Fortuity

5.2K 214 60
                                    

Gista Seshanya Wijaya adalah salah satu gadis yang paling mendekati gila diantara semua siswa perempuan di kampusnya. Ketika dia marah, maka Gista tidak akan segan berteriak dan melakukan kekerasan kepada lawannya. Baik secara fisik maupun secara verbal.

Semua orang yang mengetahui Gista tidak akan berani mengatakan tidak ketika wanita itu meminta sesuatu. Termasuk orang tuanya sendiri. Jesara sudah sangat lelah dengan kelakukan putri semata wayangnya yang tidak pernah mendengarkan semua perkataannya. Anak itu akan menjadi sangat diam ketika berhadapan dengan Jesara dan menjadi sangat cerewet ketika bersama ayahnya.

Dua bulan yang lalu, salah satu dosen kampus Gista memanggil kedua orang tuanya hanya saja Fabian terlalu sibuk untuk datang dan Jesara memilih untuk pergi liburan bersama teman-temannya. Gista yang datang hanya ditemani Jessica tantenya membuat dosen wali mau tidak mau mengatakan perihal tingkah laku Gista kepada teman-temannya juga dosennya.

"Gista, can i talk to you a minute?" Tanya Jessica ketika mereka sudah tiba di area parkir setelah pembicaraan dengan dosen wali Gista berakhir

Gista hanya mengangguk dengan malas lalu mulai mendengarkan tantenya berbicara dengan tenang

"Honey, kamu sudah akan di DO kalau kamu tidak segera memperbaiki absensi kamu dan menyelesaikan tugas akhir kamu. Jadi, untuk sekali ini saja, biarkan diri kamu merasa tenang dengan tidak membuat masalah lagi. Mengerti?"

Gadis dihadapannya tidak menjawab dan hanya mendengus lalu membuka pintu mobil miliknya dan menutup dengan kasar. "Oh, Mom. Aku boleh ganti mobil lagi kan? Isn't it too cheap for me to ride this?"

"It's new. Kamu baru beli mobil ini satu bulan yang lalu..." Jessica mengernyitkan keningnya

"Oh..." Gista memutar bola matanya lalu melirik Jessica, "Tapi J dapet mobil baru kemarin dan aku mau J sama aku selalu kembaran..."

Jessica menghela nafas kemudian kembali berkata, "J dapat karena Papanya lihat sendiri kamu merusak mobil J dengan menabrakkannya ke pagar rumah Om Kay satu minggu yang lalu" melihat gadis didepannya sama sekali tidak menanggapi, Jessica kembali berkata, "Mom mau kasih kamu ide supaya mereka memperhatikan kamu. Tapi tidak dengan begini, okay?"

"Wait..." Gista dengan cepat membuka pintu mobilnya dan berdiri disamping Jessica menyembunyikan rasa ingin tahunya yang besar, "Mereka siapa?"

"Menurut kamu?" Tantang Jessica

Gista menatap dengan kesal kemudian, "Oh, orang yang sumbang sperma dan sel telur itu?"

"Geez, Gista, watch your mouth. Mom yakin Mom gak pernah mengajarkan hal seperti itu ke kamu..."

Gista mengangguk, "Iya. Tapi mereka berantem di depan aku dan bilang begitu"

"They did what?!" Jessica memijat keningnya kemudian menarik keponakannya lebih dekat agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka, "Look dear. Oke Mom kasih tau kamu ini lebih cepat. Umur kamu sekarang berapa?"

Gadis itu hanya menggerakkan jarinya dan memberikan jawaban yang diinginkan Jessica, lalu perempuan itu mengangguk mengerti

"Kenapa gak kita coba yang satu ini. Have a boyfriend. A real one. Bukan yang kamu seret-seret karena takut sama kamu. Tapi yang kamu bener-bener suka..."

"Eeeh, i need what?" Tanya Gista tidak percaya dengan ide yang diberikan tantenya

"Mom yakin Mama sama Papa kamu akan mendatangi kamu langsung. Dan mereka akan sangat memperhatikan kamu untuk hal satu itu"

Gista menaikkan satu alisnya lalu bertanya kembali, "Kenapa mereka harus sangat perhatian buat hal kayak gitu?"

"Kamu akan tahu nanti, sweetheart. And don't try to buy a new car. Mom bisa dimarahi habis-habisan sama kakek kamu..."

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang