Volume 00 Imagine 01 - Awal Cerita Sang Pahlawan Mesum

434 28 5
                                    

Hari senin, hari dimana kesibukan baru saja dimulai di Distrik Shinjuku, Tokyo.

Kebisingan beberapa orang yang sibuk dengan telepon genggam mereka, maupun hiruk-pikuk para pekerja kantor yang berlalu-lalang mengejar waktu mereka, sangat teratur.

Jarak rumah kontrakan yang kusewa dengan sekolah baruku lumayan jauh. Membutuhkan waktu 30 menit dengan kereta menuju selatan, yaitu SMA Shibuya.

Saat memasuki kereta, aku melihat beberapa siswa dan siswi yang berseragam sama denganku. Mungkin mereka dari SMA yang sama?

Berhubung yang memilih untuk naik kereta cukup banyak, hingga hampir tak ada tempat. Untung saja aku masuk terlebih dulu.

Namun, yang namanya kereta, berangkat pada waktu yang ditentukan. Jadi, sembari menunggu, aku mendahulukan orang tua juga ibu-ibu untuk duduk di tempat duduk. Aku masih muda, berdiri 30 menit tak masalah untukku.

Pintu kereta mulai tertutup. Desakan-desakan dari belakang mulai mendorongku dari segala arah.

ZSSHHH~

Desis mesin kereta terdengar, perlahan-lahan kereta yang kutumpangi mulai meninggalkan stasiun Distrik Shinjuku timur.

Mungkin karena terlalu fokus pada keramaian, aku baru saja menyadari bahwa ada seorang gadis berseragam terhimpit oleh beberapa orang laki-laki.

Nampak gadis tersebut kurang nyaman karena tubuhnya bergesekan dengan laki-laki dewasa disekelilingnya.

Mengkhawatirkan apa yang akan terjadi nanti, aku buru-buru menarik lengannya yang tergapai, lalu menempatkannya di dekatku. Sesaat aku mendapati tatapan kekecewaan para pria pekerja kantor yang sempat menghimpit gadis tersebut.

'Huh, dasar pencari kesempatan dalam kesempitan... Aku tahu siasat kalian...'

Mengacuhkan tatapan mereka, aku menanyai keadaan gadis yang kuberi tempat tepat di depanku. Tepatnya di dekat pintu, tempat yang cukup untuk satu orang.

"Umm, maaf... Apa kau tidak apa-apa?"

Seragam itu, kulihat seragamnya sama persis dengan seragam SMA yang kukenakan.

"A-Aku tidak apa-apa..." jawabnya gugup. Mungkin dia terlalu canggung berbicara dengan orang asing ya?
"Sepertinya kau satu sekolah denganku..." ujarku datar pada gadis yang tingginya hampir sama denganku itu.

"Ah, aku baru menyadarinya! Maafkan aku!"
"Tidak masalah. Oiya, aku murid pindahan dari Kyoto. Namaku Ryuichi Venzo. Dan kau...?"
"Asami Midori..."

Dia mulai sedikit tenang dengan tas jinjing yang dia peluk erat. Ah, dia melindungi dadanya ya? Itu hal wajar bagiku dikarenakan aku juga pria normal.

Kecanggungan terasa lagi disini. Kekurangan bahan pembicaraan itu menyusahkan sekali. Aku memulai kembali percakapan dengan menanyakan kelas.

"Jadi, kau ada di kelas berapa?"
"Kelas 3-A..."
"Huh? Aku juga kelas 3-A!"
"Aku menjabat sebagai Ketua Kelas."
"Hmmm? Kalau begitu, salam kenal, Ketua Kelas~!" seruku sembari menyunggingkan senyum.

Nampak secercah senyum mulai terlihat darinya. Wah, Ketua Kelas yang manis tak buruk juga.

Tiba-tiba saja, beberapa desakan terasa semakin berat kearah samping. Mau tak mau, aku mulai terdesak maju kearah Midori.

"A-Asami-san... Tolong menghadaplah ke jendela..."pintaku, membuatnya sedikit terkejut.
"A-Apa yang akan kau lakukan?"

Raut wajahnya seketika berubah menjadi raut wajah yang menghadapi bahaya. Raut wajah yang menampilkan kekesalan. Aku perlu menjelaskan lebih dalam mengenai hal ini, tapi, tubuhku semakin dekat dengannya!

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang