/82/

1.3K 114 14
                                    

Caesar sangat terkejut ketika melihat Fabian Wijaya, seorang Fabian Wijaya sedang duduk dengan tenang membuka salah satu majalah di ruang tunggu milik bosnya.

"Elle, kayaknya lo hutang cerita sama gue. Lo bilang hubungan lo sama doi lagi diambang perpisahan, kenapa doi jemput?" Tanya Caesar ketika mendapati Elle sudah berdiri disampingnya

"Mungkin mau ngajak ke pengacaranya" kata Elle tidak peduli lalu mendekati suaminya yang masih saja membuka majalah

"Saya tahu kamu bingung kenapa saya kesini. We talk later. Saya sudah bilang David kamu harus pulang karena urusan pribadi, and he's fine" kata Fabian yang belum mengalihkan pandangannya dari lembaran majalah ditangan besarnya

Caesar dan Elle bergantian menatap laki-laki itu dengan tatapan curiga lalu kembali menatap masing-masing dengan bahasa isyarat yang hanya mereka berdua mengerti

Fabian kemudian bangun lalu menarik lengan istrinya walaupun tahu perempuan itu akan menolak pada akhirnya dan menghempaskan tangannya, "Wait, kamu mau saya tampar disini dan kita buat mereka lihat betapa hebatnya saya bikin kamu meneriakkan nama saya atau saya gendong ala-ala pengantin seperti di film?"

"Pak!" Elle mendesis dan menarik Fabian menjauh dari Caesar yang sudah menatap mereka penasaran, "Pak, saya ikut. Tapi tolong jangan berlebihan seperti ini. Anda bisa membuat semua orang melihat kita"

"Elle, saya sudah biasa menjadi pusat perhatian" kata Fabian dengan bangganya sambil tersenyum sinis pada perempuan itu

"Masalahnya kali ini negatif" jelas Elle dengan sedikit frustasi

Fabian menggelengkan kepalanya lalu kembali membalas perkataan perempuan itu dengan nada yang santai, "Bukannya selama ini infotainment memberitakan saya secara negatif? Jadi maksud kamu sekarang saya harus membuat image saya positif?"

"Pak..." Elle mendesis sekali lagi ketika akhirnya Fabian berhasil menariknya menuju keluar kantor dan mendapat berbagai pandangan aneh dari kawryawan perusahaan tempatnya bekerja

Laki-laki itu memasukan dengan paksa istrinya ke dalam mobil dan meminta supirnya untuk menjalankan kembali kendaraan miliknya menuju salah satu apartemen yang dia miliki.

"Pak Yusril..." Elle menahan ucapannya ketika Fabian terbatuk dengan sengaja

Ketika Elle menoleh dengan tatapan aneh, Fabian membalasnya dengan tatapan tajam menghakimi seolah pria itu tidak suka dia datang bekerja hari ini, "Saya yakin kamu mau kabur dari saya hari ini, Elle. Tidak semudah itu"

Elle menicingkan matanya lalu membalikan tubuhnya mencoba membuka knop pintu mobil tetapi tidak bisa, "Buka, Pak Yusril"

Pak Yusril tidak memedulikan teriakan wanita itu dan tetap menjalankan mobil, membuat Fabian tersenyum dan menarik perempuan itu dalam pelukannya, dengan paksa, "Elle, sudah berapa kali saya bilang?"

Perempuan itu masih memberontak dengan kecil ketika dirinya berada dalam kungkungan besar Fabian, "Apa?! Pak! Lepasss!!!" Kemudian melenguh ketika Fabian meremas salah satu payudaranya dan menaikkannya ke pangkuan pria itu

Suaminya, tidak menjawab dan kemudian menjilati leher perempuan itu lalu menggigit kuping Elle dengan pelan sehingga akhirnya perempuan itu kembali mendesah tetapi tetap meronta ketika tangan besarnya memaksa menelusup ke daerah lain, "Sialan Elle?! Saya sudah bilang jangan pergi ke kantor sialan David! Perlu saya tutup kantor dia supaya kamu gak pergi ke sana lagi?!"

Elle merasa pusing dan bingung juga malu disaat bersamaan. Saat ini laki-laki itu berlaku sangat kurang ajar pada dirinya. Belum sembuh lukanya yang kemarin Fabian berikan padanya, sekarang laki-laki itu berhasil membuatnya tidak bisa bergerak dan Elle yakin kalau saat ini lingerie yang digunakannya sudah robek dan ada benda asing yang memaksa untuk masuk ke dalam dirinya, "Kenapa? Kenapa bapak...?"

Perempuan itu tidak bisa berbicara karena menahan pekikannya ketika Fabian masih -memaksa- mencumbunya lalu menghela nafas dan mengangkat sedikit perempuan itu, "Karena kita belum selesai!"

Elle memejamkan matanya lalu memekik ketika sekali lagi pria itu berhasil mendapatkannya dan memaksanya, membuat bagian sensitif miliknya menjadi sakit dan perih disaat bersamaan.

Tidak ada kelembutan dan hanya paksaan yang dilakukkan Fabian. Laki-laki itu tahu jika Elle sudah sangat marah padanya dan tidak ingin berbicara lagi padanya. Tapi Fabian tidak suka ketika dia bercinta dengan perempuan itu dan perempuan itu menangis dihadapannya. Dia sudah terlalu marah untuk mengatakan dia tidak suka karena wanita itu pergi bekerja bukannya menurutinya untuk tinggal di rumah.

Elle yang sama sekali tidak mengerti kenapa pria itu terus saja menyiksanya hanya bisa memejamkan mata berusaha mengurangi isakannya dan rasa sakit yang semakin menjadi-jadi ketika laki-laki itu terus saja memaksanya.

"Ohh, Elle! Oh, sial!" Fabian mendesah dan kemudian melenguh ketika dia mencapai puncaknya lalu membenamkan kepalanya di cerukkan leher istrinya dan menarik nafas sebanyak mungkin, "Besok-besok kamu..."

Elle mengelak kemudian Fabian menahannya kembali

"Besok kamu kerja lagi, saya pastikan David menutup kantornya"

Elle tidak membalas karena dia terlalu sakit saat ini kemudian menahan isak tangisnya sekali lagi karena menyadari kalau supir pria itu masih menyetir dengan tenangnya

"Pak, kita pulang"

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang