/83/

1.3K 128 13
                                    

Pagi hari ini, menjadi pagi yang paling tidak biasa untuk Leon karena Jesara sudah duduk di kicthen island dan menatap pria itu dengan senyumannya. Leon memicingkan matanya kemudian bertanya, "Mau apa kamu senyum-senyum begitu?"

Jesara mengedikkan bahunya dan menatap pria itu dengan tenang, " I think we should do something better..."

"Like what?" Leon bertanya kembali kemudian memutar bola matanya menyadari sesuatu, "Oh, jangan bilang kamu mau kode-kodean menjijikkan ke Fabian biar dia balik sama kamu"

"Aku selalu suka kamu yang cemburu begini, Leon" kata Jesara sama sekali tidak memedulikan laki-laki itu yang terlihat jenuh padanya, "Kayaknya aku perlu menghubungi dia karena hampir dua minggu ini dia tidak cari aku"

"Mungkin dia bahagia sama pernikahannya" kata Leon memyahuti dan tidak peduli sama sekali karena dia memikirkan seseorang sekarang. Perempuan yang menjadi istri Fabian pasti saat ini sedang mengalami penderitaan yang amat sangat karena laki-laki itu sudah pasti akan menjadikannya bahan pelampiasan ketika Jesara tidak kembali juga

"Ah, i don't think he will. Jadi... Aku mau cerai sama kamu"

"What?" Leon memicingkan matanya kemudian menghela nafas, "Look, wife. Aku sedang banyak urusan sekarang. We're on spotlight right now. Tahu dong kenapa? Aku, artis yang dipuja-puja sudah menikah sama kamu. Dan..." Leon memainkan jemarinya sambil menunjukkan cincin pernikahan mereka, "We've been married for a couple months now. Lalu kamu bilang mau cerai? Like? Hell Jesara think about it. Kamu pikir apa yang akan orang-orang bilang soal perceraian kita"

Jesara menarik nafas dengan dalam lalu menjawab pria itu kemudian, "So what? Salah kamu sendiri dengan idiotnya bilang ke semua orang kalau kamu menikah sama aku? Like i said we don't need people know this marriage"

"I know. Tapi mereka dapat foto pernikahan kita dari akun sosialita Dias Hugo kalau boleh aku kasih tambah, ISTRI sahabat kamu itu adalah influencer dan designer yang terkenal Jesara. Kamu pasti tahu harusnya kamu gak membiarkan mereka memposting apapun tentang pernikahan kita"

"So it's on me"

"Yeah, and always be on you" tambah Leon, "Lagi pula aku sudah nyaman sama pernikahan ini. Don't you agree with that?"

"Gak" sahut Jesara dengan cepat, "Kamu gak mengejar-ngejar aku Leon. Jadi aku gak bahagia sama itu. Aku suka kalau laki-laki memohon sama aku. Abi adalah orang yang sempurna buat itu. Not you"

Leon menggelengkan kepalanya, "Fine. I'll do it. Okay? Do We have a deal right now?"

"Mau kamu apasih Le?" Tanya Jesara dengan jengah pada pria yang sudah mendekatinya kembali lalu menatapnya dengan intens

"Apa kurangnya aku sih, Je?" Balas pria itu lalu bersedekap

Jesara sudah akan menjawabnya tapi laki-laki itu kembali bertanya dengan tidak sopan kepadanya

"Je. Kenapa kamu harus membuang apa yang sudah kamu punya hanya buat Fabian?" Tanya laki-laki itu dengan lembut

"Kenapa kamu bilang?" Jesara menaikkan satu alisnya, "Jangan pikir aku jatuh cinta, Le. I won't. Aku cuma mau dia berlutut didepan aku dan bilang dia salah sama aku"

Leon sama sekali tidak mengerti kenapa perempuan itu bersikukuh mendapatkan Fabian bertekuk lutut dan meminta maaf. Benar-benar bertekuk lutut

"Karena Le. Dia laki-laki pertama aku dan aku sama sekali gak pernah dengar dia minta maaf sama aku. Si bajingan Fabian itu yang selalu selingkuh dari aku walaupun aku pura-pura gak tau!"

Leon terkejut dan berhasil menyembunyikannya dan menyimak setiap kata-kata Jesara yang terdengar sangat marah ketika menjelaskan alasan kenapa dia ingin pria itu berlutut kepadanya

"Brengsek itu bikin aku kelihatan seperti pelacur karena aku tidur sama orang lain dan gak pernah kasih tau ke orang-orang kalau aku pacarnya dan kami akan menikah! Karena si bajingan itu Le! Aku marah sama dia! Bertahun-tahun aku disampingnya tapi dia menikah sama perempuan lain, Le! Kamu pikir kenapa aku suka selingkuh dari dia dulu?! He never touched me! Damn that ridiculous bastard. Aku benci dia yang menikah dan terlihat tenang seolah-olah semuanya berjalan sesuai rencana dia. Aku gak suka!"

Leon tidak menanggapi dan melihat bagaimana perempuan itu terengah-engah mencari oksigen untuk bernafas ketika dia sudah selesai melampiaskan kemarahannya. Leon tersenyum dengan samar, benar kalau laki-laki itu bajingan. Walaupun Leon tahu dia tidak ada bedanya dengan laki-laki itu tetap saja dia merasa lebih baik dibanding Fabian.

"Jadi kamu tanya kenapa dia harus berlutut dihadapan aku?"

Leon hanya menjawab dengan santai, "Karena dia laki-laki pertama kamu"

Jesara menelan ludah kemudian. Oh, sial sekarang dia sudah lepas kendali.

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang