/78/

1.3K 108 10
                                    

Tiga hari setelahnya, pria itu mendapat kabar mengenai kepindahan Jesara menuju London dan kemudian sama sekali tidak mendapat kabar apa-apa lagi. Dia masih sibuk menghapus jejak menyebalkan perempuan yang tadi malam dia dapatkan dari salah satu aplikasi online. Entah perempuan mana tapi Fabian yakin perempuan itu tidak memiliki penyakit menular berbahaya untuk dirinya.

Setelah mendengar suara pintu tertutup, laki-laki itu kemudian merenung. Tiga hari tidak pulang ke rumah, entah apa yang terjadi di rumahnya dan istrinya. Dia tidak peduli. Kehilangan Jesara seolah melukai hati, pikiran dan harga dirinya begitu saja.

Menepis pikirannya yang masih terluka, Fabian memilih untuk bangkit dan membersihkan dirinya lalu kembali ke rumah dan menemukan kedua orang tuanya sedang menunggu dengan menggelengkan kepala ketika pria itu sampai di foyer utama rumah mereka.

"Sudah mau jadi ayah, kamu masih main perempuan Fabian?" Sindir Oktavia

Stefan menatap tajam putranya, "Papa penasaran kenapa hampir 4 bulan ini justru Elle tidak ada perubahan. Dan kelakuan kamu ini..."

Fabian mengangguk pelan lalu masuk ke bagian lain dari rumahnya dan kedua orang tuanya mengikuti pria itu dengan marah, "Papa sama Mama pasti mau aku cerai sama perempuan itu kan?"

"Jelas. Kamu menikah sama perempuan yang sama sekali tidak membawa kebaikan buat kamu. Jadi sebaiknya kamu bercerai Fabian. Mama mau kamu menikah dengan yang membuat kamu lebih baik"

Stefan berdehem untuk menghentikan langkah putranya sampai akhirnya anaknya itu membalikan tubuhnya dan menatapnya malas, "Papa ingin penjelasan Fabian. Kenapa kamu menjadikan pernikahan kamu sendiri seperti ini? Papa marah, kamu pasti tahu kalau sekarang kamu sudah kelewatan"

Fabian yang sudah jengah akhirnya memejamkan mata sesaat kemudian menatap kedua orang tuanya lagi, "Fine. Dia tidak hamil waktu itu. Aku bohong sama kalian. Puas?"

"Kan!" Oktavia menghadap ke suaminya lalu menunjuk putranya sambil berkata, "Aku bilang apa. Kita harus buat mereka bercerai. Sudah cukup aku terlalu sabar selama mereka menikah"

Suaminya mengangguk kemudian menatap kembali putranya dengan tatapan yang merupakan aura kecewa dan marah bersamaan, "Papa harap kamu menjadi dewasa Fabian. Ceraikan perempuan itu. Atau Papa akan cabut lisensi praktik kamu"

"Pa..." Fabian menghela nafas kemudian, "Why should i? Aku berniat menikahi Elle supaya kalian tahu kalau tidak ada perempuan yang bisa menjadikan aku lebih baik kecuali Yara. Tapi sekarang Yara meninggalkan aku"

"Lalu maksud kamu apa berkata begitu, Fabian Theodore?"

Fabian menatap Stefan kemudian menggelengkan kepalanya. Dia sedang berpikir mengenai hal apa yang harus dia lakukan pada istrinya itu dan menghalangi kedua orang tuanya untuk ikut campur, "Just. Aku sudah... Hm. Aku pikir aku akan coba berubah jadi yang Papa Mama mau. Aku mau memperbaiki hubunganku sama Elle"

"Oh, iya? Really? Kenapa Mama tidak menyukai ide kamu ini?"

"Karena Mama pasti gak akan pernah suka ide aku, kan?"

"Kalian berhenti berdebat" Stefan menaikkan satu alisnya kemudian menatap istri dan putranya bergantian, "Fabian. Papa mengerti kalau kamu hanya akan mencintai satu perempuan dan akan terus mengejar perempuan itu sampai kamu mendapatkan apa yang kamu mau. Tapi ini konyol dan apa yang akan kamu lakukan setelah ini, Papa harap bukan kekonyolan atau kesalahan yang akan kamu sesali nanti. Jadi Papa beri kamu pilihan sebelum Papa sendiri yang akan turun tangan..."

"Kamu mau membiarkan perempuan itu terus menjadi menantu kamu?" Tanya Oktavia dengan tidak percaya karena Stefan terlihat begitu santai menghadapi anak semata wayang mereka yang keras kepala

Sementara anak mereka tidak menjawab sama sekali dan menatap mereka seperti mendengarkan walaupun mereka tahu Fabian hanya akan merencanakan sesuatu hal yang gila lainnya

"Ceraikan perempuan itu dan lakukan pekerjaan kamu lalu menikah ketika kamu merasa perlu untuk menikah..." Stefan menghela nafas kemudian, "Atau jalani rumah tangga kamu yang sekarang dan jadi dewasa"

"Tentu saja yang kedua" jawab Fabian dengan cepat dan yakin tanpa ragu-ragu

"Fabian, Papa sudah gak mau dengar ulah lainnya lagi. Kamu sudah akan memasuki usia kepala tiga dan Papa mau kamu jadi dewasa. Benar-benar dewasa"

Pria itu melirik tidak peduli pada orang tuanya lalu menoleh pada ibunya, "Ada yang Mama mau tambahin?"

"Fabian. Mama gak mau dengar kalau kamu meniduri perempuan lain lagi setelah ini. Kalau Elle masih tidak cukup tegas membuat kamu benar. Mama dan Papa yang akan turun tangan"

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang