/39/

1.6K 127 3
                                    

"Do i know you?" Tanya Oktavia ketika melihat seorang gadis berdiri di dekat jendela dan memunggunginya

Elle membalikkan badannya dan mendapati Oktavia sedang melangkah mendekatinya. Elle yang sama sekali tidak mengetahui itu siapa segera melangkah maju dan berhenti ketika jaraknya cukup dekat

Oktavia duduk dengan anggun lalu menatap meneliti penampilan Elle dari atas hingga bawah, "Kenapa kamu ada di rumah saya?"

Elle menghela nafas lega lalu berkata dengan tenang, "Syukurlah, bisa nyonya tolong biarkan saya pergi dari sini?"

"Pardon?" Oktavia memandang dengan bingung gadis dihadapannya

Salah satu pelayan yang sudah di pesan Fabian agar tidak memberikan Elle akses keluar mendekati Oktavia dan mengatakan sesuatu yang cukup di dengar oleh Elle, "Nyonya, Tuan Fabian membawa nona ini semalam dan berpesan agar tidak memberikan izin kepada nona ini untuk keluar..."

"Oh, please let me go..." Elle berucap setengah memohon pada Oktavia hingga akhirnya dia mendekat kembali, "Tolong biarkan saya pergi nyonya..."

Oktavia menyadari kalau perempuan itu memohon padanya dengan amat sangat. Seperti gadis itu tidak ingin melihat lagi putranya dan sepertinya gadis itu dan putranya memiliki sesuatu yang telah terjadi diantara mereka. Sangat aneh ketika gadis lain berusaha mencuri hatinya untuk tinggal di sisi Fabian sementara gadis ini mencoba menghindari putranya

"Boleh saya pergi dari sini?" Tanya Elle sekali lagi dengan mencoba setenang mungkin, "Saya harus bekerja, dan kalau tidak saya akan kehilangan pekerjaan saya. Tolong..."

"Kamu menghindari Fabian?"

Elle terdiam mendengar pertanyaan Oktavia. Dia ketakutan sebenarnya. Takut dengan laki-laki itu dan takut dengan ucapan laki-laki itu.

"Oh, please have a seat. Saya cuma mau berkenalan setelah itu kita bicarakan baik-baik masalah kamu dengan Fabian..."

Elle menurutinya dan duduk di depan Oktavia dengan sedikit ragu. Takut jika Fabian akan kembali dengan cepat. Dia sudah menghabiskan semua keberaniannya tadi. Sekarang, dia hanya ingin keluar dari rumah ini dan kembali ke kehidupannya yang normal.

Oktavia memerintahkan semua pelayannya keluar lalu meninggalkan mereka berdua saja. Menyadari jika para asisten rumah tangga itu terlalu takut pada Fabian, "Jadi siapa nama kamu?"

Elle menelan ludahnya lalu menjawab dengan ragu, "Hellena, Elle..."

"Hm, kenapa kamu bisa ada di rumah saya? Tenang saja jangan takut..."

Elle menelan ludahnya sekali lagi. Nada bicara Oktavia terdengar bersahabat walaupun dari tatapannya mencoba mencari tahu keadaan Elle, "Saya, Pak Fabian yang, maksud saya... It's a mistake. Please... Saya akan menghindari Pak Fabian dan menutup mulut saya..." Elle mengira Fabian mengajaknya menikah karena tidak ingin Elle membeberkan mengenai kelakuan laki-laki itu

Oktavia menghela nafas kemudian mengingat sebentar deretan gadis yang selalu menjadi teman anaknya. Tidak ada yang pernah ketakutan seperti ini. Apa Fabian mengatakan sesuatu pada gadis ini? "Fabian mengancam kamu?"

Elle menggeleng dengan cepat lalu berkata, "Tidak. Tapi tolong boleh saya keluar..." Elle takut jika ternyata Fabian memiliki gangguan kejiwaan karena sikap laki-laki itu menurutnya sangat tidak normal

"Ceritakan dulu ada apa Elle. Saya tidak mau anak saya marah kepada saya kalau saya tidak tahu cerita yang benar..."

Wajah Elle berubah pias lalu terdiam dan ragu menceritakan kejadian semalam dan pagi tadi pada Oktavia. "Pak Fabian dan saya melakukan hal tersebut dan kemudian tadi pagi dia bilang mau menikahi saya. Demi Tuhan itu tidak masuk akal, saya tidak bisa mengambil tempat calon istrinya..."

"Fabian punya calon istri?" Tanya Oktavia dengan bingung, "Oke, saya mengerti kondisinya... Jadi dia meniduri kamu dan bilang mau menikahi kamu lalu menahan kamu disini?"

Elle mengangguk dengan cepat walaupun bingung dengan apa yang terjadi

"Sudah gila ya anak itu? Ya, sudah. Ayo ikut saya keluar Elle, saya akan bilang pada mereka kalau saya mengajak kamu keluar, saya antarkan kamu pulang, dan..."

"Saya tidak akan menemui Pak Fabian lagi Bu. Saya janji..."

Oktavia mengerjapkan matanya, "Oh, hm. Bukan begitu tapi... Yah, lakukan saja..."

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang