Kemarin ketika dia mulai bingung dengan perubahan bentuk tubuhnya dan rasa sakit yng selalu saja menyakitinya ketika pria itu merasukinya dengan paksa, Elle mulai khawatir dengan satu hal. Sialnya ketika dia menemui dokter yang disarankan ibu mertuanya. Elle justru mendapatkan kabar yang membuatnya bimbang.
"Jadi, selamat ya Elle. Sudah mau masuk minggu kedua. Syukur ya gak rewel kandungannya" dr. Bianca kemudian menyalaminya dan tersenyum sumringah
Sementara Elle, membeku kemudian mengangguk dengan tidak tenang lalu keluar dari ruangan itu setelah sebelumnya berkata pada dr. Bianca, "Euh jangan bilang siapa-siapa bisa?"
"Oh, mau surprise ya?" dr. Bianca mengangguk dengan semangat kemudian tersenyum dengan cantik, "Iya. Ini nanti resepnya ditebus ya? Vitamin sama susunya jangan lupa. Mulai sekarang jangan pakai heels. Dan kalau kamu sama Abi berhubungan tolong jangan terlalu aktif ya. Sepertinya kamu harus bicara ke Abi soal yang itu karena kandungannya masih hmm... Ya kandungan kamu masih lemah, juga kasihan kan kalau dijengukin terus sama ayahnya. Akhirnya dateng juga ya buah hatinya. Abi kepengen banget loh punya anak. Dia kayaknya udah obsessed gitu dari jaman kita kuliah. Katanya pengen anak cowok. Tapi perempuan juga gak apa-apa katanya. Yang penting dapet si kecil"
Elle menelan ludah kemudian meremas kertas yang tadi diberikan padanya lalu membuang kertas itu begitu saja ke tempat sampah ketika dia sudah tiba di parkiran.
Dengan kebingungannya Elle terdiam dan tidak mengatakan apapun pada Pak Yusril yang belum juga menyalakan mobilnya, "Mau kemana kita, Nya?"
"Hm..." Elle masih bingung harus menjawab apa. Pulang? Mana mungkin dia mau kembali ke rumah saat ini. Elle harus menemukan tempat yang bisa membuatnya tenang, "Mama kemana Pak?"
"Nyonya Oktavia tadi katanya ada kumpul sama temen-temennya di Malaysia. Nanti malam baru balik..." Pak Yusril menstarter mobilnya kemudian melirik majikkannya, "Pulang, Nya?"
"Gak. Saya mau nyusul Mama aja. Kemana tadi? Malaysia dimananya Pak Yusril?" Elle mengeluarkan handphonenya lalu melirik kembali Pak Yusril, "Mama pakai pesawat pribadi? Jam berapa Mama perginya?"
"Kira-kira satu jam lagi. Ini kita ke bandara?"
"Iya ke Bandara"
"Bilang Tuan dulu..."
Elle memotong dengan cepat kemudian, "Jangan!" Pekiknya, "Jangan pernah bilang saya deket sama Nyonya Oktavia. Kalau tanya, bilang aja saya... Hm... Saya pergi reuni sma ke bogor dijemput temen..."
...
"Kamu ngapain ikut saya ke sini segala?" Oktavia memandang menantunya kemudian.
Sepuluh menit yang lalu, Elle datang dan mengejutkannya yang sedang memilih beberapa scarf di salah satu butik yang ada di bandara sebelum kemudian Elle memintanya untuk duduk
Oktavia sama sekali tidak keberatan dengan interupsi yang dilakukan menantunya. Tidak keberatan jika mereka bersama istri The Klan yang lain. Hanya saja kali ini dia sedang bersama dengan teman-teman sosialitanya dan benar-benar terkejut karena Elle mendatanginya
"Kamu tau jangan pernah temui saya kalau saya sama mereka kan? Pakai otak kamu..."
"Darurat. Saya tadi habis dari dokter, seperti kata anda..."
Oktavia menyilangkan kedua tangannya kemudian menatap dengan curiga, "Jangan bilang apa yang saya takutkan itu terjadi..."
Elle menghela nafas kemudian mengangguk lalu memegangi keningnya
"Astaga. Anak siapa itu Elle?" Tanya Oktavia lalu menarik perempuan itu menuju salah satu kursi yang cukup sepi
Elle memahami kalau mertuanya ini jarang di rumah dan mereka jarang bertemu. Mertuanya juga memahami betapa rumitnya hubungan pernikahan ini dan sangat mendukung agar Elle dan Fabian bercerai
"Jawab. Ini anak Leon atau Fabian? Karena kalau ini anak Leon, mending kamu cepat-cepat hengkang dari keluarga saya dan menghilang, Hellena..." Ucap Oktavia dengan tegas dan memandang tajam menantunya. Tidak lupa juga mencengkram lengan Elle dengan kuat
"Anak Fabian. Ini anak Fabian. Fabian sudah bikin saya mendekam di rumah dan gak berinteraksi sama siapapun hampir satu bulan ini..."
Oktavia menelan ludah kemudian menatap nyalang sekali lagi pada perempuan itu. "Gugurin"
Elle menoleh pada mertuanya, "Maksudnya?"
"Gugurin. Iya gugurin. Jangan sampai dia tahu kamu hamil, Elle. Gugurkan kandungan kamu. Sekarang, kalau bisa kita ke Malaysia hari ini buat operasi disana..."
"Tapi..."
Oktavia mencengkram sekali lagi sampai Elle meringis dihadapannya, "Tidak ada tapi, Elle. Gugurkan..."
"Iya tapi gak di Malaysia... Mana boleh disana begitu... Lagi pula prosedurnya berat. Saya juga masih harus kerja..."
"Pokoknya saya mau kamu gugurkan janin itu..." Oktavia menatap sekali lagi kedalam mata Elle. "Tidak ada tempat di Wijaya buat anak itu Elle, dan kalau sampai Fabian tau kamu hamil anaknya , kamu tau kan apa yang akan terjadi?"
Elle tidak bisa membayangkan, akan terus bersama pria itu. Dia tidak menginginkan sisa hidupnya bersama pria itu. Tidak bisa.
.........
Author's note:
Kayaknya banyak yg tanya ya yg 'pertama' untuk apa, dan kayaknya aku gak harus jelasin pertama itu buat apa kan ya?
Inget gak Fabian pernah blg ke Elle kalo dia pernah ngajarin semua hal menjadi jalang ke satu perempuan, dan sejak saat itu Fabian gak pernah nyentuh perempuan itu. Mungkin selanjutnya kalian bisa paham sendiri.
Anyway, sudah mendekati ENDING horay! Habis itu mau terbit yg real series-kalo gak ada halangan sih- real series yg ini agak beda sih. Dan tanggal satu nanti ada 'Nostalgia' he he he
Dan aku sayang kalian semua ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortuity
ChickLit5 deadly sins of relationship Level 4: Cheating Mature content 18 + Mengandung unsur ena-ena #ygtautauaja Casts: ...