/20/

2.3K 158 8
                                    

"Elle dan Caesar. Mereka asisten gue. Thanks for coming anyway, Bi"

Fabian mengangguk dan kemudian menatap Caesar dan Elle bergantian. David sedang tidak ingin banyak bicara sekarang. Sepertinya ada yang membuat laki-laki itu gusar dan Fabian cukup mengerti kalau David masih pusing dengan keadaan keluarganya

"So, yeah nanti gue kabarin kalo misalnya..."

David memotong ucapan Fabian dengan memanggil Elle, "Ini Elle, biar dia aja yang urus. Sorry, Bi. Gue gak bisa, disaat kayak gini gue..."

"Take your time buddy. Elle saya akan bicara dengan kamu..."

Caesar sepertinya sudah akan memekik kegirangan sampai akhirnya Elle mencubit lelaki setengah matang itu, membuat Caesar meringis karenanya

David memanggil Caesar untuk tetap tinggal di ruangannya dan membiarkan Elle juga Fabian untuk berbicara diluar kantornya.

"Jadi, saya masih tetap ingin mengenal kamu..."

Elle menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Fabian yang tiba-tiba saja berdiri memandangnya dengan kedua tangan di saku celananya, "Maksud bapak?"

"Untuk urusan ini, David benar-benar memilih orang-orang yang dia percaya. Kamu tau, kan? Adiknya baru saja meninggal?"

Elle yang tidak menangkap maksud dari ucapan Fabian hanya mengerutkan dahinya dan menjawab dengan pertanyaan kembali, "Jadi maksudnya adalah?"

Fabian memajukan dirinya sebanyak dua langkah panjang menuju Elle sampai Elle mengambil langkah mundur mengindarinya, "Saya mau mengenal kamu karena peoject ini cukup rahasia, Elle. Saya penasaran kenapa Hellena Audrey yang dipercaya David buat memegang project ini instead of his ex-fiancée"

"Amm.. Hm..." Elle memegangi folder di tangannya seolah-olah menyembunyikan debaran jantungnya yang tidak karuan karena ucapan Fabian terdengar lebih berbeda daripada apa yang disampaikan, "Kita bisa meeting..."

"Fine. Kamu sepertinya paham maksud saya kalau saya tertarik sama kamu..."

"Eh?! Apa?!" Elle membekap mulutnya sendiri lalu melirik ke sekelilingnya berharap tidak ada satupun yang mendengar ucapan Fabian

"Diantara semua perempuan yang 'interest' sama saya, kamu satu-satunya yang tidak berminat mengumbar publik kalau saya 'milik' kamu" kembali Fabian menjelaskan dengan tenang tanpa terganggu sedikitpun dengan raut wajah bingung Elle

Elle menghela nafas dan mencoba menjelaskan kepada Fabian, "Pak. Saya mungkin terlihat tertarik dengan bapak. Iya, jelas saja. Bapak punya karisma yang sulit ditolak wanita. Tapi..."

Fabian menunggu sambil menaikkan satu alisnya, "Jadi kamu play hard to get"

"What? Uhm, bukan Pak Fabian..."

"Lalu?"

"Saya cuma suka melihat wajah bapak, tidak lebih. Because i see you often on infotainment. Jadi saya pikir, oh ternyata aslinya jauh lebih tampan" dan kenapa Elle justru menjelaskan hal semacam itu juga membuat dirinya sendiri tidak habis pikir, "Maksud saya, saya hanya menyukai bapak sebatas itu..."

Laki-laki itu mengangguk dan terlihat cukup menerima penjelasan Elle, "Kenapa kamu tidak mencoba saya dulu?"

Saat ini, Elle mulai meragukan jika yang ada dihadapannya adalah seorang Fabian Theodore Wijaya, yang merupakan orang paling logis yang pernah Elle ketahui. Laki-laki itu terdengar lebih gila dari yang dia pikirkan. "Bapak sepertinya sedang tidak dalam keadaan sehat..."

"Ah? Ya? Maaf kalau begitu, kamu benar. Saya sedang sakit kepala akhir-akhir ini. Because my parents leaving for canada this weekend dan saya mengurusi dua rumah kosong dan teman saya baru saja meninggal, kemudian..." Fabian menghentikan ucapannya. Dia memaki dalam hati karena akhirnya cukup sadar dengan apa yang telah dilakukannya beberapa menit belakangan ini

Elle mendekatkan dirinya pada Fabian dan mencium sesuatu yang fimiliar dari bau lelaki itu, "Mungkin bapak butuh sup hangat... Bapak masih..."

"Yeah, i was drunk yesterday, tapi efeknya tinggal cukup lama. Makanya saya tidak pernah minum berlebihan..." Fabian memijat kepalanya dan merasakan ada lengan kecil yang membimbingnya menuju suatu tempat

Elle menekan tombol lift untuk mencapai lobby dan segera meminta resepsionis untuk menghubungi vallet agar mobil Fabian bisa segera muncul dan membawa laki-laki itu pergi. Membopong Fabian dan berpesan kepada supir laki-laki itu ketika akhirnya Fabian tidak sadarkan diri.

Caesar yang menemukan Elle berjalan dari lift segera menghampiri gadis itu dan memberondongnya dengan pertanyaan, "Gimana? Kenapa? Jadinya? Mana orangnya?"

"Pulang. Sar, emangnya Pak David itu ada urusan apa ya sama Pak Fabian? Kenapa setelah adiknya meninggal, semuanya jadi berantakan?"

Caesar mendengus akhirnya, "Ouh, sweetheart. I don't care. Mana Fabian Wijaya? Gue denger dari temen gue semalem doi habis pesta berat sama Dias Hugo"

"Pantesan..." gumam Elle. "Ngomongnya banyak ngaconya. Udah gak waras dia"

Caesar mendelik kearah Elle, kemudian berjalan dengan cepat mengikuti Elle menuju meja kerja miliknya. Percuma saja berbicara baik-baik pada Elle. Caesar lebih penasaran kepada Fabian dibanding apapun.

Image Fabian di infotainment adalah eksekutif muda tampan yang cool dan berkarakter. Jarang terlibat skandal kecuali dengan artis-artis besar, itupun ternyata berakhir dengan konferensi dari pihak artis bahwa semuanya murni kesalahan mereka. Dan publik seperti Caesar juga sudah tahu, pasti hanya artis-artis itu saja yang mencari sensasi. Melihat langsung Fabian Wijaya, menampik semua tuduhan negatif yang dilontarkan orang-orang kepada laki-laki itu.

Hanya saja, kesan Elle pada lelaki itu sama saja dengan kesan media terhadap seorang Fabian Wijaya.

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang