"Ngomong aja gak usah ceramah ngalahin ulama yang lagi hits..."
Dias yang baru saja duduk di sofa milik Jesara segera menatap dengan tidak tenang pada sahabatnya, "Buset dah, santai aja kali. Pake sewot lo sama gue. Kita kan gak pernah ada masalah cuy, lo aja sama Nuha ama Kay ama Dallas, gue jangan..."
"Oh iya?" Jesara menatap tajam pada salah satu sahabatnya yang paling banyak bicara dan tidak tahu aturan itu, "Elo?! Lo emang gak ngerasa punya dosa sama gue apa?"
"Ye, emang apaan dosa gue ke elo? Gak ada ah. Bacot lo" gerutu Dias kemudian duduk sambil setengah berbaring menghadap Jesara, "Eh, lo... Hm... Lo ngapain sama Abi tiap hari mojok?"
"Kan? Ini tuh sebagian dari dosa lo, monyet. Pake pengen tahu segala urusan gue" omel Jesara lalu melemparkan salah satu kertas yang sudah dia remukkan ke arah Dias
Laki-laki itu tidak menghindar dan hanya mendengus lalu semakin berbaring mencari posisi yang nyaman untuk dirinya, "Lo kenapa sih, Ya? Galak amat. Udah kawin masih aja galak"
"Berisik sialan. Laki macam apa lo hah nyinyir amat sih lo?! Coba anteng dong kayak kembaran lo"
"Yeeee malah bawa sodara gue! Dia ya dia. Ini gue original. Lagian kenapa kalo gue nyinyir?! Rugi lo?"
"Nyaut lagi lo sialan!" Jesara melemparkan satu spidolnya dan ditangkap laki-laki itu, "Hah! Pusing pala gue!"
Dias hanya menggelengkan kepala kemudian melihat bagaimana sahabatnya itu memijit keningnya. "Ya, gue mau ngomong nih sama lo"
"Apa?"
"Datar amat. Yang excited dong. Kan gue mau ngomong ama lo anju. Bisa kek perhatian dikit sama gue! Parah lo mah. Tai emang"
"Mulut anjing. Berisik amat kayak monyet masuk kota aja"
Mau tidak mau Dias diam kembali kemudian duduk dengan menatap sahabatnya yang sama sekali tidak pernah ramah pada siapapun. "Eh, lo begini bukan karena laki lo lagi jauh kan?"
Jesara menoleh dan menaikkan satu alisnya, "Oh, Dias udah jadi sok tau. Soak emang Dias Hugo dari dulu sampe sekarang"
"Sempat ya lo ngatain orang..." Cibir laki-laki itu, "Kalo galau Abi pulang ke rumah, kenapa gak lo iket aja tiap hari?"
"Maksud lo?" Jesara menatap dengan bingung sekarang, "Ngapain gue galauin laki orang"
"Yah, sama aja kayak dia yang galauin bini orang"
"Kok lo tau masalah beginian sih?"
"Kenapa? Kaget?"
"Anjir Dias muka lo pengen gue tampar..."
Dias mengedikkan bahu kemudian berkata kepada perempuan yang sudah menatapnya dengan malas, "Kenapa lo sama Abi pake acara selingkuh dengan indah gitu sih? Bikin malu aja. Kalo emang lo mau rebut Abi ya rebut terang-terangan dong. Cerai ama laki lo trus minta kawin jadi bini kedua sama Abi. Itu baru Yara yang gue kenal. Seruduk terus tanpa mundur. Lah ini maen umpet aja"
"Bawel lo manusia, kayak ustad aja padahal sholat aja bolong"
"Diem lo mak erot. This isn't you, Ya. Lo mulai berubah ya? Bagus sih, buat jadi sedikit lebih 'manusiawi' gak kayak kemaren-kemaren. Kalo begini kan gue sama Suri bisa tenang gak kehilangan temen yang aneh-aneh lagi"
"Kok lo gak cerai-cerai sih sama Suri? Lo malah bisa gitu cerai kayak gak ada dosa ke mantan bini lo?"
"Hah kepo lu pecun?"
Jesara segera melemparkan sekali lagi spidol ke arah Dias dengan sekuat tenaganya hingga laki-laki itu meringis dan menghindar kembali ketika Jesara melemparkan penggaris besi kearahnya
"Pecundang maksud gue sialan!" Dias meringis kemudian mengusap-usap bahunya yang sudah merah terkena penggaris, "Lo ngapain sih lagian nanya kehidupan pribadi gue? Gue kan manusia useless menurut lo dan gak ada faedahnya buat kehidupan lo"
Jesara menatap kesal tapi tak bisa menyembunyikan keingintahuannya kenapa laki-laki didepannya ini bisa menikah dengan Suri dan bercerai dengan istri pertamanya. "Serius deh anjing. Gue nanya, lo jawab. Lo kenapa bisa cerai sama Eva? Kenapa malah kawin sama si bego Suri?"
"Ya..." Dias melirik Jesara yang sudah mendekat kearahnya, "Ya karena gue gak bisa cinta sama Eva. Gue bukan diri gue kalo sama Eva. Nyaman sih tapi ya gue gak bisa sebebas sama Suri. Intinya Suri bisa bikin gue hmmm, lo kenapa sialan nanya-nanya gue?"
"Lo jadi menjijikkan gitu ya kalo jatuh cinta, Yas" Jesara menggelengkan kepalanya kemudian, "Heran, gue nyaman sama Leon tapi..."
"Tapi pusat kehidupan lo itu Abi?" Sela Dias kemudian menatap perempuan itu, "Ya... Ya udah goblok balik aja sama Abi... Repot amat sih ah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortuity
ChickLit5 deadly sins of relationship Level 4: Cheating Mature content 18 + Mengandung unsur ena-ena #ygtautauaja Casts: ...