/75/

1.4K 121 8
                                    

"Dari mana, suamiku yang paling tampan dan arogan yang aku kenal?" Jesara menaikkan satu alisnya ketika melihat Leon memasuki rumah miliknya dengan membawa sekantung penuh apel

Laki-laki itu meletakkan belanjaannya kemudian tersenyum ketika mendekati istrinya dan memberikan kecupan hangat pada kening perempuan yang sudah berada dalam dekapannya,

"Aku tanya darimana, Le" Jesara sudah mulai lelah dengan permainan Leon. Dia mulai memberikan laki-laki itu sikap terdinginnya dan kemudian menjauhkan sedikit tubuhnya ketika suaminya sama sekali tidak menjawab pertanyaannya

Leon menghela nafas lalu menjawab dengan tenang, "Dari mana ya, enaknya?"

"Dari rumah pacar kamu? Atau tidur sama perempuan lain?"

"Hm..." Leon menjauhkan dirinya dari Jesara lalu duduk dengan tenang pada salah satu kursi yang dekat dengan Jesara sehingga laki-laki itu kini bisa melihat betapa marahnya Jesara ketika dia mengadahkan kepalanya

Jesara menepis salah satu tangan milik Leon yang hampir saja membelainya lalu menatap sekali lagi ke Leon dengan menekan marahnya

"Seems you've been waiting for me"

"I am"

Laki-laki itu mengangguk, "Aku habis bermain, Jesara. You know me, kan? I have the right to spend all the night with my woman"

"And you use that right every night Mr. Lusson"

Mendengar Jesara menyela ucapannya membuat Leon tersenyum dalam hati. Begini, seharusnya. Benar begini. "Okay, baiklah. Aku mau satu minggu..."

"3 hari..."

"3 hari terlalu sebentar buat menentukan pilihan, sweetheart..."

"Take it or quit, Le..."

Leon menatap Jesara dengan menaikkan satu alisnya kemudian menghela nafas, "Apa maksud kamu sama semua ini, Jesara?"

"Kamu yang apa maksudnya sama semua ini, Le? Bukannya kita mau coba buat keluarga pada umumnya disini?"

Laki-laki itu mengangguk lalu tersenyum dengan samar. Membuat Jesara kembali menatapnya tajam. Leon kemudian berkata, "Kalau begitu aku mau kamu... Setiap malam, bisa?"

Sekarang, Jesara merasa seperti terlempar ke dalam ingatannya ketika dia bersama dengan Fabian. Sialan Leon karena berhasil membuatnya merasakan menjadi laki-laki bernama Fabian hanya karena sikap Leon kepadanya.

Baiklah. Kalau Leon ingin memainkan peran itu, Jesara memilih untuk tidak membalas. Sekarang, dia menyadari apa yang sebenarnya Fabian rasakan padanya. Bukan seperti yang laki-laki itu sering ucapkan tetapi sesuatu hal yang lain. Leon dan sikap menyebalkannya yang sudah menyadarkan Jesara

"Le, i'm jealous..."

Leon menatap bingung istrinya, "Cemburu atau iri?"

Jesara menggelengkan kepalanya lalu memeluk laki-laki itu dengan lemah, sangat lemah sampai dia menghela nafas, "Aku cemburu. Puas? The way you act just make me feel uncomfortable, unsafe, and..."

"Dan kamu pikir kamu seperti Fabian dan aku adalah kamu kan?"

Jesara menyipitkan matanya, "Kamu sengaja?"

"Sekarang kamu mengerti maksud aku, Jesara?" Leon mendekatkan tubuhnya lalu menarik perempuan itu semakin erat padanya, "Why i playing you like this?"

Jesara menaikkan satu alisnya, "Le aku merasa seperti orang bodoh sekarang. Aku rasa aku depresi lebih cepet Le..."

"Because...?"

"Karena sekarang aku tahu kenapa Abi dulu begitu ke aku..."

"Dulu?" Leon terkekeh tanpa mengendorkan pelukannya pada sang istri, "Sampai sekarang kamu masih sama Fabian seperti itu, Jesara..."

"When will you end this?" Tanya Jesara dengan tidak sabar,

"Kapan kamu mau Jesara..."

"Sekarang kamu kedengeran persis seperti aku, Le..."

Leon menganggukkan kepalanya, "Kan itu adalah tujuan aku..."

Jesara membelalak dan menatap tidak percaya pada suaminya, "Membuat aku merasa seperti Abi karena aku berhadapan dengan cerminan diri aku sendiri, gitu?"

"Woah..." Leon memundurkan tubuhnya lalu tersenyum dengan sangat angkuh. "Jadi kamu merasa begitu Jesara? Really?"

"..."

"Kalau gitu kamu tau dong apa yang Fabian mau dari kamu kalau kamu merasa begitu selama ini..."

Jesara melihat Leon menjauh darinya dan membelakangi dirinya yang sudah mulai kebingungan akan menjawab apa

"This life of mine, has been destroyed by a woman with the smiliar character as yours. And i don't have any plan to watch that damn thing again in front of my eyes..." Leon membalikkan tubuhnya dan mendapati wanita itu menatapnya, "Kamu tau aku ada disini, Jesara. Kamu tau kita gak perlu melakukan semua ini then why you trying to be evil in their story..."

Jesara menggelengkan kepalanya dengan pelan, "This is my story, Le. Dan gue gak menghancurkan cerita siapapun"

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang