/54/

1.4K 124 9
                                    

Ketika akhirnya Leon mencoba untuk membuka hatinya kepada sang istri, hari ini dia kembali mengunjungi makam ibunya dan menceritakan bagaimana hidupnya berubah menjadi seorang kepala rumah tangga dibanding menjadi leader sebuah grup band.

Leon meninggalkan makam itu dengan diam dan kembali menuju ke restaurant langganannya untuk memenuhi janjinya dengan David dan sekertaris pria itu.

"We meet again..." sapa Leon ramah ketika mendapati Elle yang duduk di belakang David dan asisten lain yang membuat Leon merinding ketika tersenyum kepadanya

"Kalian kenal?" Tanya David

"Nope. Waktu itu aku lihat dia duduk di cafe sendirian..."

David mengangguk kemudian menyerahkan lembaran proposal pada Leon, "Laporan yang kamu minta, dan laporan lain..."

"Thank you, man..." Matanya kemudian melirik Elle yang tampak gelisah, "Asisten kamu kenapa?"

David tidak menggubris pertanyaan itu karena dirinya sedang menggenggam samrtphonenya, "I don't have time to watch them... Kamu tanda tangani atau kamu pelajari dulu?"

"Oh, you can leave. Kalau kamu merasa kamu sibuk. You have your time, Mr. Iris" ucap Leon dengan ramah lalu tersenyum kepada Elle dan Caesar

David menoleh dan memanggil Elle, "Elle kamu jelaskan ke Pak Leon, saya ada telpon penting..."

David meninggalkan ketiga orang itu kemudian, menjauhkan dirinya dari ruangan pertemuan mereka dan membuat Elle merasa canggung dengan Leon yang memandanginya.

"Saya yakin kita pernah bertemu, kamu dan saya..." kata Leon berkata kepada Elle dan menaikkan satu sudut bibirnya. Tidak banyak yang diperhatikan Leon selain wanita di depannya ini memiliki postur tubuh yang sama dengan seseorang yang pernah dilihatnya

Di hari pernikahan Fabian, Leon datang karena Jesara memintanya untuk datang kesana. Sekedar memberikan rasa hormat karena Fabian datang ke pernikahan mereka, maka Leon menerimanya dan membatalkan janjinya pada hari itu.

Bukan tanpa alasan, Leon sibuk memainkan gelas cocktailnya saat itu. Jelas sekali, Fabian melayangkan tatapannya pada Leon ketika laki-laki itu berjalan melalui karpet yang terbentang ditengah-tengah kebun.

Bahkan ketika mempelai wanita melakukan hal yang sama. Leon yakin mengenal wanita itu dan kini duduk di hadapannya,

"Saya pikir Fabian adalah laki-laki posesif yang menginginkan istrinya tetap di rumah karena seorang miliyuner seperti Fabian bahkan bisa membeli perusahaan tempat kamu bekerja, Elle..."

Elle tersentak. Ditatapinya Leon dengan mata membulat dan bibir yang terbuka. "Maksud anda?"

"Benar sekali, Mr. Lusson. Mengingat sifat pak Fabian, sudah pasti yang disebelah saya ini bukan istrinya..." sahut Caesar dengan tegas, tentu saja dia tidak menginginkan kesalah pahaman terjadi disini

"Masa?" Leon tersenyum kemudian ke arah Elle dan meninggalkan catatan kecil pada Elle, "Saya tahu ada yang salah waktu saya lihat kalian"

...

"Ini bukan pertama kali kamu cari masalah sama aku, Bi..." kata Jesara pelan ketika melihat Fabian menjenguknya sore ini

Fabian menganggukkan kepalanya, "Aku yakin Leon aware sama sesuatu akhir-akhir ini, dan kamu... Kamu yang jadi orang bodoh sekarang, Yara"

"Maksud kamu?" Masih dengan nada yang sama, Jesara tidak ingin memulai apapun dengan Fabian ketika akhirnya beberapa hari ini pernikahannya berjalan baik dengan Leon, "We're doing fine. Kamu dan keluarga kamu juga kan baik-baik aja..."

"Anggep aja gitu. Tapi aku sadar aku salah melepas kamu sama Leon dan kamu bilang aku boleh menunggu kamu..."

"Menunggu? Menikah sama wanita lain kamu bilang menunggu?"

Fabian menghela nafas lalu mendekati ranjang Jesara dan menyentuh wajah perempuan itu, "Kapan kamu mau bercerai sama Leon?"

Jesara memandang dengan tidak percaya, "Kamu? Kapan cerai sama istri kamu?"

Fabian menaikkan satu sudut bibirnya lalu mengecup puncak kepala Jesara dengan lembut dan menatap perempuan itu, "Kita masih menginginkan satu sama lain kan?"

"Aku masih marah sama kamu, Fabian. All of those things you did to make me jealous, just to make me looking at you like an idiot... Aku marah..."

"Bagus karena itu artinya kamu masih mencintai aku, Yara..." lalu laki-laki itu mengusap ibu jarinya ke bibir miliknya, "See you, sampai kamu gak marah lagi sama aku..."

Jesara dengan sekuat tenaganya menarik lengan laki-laki itu sampai Fabian menatapnya dengan bingung. "Give me a kiss..."

Fabian hanya menyunggingkan senyumnya ketika melihat Jesara yang sudah menatap bibirnya dengan memohon

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang