/23/

2K 146 1
                                    

"Jangan mepet-mepet deh, Le"

"Kenapa? Kan kita mau buat pengumuman pertunangan"

"Jangan gila, Le. Ini pertunangan orang. Kalo mau bikin pengumuman, nanti aja dirumah aku"

"Aku juga mau kenalan sama teman-teman kamu"

"Mereka yang gak mau kenal sama kamu"

"Julian kenal aku"

"Julian itu kakak aku bukan teman"

"Okay, aku kenal..."

"Sudahlah, Le. Kamu gak kenal siapa-siapa dan jangan coba dekat-dekat sama teman aku"

Leon menghela nafasnya. Belum juga mereka sampai di ballroom tapi Jesara sudah membuat emosinya naik beberapa tingkat.

Jesara mengenakan rancangan Agus Soesastro dengan bagian lengan terbuka dan belahan dada yang cukup rendah namun dapat membuat dirinya tampak stunning hanya dengan menggunakan gaun itu

"Oh, iya. Ini David namanya yang tunangan. You don't have any obligation to talk with him"

Leon menaikkan satu alisnya lalu menatap dengan malas, "Yeah, gandeng tangan aku saja"

Jesara melakukan apa yang Leon minta kepadanya sampai kemudian mereka memasuki aula acara yang sudah ramai dengan tamu undangan.

Seperti yang Leon duga, ada banyak pasang mata di dalam sana yang menatap mereka bertanya-tanya dan juga menatap sekedar ingin tahu lalu sibuk mengobrol lagi

"Aku pikir kamu akan menarik cukup perhatian..." Bisik Leon sambil menggandeng Jesara menuju satu kerumunan

"Euh, i was. Tapi kalau sekarang aku sedang tidak pakai sesuatu yang menatik perhatian..."

"Like what?"

Jesara memutar kedua bola matanya sebagai jawaban atas pertanyaan Leon karena tidak ingin bicara terlalu banyak pada laki-laki itu, "Kamu sudah pakai parfum yang aku minta kan, Leo? Kenapa wanginya tidak keluar ya?"

"Please Jesara, kamu pikir aku apa pakai parfum wangi melati..." Leon kemudian mengeratkan rangkulannya pada pinggang Jesara

"I don't know. Tiba-tiba aku pengen kamu pakai aja..." Jesara menarik lengan Leon ketika dia melihat Crhistian sedang mengobrol dengan beberapa orang

Christian yang melihat putrinya datang segera menyambut anaknya dengan merentangkan kedua tangannya lalu memeluk gadisnya yang sudah dewasa, "How have you been? Papa senang bisa melihat kamu disini" katanya setelah mengurai pelukan mereka

Jesara menoleh kearah Leon karena pandangan papanya seperti bertanya dengan siapa dia datang, "Pa, ini Marvelino. And Marvelino this is the most important man in my life... You better be nice to him"

"Oh, hai Mr. Salvia. It's a honor" ucap Leon ketika menjabat tangan Christian

"Oh, yeah. Marvelino, are you by anychance, british?"

"Yah, tapi saya juga bisa bahasa indonesia..."

Kemudian mereka tertawa seperti mendapat lelucon hangat padahal Jesara hanya tertawa karena miris dengan selera hunor mereka berdua. "Euhm, Pa. Papa punya waktu kosong setelah ini..."

"Biar aku saja, sayang" Leon menyela dan mendapat tatapan bingung dari Christian, "Mr. Salvia apakah anda memiliki waktu luang, mungkin lain hari karena saya tidak ingin lancang malam ini"

Christian menatap bergantian putrinya dan Leon dengan tatapan curiga, "Let me have a words with my daughter, Marvelino. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya"

Crhistian lalu menarik lengan putrinya sementara Jesara hanya mengedikkan bahu pada Leon. Mungkin setelah beberapa langkah akhirnya Jesara menghentikan Papanya dengan ucapan, "Okay, dia melamar aku"

"Sudah Papa pikir begitu. Dan siapa dia?"

Jesara terkejut beberapa saat ketika Papanya tidak mengenal laki-laki yang dia bawa malam ini. "Ugh, Lusson. He's Lusson, Pa"

"What?!" Pekik Christian setengah berbisik kepada putrinya, "Marvelino Lusson adik tirinya Mikail?"

"Ugh? Ya..." kemudian Jesara melirik Papanya memijat kening dengan memejamkan mata, "It's okay, toh semua orang tau aku bukan anak Papa dan dia bukan anak tante Laura"

"Oh, honey. Clarissa pasti akan mencekik kamu kalau sampai kamu menikah dengan dia..."

"Sayangnya, aku setuju sayang..." Clarissa datang dengan membawa segelas champagne ditangannya lalu memberikan kecupan pipi untuk putrinya, segera setelahnya bertanya dengan tenangnya, "Apa kabar, Jesara?"

Jesara menghela nafas dan bersedekap memandang Mamanya, "I'm getting married, Mom. Pa bisa kita bicarakan lain kali? Aku mau makan sama Leon"

Christian memberikan izin kemudian memandangi punggung putrinya

"What a disaster. Kamu tau apa yang anak kamu lakukan?" Omel Clarissa pada Christian yang sudah berdiri disampingnya

"Anak kita..."

"Itu Lusson yang akan menikahinya..."

"Laura pasti muntab setelah ini"

FortuityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang