/68/

1.4K 110 13
                                    

"Jessi gue mau nanya sesuatu sama lo"

Jessica merasakan lengannya ditarik paksa ketika dia baru saja membuka pintu kamar hotelnya. Perempuan itu menghela nafas menatap kakaknya yang terlihat sangat tidak nyaman malam ini

Sepanjang makan malam yang ramai tadi, Jessica memang memperhatikan gerak-gerik empat orang disekitarnya. Pesan Arjuna padanya, melihat perlakuan kakaknya dan Fabian juga pasangan mereka

Perempuan itu tidak melihat ada satupun yang mencurigakan diantara Elle dan juga Leon. Hanya kesan wajar sebagai rekan bisnis. Jauh berbanding terbalik dengan aura kemarahan Fabian ketika Leon memperkenalkan kakaknya sebagai istri pria itu.

"Apa?" Tanya Jessica kemudian melepaskan sanggulan di kepalanya. Langkahnya berhenti pada ranjang besar yang kemudian Jesara tempati sebagai singgasananya

Jesara menyelidiki raut wajah adiknya kemudian bertanya, "Lo ngapain ikut acara dinner murahan begini?"

"Like hell you care. To the point aja. Kayak bukan Yara aja" komentar Jessica

Mendapat jawaban seperti itu, Jesara tidak dapat lagi menyembunyikan penasarannya dan bertanya dengan hal yang paling mudah. "Sejak kapan lo disini?"

"A week. Maklum tendernya gede dan juga, hm... Tante Mariana minta gue temenin dia di Bali. She's..."

"Cut it off!" Potong Jesara kemudian bertanya kembali, "Lo kenal sama istrinya Abi? Apa dia deket-deket sama Leon?"

Jessica mengerutkan keningnya kemudian menggelengkan kepalanya, "Gue sering rapat sama Leon. Kadang sampe malem. But he was fine. Kalo istri Abi yang lo maksud asistennya David, dia sih kerja terus setahu gue. I have no interest in them jadi kalo kata gue sih, b aja"

"Hah udah gue duga lo itu gak ada gunanya. Berguna dikit kek jadi adek. Lo itu punya tingkat pengen tahu yang tinggi. Could you just do something usefull..."

"Now you're acting like bitch, Yara. What do you want?" Jessica menaikkan satu alisnya dan mendorong bahu kakaknya

Jesara yang tidak pernah bisa berlaku ramah pada adiknya kemudian bertanya, "Pernah Leon makan malem sama Elle? Or did they even met secretly?"

"Apa benefitnya gue tahu hubungan mereka?" Tanya Jessica kembali menyerang Jesara. Menurutnya hal semacam ini hanyalah hal bodoh yang tumben dia temukan pada diri Jesara, "Justru yang harusnya lo khawatirin itu sikap lo. Gue yakin abis ini lo bukannya balik ke kamar lo malah tidur sama Abi"

Jesara melirik adiknya kemudian menghela nafas, "Kadang, lo pinter masalah ginian. Tau dari mana lo? Mau threesome sama kita? Hell out of my way bitch"

"Sssh!" Jessica menjentikkan jarinya dihadapan Jesara lalu menatap tajam perempuan itu, "Mulut lo ya, mau gue taburin gallapeno? Dinner tadi gue yakin Leon juga ngerasain hal yang gak wajar. Abi sama istrinya mungkin gak kelihatan kalo mereka udah nikah. Secara duduknya jauh..."

Jesara memutar bola matanya tidak peduli dengan apapun yang perempuan itu bicarakan

"Tapi lo sama Abi..." Jessica menaikkan satu alisnya lagi, "Too obvious. Tau gak? Udah duduk jauh, masih aja saling pandang liat-liatan. Pake pandangan macem mau ngeseks diatas meja makan aja pula..."

"Yah kalo gue sih menikmati apa yang bisa gue nikmati aja sekarang. Kalo Abi ngajak tidur ya gue ayo. Lumayan kan?"

Jessica menggelengkan kepalanya. "Denger ya. Gue gak mau kejadian kemaren sampe keulang. Yang Inge ternyata married sama Dallas tapi bisa hamil anak Kay lah padahal Kay gak cinta. Yang Nuha malah masih gagal move on sama Kay padahal udah punya anak. And they just became another idiot of the year. Gue gak mau lo sampe sebodoh dan senekat itu"

"..."

"This time. Lo harus udah sadar lo punya Leon dan Abi udah kawin sama cewek lain. Pernikahan itu suci, Yara. You can't just let someone in and give them oportunity to ruin your paradise..." Jessica menatap kakaknya dengan tajam, "Lagi pula, martabat perempuan itu ada di mannernya. Kalo lo bisa digoda sama laki-laki lain selain suami lo. Fix lo itu gak jauh beda sama pelacur pinggir jalan"

Jesara memutar bola matanya kemudian, "Oh, you my slutty sister. Ngaca dulu dong baru ngomong. Punya anak diluar nikah aja masih bisa nasihatin gue. Terus lo apa bedanya sama pecun?"

Jessica menunjuk bahu kakaknya dengan keras dan menahan nafasnya, "Lo sialan. Seenggaknya gue gak punya status buat dipertaruhkan" sekali lagi perempuan itu menegaskan pada saudaranya, "Jadi perempuan itu, harus tahu mau lo apa dan gimana cara dapetin juga ngejaganya. Lo sialan! Sampe lo bikin masalah lagi dan ngancurin semua ini, gue orang pertama yang nampar lo"

"Ckckck..." Jesara menatap adiknya kemudian menyingkirkan begitu saja telunjuk Jessica yang sudah mengacung dari tadi didepan hidungnya, "I know what i want, cunt"

"Balik sama Abi gitu?"

"Noted!"

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang