Setelah berkata pada Leon kalau dirinya pergi menemui Mariana menemani Jessica, Jesara meminta adiknya untuk menurunkannya pada bsement hotel yang terletak agak jauh kemudian menunggu Fabian menjemputnya.
"Lama banget sih? Mau lihat aku dibawa pergi sama om-om..."
Fabian menarik perempuan itu kedalam pelukannya lalu memberikan kecupan hangat dipuncak kepala Jesara dan tersenyum, "As always. Gimana? Leon percaya sama kamu?"
Jesara tidak menjawab. Dia menghela nafas kemudian menatap pria itu, "Demi Tuhan, Bi. Ini bukan gaya aku banget. Bohong sama Leon berarti aku lebih mementingkan Leon dibanding kamu. Jelas, karena bohong itu buat nutupin hubungan kita"
"Hati kamu cuma buat aku tapi?" Fabian terkekeh kemudian, "Mau makan malem dimana? Langganan kita?"
Jesara menatap pria itu sesaat kemudian mengangguk. Diam. Dia menatap keluar jendela mencerna ucapan adiknya tadi. Apa yang dia inginkan? Tentu saja Fabian. Bahkan ketika laki-laki itu menawarkan untuk kembali, Jesara dengan senang hati akan kembali.
"Leon kayaknya tahu..."
"Yah, dia kan pinter kayak sahabat kamu yang sinting itu" ucap Jesara kemudian memainkan jemarinya
Fabian, menautkan jemarinya yang bebas ke tangan Jesara lalu menggenggam tangan itu dengan lembut, "Hm,,, kapan dia cerai sama kamu?"
"Kapan kamu mau?" Jesara menatap laki-laki itu sekarang, "Kenapa kamu suruh perempuan itu deketin Leon?"
Fabian tidak menjawab. Kenapa? "Iseng... For fun. Gak lebih..."
Jesara menelan ludah kemudian mengeratkan genggamannya, "Kamu tertarik sama perempuan sialan itu kan?"
Laki-laki itu meliriknya. Membuat Jesara semakin gusar ketika akhirnya Fabian memilih bungkam dan tidak menjawab pertanyaan mudah seperti itu
"Jawab, Bi. Kenapa kamu nikah sama cewek murahan kayak gitu?"
Baiklah Fabian menyerah. "Awalnya buat bales kamu. Aku pikir kamu bakal terpengaruh dan bener. I said to myself aku harus dapet kamu, Yara. We're the perfect two and always will. Gak ada yang bisa gantiin tempat kamu disamping aku. Dan aku mau nunjukkin itu sama semua orang. So let's prepare for the worst. Kamu..." Fabian menghela nafas, "Kamu buat Leon cerai sama kamu and i'll back to you"
"Terus perempuan itu?" Jesara menuntut jawaban, "Perempuan itu gimana?"
"Makanya aku suruh dia sama Leon. Adil kan?"
Jesara tidak menjawab. Sekarang dia bingung. Leon sudah pasti tidak mudah dibohongi sementara laki-laki disampingnya ini adalah semua hal yang paling Jesara inginkan didunia. Dia tahu sampai mana Leon menginginkannya dan laki-laki itu sama sekali tidak tahu kemana hubungan mereka akan dibawa.
Bersama Fabian, Jesara bisa menjadi dirinya sendiri, merasa aman dan bisa merencanakan apapun yang dia inginkan. Mereka bisa membuat dunia mereka sendiri. Tidak ada cacat bersama laki-laki itu walaupun Jesara tahu betapa kakunya Fabian Wijaya. Kaku, posesif dan gila.
"Gila kamu..." Ucap Jesara pelan, "Kalau Oktavia tahu menantunya main gila, bisa ngamuk dia"
"Itu, maksud aku"
Jesara memandang dengan bingung pada laki-laki itu sekarang. Apa lagi yang dipikirkan kekasihnya yang gila ini sekarang
"Gak ada yang betah sama aku, kan? Cuma kamu yang tahu gimana handle aku, Yara. That's why i need a failure to make it perfect"
"Beneran sinting kamu, Bi"
"Tapi kamu selalu balik sama si sinting ini, kan?"
Jesara tersenyum, kemudian menghela nafas dan memutar tubuhnya menghadap laki-laki itu. "Bi kita nginep di rumah anak-anak aja..." Katanya dengan manja
"Kenapa?" Fabian menaikkan satu alisnya bingung
"Aku mau kamu, malem ini. Kamu tahu kan kalau kita balik malah ketahuan sama semua orang?"
Fabian mengangguk dan membiarkan perempuan itu bergelayut manja dilengannya yang bebas
"Jadi mending kita..." Lalu Jesara menyusuri rahang pria itu dengan jarinya, "Kita nginep di tempat lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortuity
ChickLit5 deadly sins of relationship Level 4: Cheating Mature content 18 + Mengandung unsur ena-ena #ygtautauaja Casts: ...