/08/

3K 197 1
                                    

"Jadi malam ini kita ngapain, Le?"

Leon menelengkan kepalanya sesaat dan kembali berkutat dengan beberapa lembar daun lettuce yang baru saja dia cuci

Jesara sudah menunggunya dengan setia di depan mini bar dan tersenyum menunggu jawaban lelaki itu

"Kamu bilang kita hanya punya waktu beberapa hari kan?"

Jesara mengangguk pelan dan menatap dengan penasaran pada laki-laki yang sedang mengenakan apron berwarna hitam di hadapannya

"Aku mau pamer salah satu keahlian aku, kalau-kalau kamu ternyata bisa berpaling ke aku dari pada balik ke calon suami kamu"

Perempuan itu tertawa pelan, "You don't say", Jesara melangkah memutari mini bar yang menghalangi mereka kemudian memandang Leon yang hampir selesai dengan acara plattingnya

"My... Yeah, my step mother lives in Bali, and she taught me this receipee, namanya apa ya Jesara?"

" I don't know. I don't do this stuff"

Leon mengerutkan keningnya, "Kamu gak masak?"

"Oh, I enjoy food but not cooking. It's not suit my style tho"

Sekarang, Leon semakin mengenal karakter Jesara. Gadis itu adalah gadis yang meninggalkan kesulitan dan akan segera kabur jika menemukan kesulitan di depannya. Oh, tentu saja berbeda untuk kasus desain interior yang Jesara sukai. Yara tidak akan pernah menemukan kesulitan untuk mendesain.

"What is it?" Tanya Jesara setengah tertawa karena menemukan raut wajah kebingungan Leon

"It's just your vibes. Too strong till i can't bite my tongue"

"Maksud kamu apa coba? Bite your tongue?"

Leon tertawa pelan, "Yeah, just saying. Dan aku baru ingat ini namanya apa. Betutu. My mom used to love this..."

"Then...?"

"Then she died. End of story. Makanya aku gak terlalu suka jatuh cinta Jesara. You know, people going insane when it comes to love"

Jesara tertegun sebentar, memandangi waut wajah Leon yang menegang ketika membahas masalah sesensitif cinta. "It's okay kalau kamu gak mau bahas itu"

"Oh, i want to talk about it. Just in case kalau nanti kamu benar-benar punya rencana menikah sama calon suami kamu itu. Kamu harus tau kalau cinta itu cuma ungkapan lain dari i-need-your-help ..."

"To stay with me..." potong Jesara dan membuat mereka berdua tertawa pelan

Leon kembali tersenyum dan menyandarkan tubuhnya pada meja di belakangnya, matanya sudah menatap intens manik mata Jesara yang kecoklatan dibawah sinar lampu, "Hanya mau mengingatkan kamu kalau kamu masih bisa kabur tinggalin tunangan kamu dan hidup bebas sama aku"

"Dia itu tipe laki-laki idaman wanita, i need to get with him. Afterall, dia satu-satunya orang yang mengerti aku..."

Leon menganggukan kepalanya beberapa kali kemudian memotong bawang bombay dengan cekatan, "Yeah, i've warned you. Intinya kalau sampai itu terjadi jangan kabur, Jesara"

"Kamu kedengerannya kayak kenal aku udah lamaaaa banget... Do you?"

"Nope" dan Leon memberikan kecupan kilat pada bibir merah Jesara, "Tapi aku mau sih kenal kamu lebih dalam"

"Selalu terdengar nakal dan negatif kalau kamu yang bicara, Marvelino"

Leon tertawa untuk kesekian kalinya, "Kita mau makan atau terus-terusan sexual harassment begini. Aku sih mending get laid with you, tapi aku butuh tenaga juga sih"

"Eat first..." dan Jesara tersenyum

"Sex later. Okay"

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang