Highlight Teaser (2)

8.6K 365 10
                                    

8.56 AM
Davinci Tower, Jakarta



Marvelino atau Leon, sedang menggelung dirinya ketika seorang gadis mendekat padanya, "Elle..." Panggilnya ketika merasakan Elle datang mendekat

"Sudah hampir jam 9, bangun Leon. Mau sampai jam berapa?"

"Sampai aku puas, menandai tubuh kamu"

Elle menyingkirkan tangan besar yang sudah akan menariknya kembali ke atas tempat tidur itu, "Aku sudah harus kembali ke Fabian"

Leon terduduk, memandang lekat gadis yang sudah ada dalam dekapannya, "Dia mau kamu hamil kan?"

"Anaknya, Le. Bukan anak orang lain" koreksi Elle dengan cepat

"Kamu yakin harus begini?"

Elle hanya mengedikkan bahu, kemudian berdiri dan memandang tubuh Leon yang terekspos begitu saja, "Abi yang bilang begini, kita begini. Kamu begini. Jesara begitu. Yakin harus sama Jesara?"

"She's my golden ticket" kata lelaki itu lalu mengusap wajahnya dengan kasar

Elle merasakan sesak di dadanya sesaat. Okay. Saat ini dia benar-benar hanya teman tidur Marvelino Lusson dan indung bagi calon anak Fabian Wijaya, sementara kedua lelaki itu sibuk mengejar Jesara

"Hey what's wrong?" Tanya lelaki itu menyadari perubahan raut wajah Elle

"Aku pergi"

...

3.45 PM
Kemang, Jakarta



"Kamu, Elle. What are you doing here?"

"Yara. Saya ada perlu sama Dias. Pak David butuh tanda tangan"

"I see. Dias di lantai atas..."

"Thanks, Yara" kemudian Elle mau tidak mau tersenyum dengan manis

Yara menahan lengan gadis itu, "Oh, yeah.  Elle..."

Elle menoleh dan memandang bingung pada wanita yang sudah setengah mabuk itu, "Apa? Jangan menggoda Pak Dias? Maaf tapi saya tidak terarik dengan orang yang sudah menikah"

"Pft! Hahaha. Bukan..."

"Lalu?"

Yara terkekeh pelan dan kembali memandangi Elle seolah mengintimidasi gadis itu dengan tatapannya, "Just so you know, Fabian selalu menyuruh kamu minum vitamin..."

Elle terdiam

"That's not Vitamin, tapi pil KB ha ha ha"

Elle memaksakan senyumnya, "Well, berarti Fabian mau saya bercinta lebih lama dengan dia... Permisi"

"Sialan! Sini kamu jalang! Hey! Pelacur! Ah! Stop! Lepasin gue! Lepasin! Shit!" Teriak Yara sambil terus meronta dari orang-orang yang menahannya

...

10.23 AM
One Pacific Place, Jakarta



"Kapan mau lepas Elle, Fabian?"

"Mimpi terus, Leon. Proposal kamu masih banyak yang harus di perbaiki"

"Kamu tau kan kalau keluarga kamu tidak suka sama dia?"

"Kamu pikir kamu bisa dapat dia dengan keadaan kamu?"

"Aku artis, tau? Tau pasti. Aku bisa bawa Elle pergi, sayangnya si tua bangka itu bilang dia istri kamu. Apa-apaan..."

Fabian menutup laptopnya, memandang santai Leon yang sudah menatapnya tajam, "Memang, karena calon istri aku melarikan diri waktu itu. Dan Elle hamil, jadi aku nikahi saja. Tidak rugi juga"

"Lucu" kata Leon lalu mendengus, menghempaskan dirinya ke sandaran kursi, "Elle tidak hamil Fabian"

"Belum. Tapi akan... Dan itu anak aku, jadi kamu silahkan jauh-jauh"

"Jadi kamu benar-benar mau mengurung dia ya?"

Fabian mengedikkan bahu, "Ide bagus"

Leon mendengus sekali lagi dan memutar-mutar dirinya di kursi kerjanya, "Kalau Elle melahirkan, bagaimana?"

"Belum aku pikirkan"

"Jesara?"

"Kamu dan dia kapan bercerai? Akan aku pertimbangkan kalau misalnya Elle tidak jadi hamil"

Leon menatap menyelidik, menyipitkan matanya lalu menghela nafas, "I see, kenapa sampai sekarang Elle masih begitu. You haven't touch her yet. Dan kamu selalu kasih pil itu kan?"

Fabian mengangguk, "Ya? Why? Tau juga kamu" kemudian dia terkekeh

"Tapi aku tetap akan mempertahankan Jesara. Sorry but, yeah. Thanks for your wife"

"It's okay. Yara akan selalu tau jalan pulangnya. Hanya jangan menyesal kalau nanti menemukan Elle menangis-nangis di depan rumah laki-laki ini" tunjuk Fabian pada dirinya sendiri

Leon menggertakan giginya ketika Fabian meninggalkannya di ruangan itu.





___________________________________

Level 4 dari Games EP
To be continued

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang