis itu.
Sepertinya Fabian adalah penganut gadis butuh kepastian bukan hanya tindakan, masalahnya adalah pria ini hanya memberi kepastian tanpa tindakan dan status yang jelas. Dia memang belum mengatakan pada siapa-siapa bahwa dia sudah melamar Jesara. Kecuali pada Kay tentu saja.
Beberapa kali Fabian mengernyitkan keningnya ketika ingatannya melayang pada perkataan Jesara beberapa hari lalu mengenai waktu untuk berkencan dengan pria lain.
"Yah, kalau sudah seperti ini harus ada rencana cadangan kan?" Gumamnya sendiri
Jesara akan sangat sulit ditebak ketika hatinya mendua atau ketika emosinya meledak. Dan Fabian yakin akan ada saat dimana perempuan itu akhirnya meninggalkannya.
"Kalau kamu punya pelarian, aku juga bisa punya simpanan Jesara..."
Fabian mengambil cangkir kopinya, menyesap sebentar lalu kembali meletakkannya sambil sesekali menyentuh pelan pinggiran cangkirnya
"Kay..."
"Yes, buddy"
Fabian menghela nafas, "I got what you asked"
"Pasti si singa gak mau pulang, kan? Thanks by the way"
Dan Fabian mendengar kekehan dari sahabatnya, "Your brother, mirip ya sama lo. He's a good player. Tapi dia lebih nakal dari lo kayaknya"
"Emang. Kemarin-kemarin habis hamilin anak orang terus gak tau deh dibuang kemana itu cewe"
"Jaga tuh mulut, kualat tau rasa" Fabian berdehem kemudian meletakkan handphonenya dalam mode speaker, "Sepupu lo juga sama aja. Kayaknya dia gak ada niatan mau serius sama gue"
Sahabatnya tertawa pelan sampai akhirnya menyadari kalau Fabian sama sekali tidak menambahkan penjelasan atas kisah cinta tragisnya selama di London, "Sex with her kalo gitu"
"Lo tau gue bukan cowok kayak gitu. Tolong bedain kelakuan gue sama lo dan Dias" Fabian terdengar agak tersinggung dengan ucapan Kay
"Dude, Jesara tuh liar. Udah berapa cowok coba yang dirasain sama dia? Nah, lo? Cicip dikitlah kayak gak pernah aja. Lagian gue yakin selama ini you play safe. Ngaku aja anjir, lo main sama siapa sih?"
Fabian menelan ludah
"No offense, but we knew you Bi. Lo selalu tertutup dan main aman. Lo mainnya sama anak kuliahan kan? Tau gue. So proud of my self. Karena gue punya rahasia lo"
"Gue bosen sama anak kuliahan"
"Gue udah tau kalo lo tuh bejat dari dulu. Lo mau ganti tante-tante sekarang? Bisa ngamuk tuh nyokap lo"
"Udahlah, sesama partner neraka, walaupun lo kayaknya lebih dalem levelnya dari gue, tapi kita gak boleh saling menghina"
Kay mendengus pada akhirnya dan tertawa hambar sebagai bentuk sukarela atas humor Fabian yang semakin tidak lucu, "Buddy. Bikin bunting aja sepupu gue, nikahnya makin cepet deh kalo kayak gitu"
"Gue gak ngerti lo makan apaan sampe mulut lo selicin itu. Tapi boleh dicoba. Anyway, soal perusahaan Lusson. Lo sama adik lo kenapa sih? He said lo jangan mati dulu sebelum dia mati"
Kay terbahak mendengar ucapan Fabian mengenai adik tirinya itu. "Emang gitu dia. Galak tapi kangen banget sama gue. Nyokapnya meninggal udah tiga tahun, itu loh istri sahnya bokap..."
"Dan lo dengan santainya ngomong ginian ke gue. Gue lagi gak buka sesi konsul"
"Elah gue ini yang bayar roamingnya. Cepet atau lambat juga semua orang bakal tau kalo selama ini nyokap gue bukan istri sahnya bokap. Lo tau kan lah ya masalahnya dimana. Makanya si singa masih suka ngamuk kalo dibawa-bawa ke Delano"
"Dia juga gak pake nama Delano, sih. What's wrong with you guys? Kalian sama brengseknya kalo gue boleh komentar"
Kay terdiam sesaat, baru saja Fabian memujinya mirip dengan adiknya? Sebuah keajaiban karena selama ini Kay tidak pernah mendapati kemiripan pada lelaki yang lebih muda 2 tahun darinya itu.
"Dari cara bisnisnya juga, kalian sama aja"
"Well, kalo kayak gitu menurut gue lo harus hati-hati"
"I'm well prepared"
Kay mendengus, "Kalo menurut lo dia sebegitunya mirip sama gue, berarti urusan cewe, dia sama gue satu tipelah. Lo mending cek Jesara sama Leon"
Fabian terkekeh, "Euh, what? Kenapa?"
"Karena Leon biasanya tidur sama partner bisnisnya"
Lima detik kemudian, Fabian habiskan dengan menatap tajam akuarium di dekatnya sambil mengingat perusahaan tempat Jesara mengerjakan kerja sama dan desainnya serta kata-kata perempuan itu yang mengatakan dia memiliki kekasih disana.
"Kayaknya udah telat ya?"
"Shit, kenapa gue baru nyadar sekarang?"
"Berarti duo sinting itu udah tidur bareng dong. Poor you my buddy"
"Berisik lo sinting. Thank you by the way"
"Buat?"
"Buat ngingetin gue soal kelakuan busuk lo yang mirip sama sodara lo. Lo tau gak kalo sekarang Jesara pacaran sama Leon?"
Kay tidak menjawab sama sekali. "Wait. Did he know Jesara related to Phillos or me? Karena kalo iya udah jelas niatnya Leon kebaca banget"
"No, man. Ini beneran main-main doang. Tapi Jesara yang gue takutin kalo dia tau itu adik tiri lo..."
"Bener juga lo. Bisa gak waras dia tau macarin adek gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortuity
ChickLit5 deadly sins of relationship Level 4: Cheating Mature content 18 + Mengandung unsur ena-ena #ygtautauaja Casts: ...