/90/

1.4K 153 35
                                    

Leon sama sekali tidak datang untuk menemuinya dan hanya pengacara laki-laki itu yang datang bersamaan dengan surat gugatan cerai dari pria itu.

"Marvelino akan menceraikan anda setelah perkara anda dengan kasus ini selesai. Jadi anda tidak perlu khawatir dan menyerahkan semuanya kepada pengacara anda" kata pengacara laki-laki itu dengan tenang

Jeaara berdecih lalu tersenyum dengan sama tenangnya, "Senang banget ya dia mau cerai sama saya"

Pengacara Leon mengangguk kemudian kembali berkata, "Kata Marvelino, dia akan senang menjenguk anda kemari hanya saja masih terkendala manajemen. Jadi sementara ini saya yang mewakilkan"

"Astaga. Bisa kamu sampaikan ke dia terima kasih dari saya?" Kata Jesara kemudian menghela nafas

Pengacara itu menatap bingung tapi akhirnya mengangguk juga dan menatap Jesara kembali dengan tenang

"Bilang terima kasih karena mengurus perceraian kami secepat ini dan terimakasih sudah menutup akses media soal pernikahan kami"

"Baik, ada lagi?"

Jesara tampak ragu kemudian menjawab, "Saya rasa itu saja. Saya mau bicara sama pengacara saya"

Kemudian setelah pengacara pria itu keluar, dua orang perempuan masuk ke dalam dan menyalami Jesara kemudian berkata kalau mereka adalah pengacara yang dikirimkan orangtuanya untuknya

"Jesara Anda akan dijerat pasal mengenai tindak kekerasan fisik dan perbuatan tidak menyenangkan. Tuntutan pihak korban kepada anda minimal 3 tahun. Apakah anda ingin mengajukan pembelaan tambahan?"

Jesara terdiam sejenak kemudian berkata dengan pelan, "Saya mau..."

Kedua pengacara itu menunggu Jesara bicara dan dengan tenang melihat perempuan itu menatap dalam kosong beberapa saat

"Bagaimana keadaan Elle? Apa dia... Hm... Agak aneh ketika saya mau mengatakannya"

Salah satu dari kedua pengacara itu kemudian menjawab karena mengerti apa yang perempuan itu ingin katakan, "Nona Elle sedang dalam perawatan dan pihak keluarga tidak mengijinkan siapapun datang menjenguk. Pihak medis juga hanya menyampaikan kalau keadaan Elle masih perlu perawatan intensif"

"Kalau boleh saya tau, Jesara. Apa yang sebenarnya membuat Anda menyerang sepasang suami istri yang hm..." Salah satu pengacara itu kemudian menunggu jawaban dari Jesara

Jesara menghela nafas kemudian menjawab dengan lelah, "Saya cemburu. Dulu laki-laki itu adalah milik saya, sampai kemarin dia masih mengejar saya. Jangan katakan ini pada hakim. Bilang saja semua kesalahannya ada di saya. Abi tidak bersalah, dia berusaha menjauhkan saya dari istrinya tapi saya masih menyerang perempuan itu"

Pengacara yang ditatap Jesara, sama sekali tidak mengerti kenapa perempuan itu menginginkan hal seperti ini. Ini hanya akan menambah pidana perempuan itu tapi sepertinya perempuan itu sama sekali tidak peduli.

Pengacar yang lain berbicara kemudian, "Maaf tapi, kalau ini tidak berkaitan dengan upaya pembelaan hukum anda. Pak Fabian sedang diselidiki untuk tuntutan kekerasan dalam rumah tangga. Sehingga apapun statement anda, sama sekali tidak akan membantu membebaskan Pak Fabian"

"Apa?" Jesara merasa Fabian tidak mungkin melakukan hal semacam itu dan masih tidak percaya sehingga dia mengulang bertanya kepada pengacaranya, "Maksud kamu Abi melakukan KDRT sama perempuan itu?"

Kedua pengacaranya mengangguk kemudian salah satunya berbicara kembali, "Pendarahan yang anda lihat waktu itu sepertinya adalah komplikasi dari luka dalam yang dialami Elle akibat kekerasan yang dilakukan suaminya sesaat sebelum anda datang"

"Jadi...? Jadi maksud kamu...?" Jesara menatap dengan tidak percaya lalu bergumam sambil meremas tangannya sendiri, "Abi..." masih tidak percaya dan mengira apa yang dia dengar di rumab sakit waktu itu hanya ungkapan kekesalan Fabian kepadanya

"Yes, Yara. Abi udah ngelukain istrinya sendiri jadi dia mungkin akan dipenjara lima tahun paling tidak kalau Elle gak menambah tuntutannya" Jessica datang dengan beberapa petugas dibelakangnya, "Boleh saya bicara sama kakak saya?" Tanyanya pada kedua pengacara perempuan itu dan mereka meninggalkan kedua kakak beradik itu

"Maksudnya? Kenapa Abi..."

"Bersyukur karena bukan lo yang jadi istri dari laki-laki monster kayak Abi. Jadi Yara, he's goin to jail dan kalau kamu benar-benar menginginkan Abi. Wait for him" kata Jessica kemudian menatap kakaknya

Jesara menggelengkan kepalanya kemudian berkata dengan pelan, "Abi. Gak mungkin kan? Maksud gue, he didn't..."

"He did. Dan lo gak usah sok ngerasa kalo Abi gak mungkin ngelakuin itu semua. He did it" Jessica menghela nafas kemudian, "Juna sama Kay lagi ngomong sama Abi. Poor him karena harus dipenjara selama itu. Kasihan ya, Ya? Maksud gue, karir dia dan semuanya hancur karena masalah seperti ini"

"Elle gimana?" Tanya Jesara yang membuat Jessica sangat terkejut karena wajah perempuan itu tampak sangat khawatir

"Sorry, lo bilang apa?" Jessica memastikan pertanyaan Jesara dengan tidak percaya

"Elle... Gimana?" Jesara meraih tangan adiknya dan terlihat sangat bingung, "Gue gak tau kalo dia mengalami semua ini. Maksud gue, gue pikir dia menikmati hidup seperti..."

"Oh. Seperti putri maksud lo? Yang Abi sayang banget gitu?" Jessica bertanya dengan tenang, "Gak. Dia menderita tapi dia diam aja karena tau Abi itu nekat dan nama Wijaya itu terlalu menakutkan. Untungnya sekarang Abi gak bisa ngapa-ngapain jadi Elle bisa minta cerai secepatnya"

"Kenapa bisa begitu?"

Jessica terlihat bingung dengan lambannya Jesara menangkap pembicaraan mereka, "Lo gak tau kalo Om Stefan sendiri yang nuntut anaknya?"

Jesara masih dengan kebingungannya dan menatap tidak percaya

"Gosh. Om Stefan sama Tante Oktavia yang nuntut Abi pakai nama Elle supaya laki-laki itu gak bisa berkutik lagi"

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang