/06/

3.1K 220 4
                                    

Fabian menatap layar kaca dihadapannya. Sudah beberapa menit semenjak email itu masuk dan Fabian tersenyum sendiri

Pada saat dirinya sedang menikmati secangkir kopinya, Jesara datang tanpa mempedulikan keberadaannya

"Mau kemana?"

Jesara yang sedang melepaskan kaitan sepatunya hanya menghela nafas lalu menoleh sesaat, "Date?"

"Kenapa kamu seperti orang bertanya padahal kamu memang sudah pasti bakalan date?"

Jesara menghela nafas lagi, "Mau memastikan kalau kita sepemikiran"

Fabian bangkit dari duduknya kemudian tertawa pelan, "Oke, aku ngaku aku salah. Bisa kita hentikan semua ini Jesara?"

"Apa? Apanya yang kamu salah dan aku benar? Apa yang mau distop?"

Fabian mendekati gadis yang berdiri memandangnya sambil bersedekap. "Aku salah, kamu benar. Tentang hubungan kita"

Gadis itu mendekat, "Hubungan yang mana?"

"Pertunangan kita" Fabian menangkap lengan Jesara dan menahannya dengan lembut, "Aku salah. Aku mau berubah, seperti yang kamu mau"

Jesara yang bingung hanya memandang dengan satu alis terangkat, "What is this Fabian? Kamu tau kan kalau kamu bilang kita break? Aku sekarang sedang pacaran sama orang. What do you mean with this?"

"Ya, aku tau. Seenggaknya aku udah bilang kalau misalnya aku mau kamu kembali. Silahkan kalau kamu masih mau date sama dia. Tapi..." Fabian mengeraskan pegangannya pada lengan Jesara sehingga gadis itu memandangnya tak suka, "Tapi kalau hanya ada kita. Jangan bawa laki-laki lain, Yara. Cuma aku"

Jesara melepaskan tangan Fabian dengan paksa dan susah payah, memandang laki-laki itu tajam, "Kamu masih aja sama"

Fabian tersenyum biasa, kemudian memandang Jesara yang sudah melangkah menuju kitchen isle mereka

"Tapi itu yang selalu bikin aku betah sama kamu, Abi sayang" gadis itu berbalik, "Besok kamu kemana?"

"Perusahaan rekaman yang sedang kamu desain itu. Aku ada perlu. Lunch?"

Jesara mengangguk sesaat kemudian meneguk air yang berada dalam gelas genggamannya, "Kamu tau kalau aku pacaran sama orang di dalam sana?"

Fabian menaikkan satu alisnya, "Kamu pingin aku tau atau kamu mau kenalin aku ke pacar kamu?"

"Kamu bisa kenalan sama dia..."

Fabian mengangguk pelan, "he's good?"

Jesara mendekati Fabian, menghela nafas ketika jemarinya sudah menyentuh beberapa pahatan dibalik kemeja lelaki itu, "On bed?"

"I didn't ask for that. Does he treat you right? Does he love you?" Bisik Fabian perlahan dan mendaratkan kecupan kilat di bagian leher gadis yang ada dalam rangkulannya

Yara, sudah akan kehabisan kontrol ketika Abi sudah mulai menggigit pelan kupingnya. Gadis itu susah payah menelan ludah sampai akhirnya menjawab pertanyaan Abi dengan gelengan pelan

Fabian menatap lekat kedua mata Jesara, "Dia apakan kamu?"

Jesara menggeleng lagi, "We're not in love..." ucapnya pelan dan mencari-cari bibir Fabian hingga cuping hidung mereka bersentuhan

"Kamu belum tidur sama dia?"

Dan Jesara sekali lagi menggelengkan kepalanya, lalu menggeram pelan "Uh, Fabian give me your lips"

Fabian masih saja menggoda Jesara dengan menyentuhkan bibirnya sekilas pada bibir Jesara,

Lelah dengan permainan Fabian, Jesara memundurkan wajahnya dan menatap gemas, "Okay. Aku belum tidur sama dia"

"Terus?"

"Kasih aku beberapa hari, dia klien yang besar"

"Beberapa hari buat?"

Jesara menelan ludah dengan paksa karena wangi tubuh Fabian yang masih saja terus menggodanya, "He wants my body..."

Fabian tertegun sejenak lalu kembali menggigiti dengan lembut daun telinga Jesara yang berada di dekat wajahnya, "Kamu yang penasaran sama badan dia, am i right?"

"Fine. Just a couple days..."

Fabian mendekatkan wajahnya, menatap manik mata Jesara dengan lembut, "Setelah itu kita menikah?"

"Iya"

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang