/62/

1.4K 120 4
                                    

Melihat Leon memasuki rumah dengan wajah sumringah membuat Jesara menatap curiga pria yang sudah menjadi suaminya sampai saat ini. Laki-laki itu hanya tersenyum kemudian meninggalkannya begitu saja di ruang makan.

Mau tidak mau, Jesara menyusul Leon yang berada di kamar mereka lalu melihat laki-laki itu sedang mengganti pakaian kerjanya menjadi, sialan Jesara tidak bisa tidak menelan ludah sekarang.

Mungkin, mungkin Fabian adalah satu-satunya laki-laki yang Jesara sangat ingin sentuh tapi saat ini, biarkan Jesara berfantasi dengan tubuh Leon yang membuatnya menahan nafas di depan pintu kamar.

"Darimana Le?"

Leon menolehkan kepalanya lalu menarik Jesara ke pelukannya dan memberikan wanita itu kecupan hangat, "Dinner..."

Jesara menganggukan kepalanya kemudian melepaskan lengan Leon dari pinggangnya, "Meeting atau sama perempuan lain?"

"Kamu lucu, Jesara. Kebetulan teman aku meeting adalah perempuan lain. Jadi ini bisa dikategorikan aku selingkuh?"

Jesara menghela nafas kemudian menatap malas Leon, "Dengar ya, Leon. Aku mau keluarga ini tanpa cacat. Kalau kamu gak cukup pintar buat menjalankan rumah tangga ini, ayo kita selesaikan lebih cepat"

"Oh, sweetheart" Leon merangkul kembali pinggang istrinya dengan lembut kemudian mengecup pelan bibir Jesara, "Kenapa kamu galak sekali? Kamu bilang kita mau mencoba bangun keluarga kan? Unless kamu punya niatan lain di pernikahan ini..."

Perempuan itu tidak menjawab dan hanya menatap tajam pada Leon. Ketika akhirnya mereka terdiam cukup lama, Leon menggerakkan kedua alisnya seolah bertanya apa yang akan menjadi jawaban Jesara untuk laki-laki itu

"Jadi cuma aku yang berusaha bersikap manis disini? Atau aku hanya berusaha mendapatkan istri aku kembali setelah dia berpaling sama aku?"

"Le, aku dan Fabian hanya berteman. You knew it since..."

"Aku kenal kamu yang dulu adalah tunangan Fabian, Jesara" potong Leon, "Bukan perempuan single yang mau menjadi teman one night stand ku. Kamu yang menjadikan aku simpanan dulu..."

Jesara menatap sengit pada suaminya sekarang. "Ini yang kamu bilang mau membina rumah tangga? Mana ada suami yang berusaha membuat istrinya percaya dengan cara seperti ini, Leon. Ini namanya mengancam..."

"Sweety. Aku tahu kamu pintar tapi yang aku lakukan ini namanya adalah menegaskan posisi kita disini. Kamu istri aku, aku suami kamu. Kamu sebagai sahabat Fabian..." Leon menyentuh pelan pipi istrinya, "Harusnya kamu bisa jaga jarak dan kasih teguran sama sahabat kamu. Atau kamu memang ikut rencana dia untuk bercerai sama aku, huh? Kamu tahu kalau cerai sama aku, kamu sama sekali gak rugi Jesara"

Jesara mengerutkan dahinya sekarang, "what nonsense are you talking about, Le?"

"Bercerai. Kamu kembali sama Fabian, di mata hukum kamu mendapat tunjangan sama fasilitas dan harta dari aku. In other way, kamu sudah menjatuhkan Laura dengan cara seperti ini... See what i meant?"

Jesara tidak berkata sama sekali dan akhirnya tersenyum pada laki-laki itu, "Leon, selama ini aku selalu lupa kalau kamu lebih muda dari aku karena pikiran kamu selalu jauh lebih dewasa dan pintar. Tapi kamu salah kalau punya pikiran kayak anak kecil seperti ini"

Kali ini, giliran Leon yang menatap curiga sang istri yang sudah tersenyum dan memeluknya. Dengan suara yang kembali lembut, Jesara menjelaskan kembali mengenai hubungan mereka

"Rugi kalau aku melepas pernikahan kita demi Abi, sayang..." Jesara mengeratkan pelukannya lalu menyeruak dia leher pria itu dan kembali berkata dengan suara setengah berbisik, "Kenapa aku harus mau kembali sama Abi, he just want to play jadi biarin aja. Okay?"

"Hm..."

"Dan, Le?" Jesara menjauhkan kepalanya lalu tersenyum menatap Leon yang memandangnya bingung, "Aku suka kamu cemburu..."

"Hah?"

"Aku suka kamu cemburu" Jesara mengulangi lagi ucapannya dan menatap Leon dengan gemas

"Jadi ini cemburu?" Leon bertanya pada Jesara dan kemudian dijawab wanita itu dengan anggukan penuh semangat, "Kalau begitu boleh aku balas sahabat kamu pakai cara aku?"

"Terserah kamu..."

"My lady, you're confusing me with that kind of answer..."

Jesara hanya tersenyum kemudian memeluk laki-laki itu. Membenamkan kepalanya kedalam dada bidang Leon dan mencium sisa-sia parfum yang masih menempel pada laki-laki itu. Laki-lakinya. Yang Jesara tidak akan pernah bisa tebak apa yang akan Leon lakukan dengan dirinya.

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang