/18/

1.2K 117 3
                                    

Leon menarik kerah kemejanya dan duduk di kursi kecil di dekat ranjang Jesara. Gadis itu tidak sadarkan diri lebih dari 15 menit dan membuatnya ke rumah sakit untuk perawatan lebih intensif.

"Pregnant? Oke, jadi perempuan ini hamil anakku disaat Laura menyuruhku untuk menikah. Bagus sekali. Jackpot di depan mata..." gumamnya lalu melirik Jesara

"Masalahnya, perempuan ini adalah keturunan Salvia dan berarti keluarga Laura. Two birds with one stone?"

Leon menarik nafas dan memainkan jemarinya, "Tapi, ini perempuan mau tidak aku nikahi? Dia punya tunangan, kan?"

Pria itu bangkit dari kursinya kemudian menyalakan televisi. Kamar VVIP yang disiapkan Julian membuatnya bisa dengan leluasa melakukan apa saja disana. Kecuali hal-hal tertentu. "Sialan. Aku menghamili tunangan orang. Ini lebih parah dibanding aku menghamili pacar orang kemarin"

Makian itu terdengar begitu saja pada Jesara yang sudah siuman dan menatap marah pada Leon. "What you think you're doin Mr. lusson. Aku pikir aku tidak minta tolong ketika pingsan tadi"

Leon menoleh, hanya sesaat dan kembali menatap televisi. "Kamu belum melanjutkan rencana pernikahan kamu dengan tunangan kamu kan? Ayo kita menikah"

"Lamaran paling tidak berkesan untuk saya. Well, Leon. Aku sudah pesan gaun dan gedung kalau kamu mau melanjutkan kegilaan ini"

Leon melangkah cepat menuju ranjang Jesara ketika wanita itu sudah akan tertawa melihatnya, "Oh, Please Jesara. I'll tell him about us kalau kamu menolak aku"

"No, way. Aku mau dia Leon. Aku gak bisa ya membiarkan kamu merusak rencana hidup bahagia aku... Dan lebih gilanya lagi, kamu anaknya Om Arthur..."

"Which insane adalah Aku bukan anak dalam artian sebenarnya. I am a mistake. Mereka buat aku karena kesalahan dan..." ayo pikir-pikir Leon. Pikir untuk menikah dan mendapatkan Jesara. Pikirkan agar beberapa hak bodoh dari Delano itu menjdi milikmu "Dan aku tidak mau anak kita hidup seperti aku..."

Jesara sedikit terkejut dengan ucapan Leon. Laki-laki itu menatapnya dengan memohon saat ini. Baru beberapa saat dia akan menjawab, suara bantingan pintu mengejutkannya dengan Leon

"Apa yang kamu pikir kamu lakukan Yara?!" Fabian membentak dan menatap marah pada sepasang manusia dihadapannya, "Leon... Kamu bukan...?"

"Oh, shit!" Umpat Leon dan beralih menatap Jesara, "So, he's your fiance?! That Fabian Theodore Wijaya? Wow, kenapa aku tidak pernah dengar soal kalian ya? Harusnya infotainment sudah ramaikan? Look, he doesn't want you kalau begitu"

Fabian mengusap wajahnya dengan kasar, "Shut, Up Leon! Jesara, sudah berapa lama kamu... Ah, ya begini cara kamu menusuk aku, Yar? After everything i've done for you dan kamu menusuk aku dengan hamil anak dia?"

"Yes..."

"No..."

Leon menatap Jesara dengan bingung sementara Jesara sudah akan mencakar lelaki disampingnya jika saja dia tidak terlalu bingung saat ini.

"Okay, Fabian. Aku minta maaf tapi aku sudah menjalin hubungan dengan..."

Fabian menyela ucapan Leon dengan berkata cukup keras pada pria itu, "Aku, tau!"

"Well then Jesara, dia mengijinkan kamu selingkuh disaat kalian mempersiapkan pernikahan kalian... Hanya aku yang waras disini atau kalian memang cukup gila..."

Jesara menatap marah pada lelaki disampingnya lalu berucap lebih keras, "Look, i'm sorry. Aku mau gugurin anak ini..."

"What?" Leon sudah memainkan perannya cukup baik dan berpura-pura terkejut ketika Jesara menatapnya semakin tajam

"Stop it, Jesara. Kalau sampai kamu lakukan itu kamu benar-benar bukan wanita yang baik..."

"And now you talk about kindness, Fabian?" Potong Jesara lalu bangkit dari duduknya, berdiri sampai akhirnya dia merasa cukup pusing dan terduduk lagi, "Kamu bukannya sudah tahu kalau aku bukan orang baik-baik selama ini. Aku bicara kasar, atittudeku minus dan tentu saja aku gak pernah bisa menghargai hubungan kita, dan kamu memghakimi aku sekarang?"

"I've told you he doesn't want you" Leon mengucapkan kata-kata itu dengan santai lalu mendapat makian dari Jesara dan Fabian,

"Diam Leon!"

"Tapi bukan dengan hamil anak pria lain sampai 3 minggu lamanya. Jesara aku bukan pria bodoh yang mau menerima kamu seperti itu..."

"Oh, iya? Aku lupa kalau kamu sesuci itu Fabian. I've made mistake dan aku mau memperbaikinya. Kalau begitu fine. Kita break"

Fabian tidak menunggu lagi dan meninggalkan Jesara bersama Leon di ruangan itu.

Leon tersenyum melihat apa yang terjadi dihadapannya, "Thank God"

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang