Aku Yamaguchi Izano. Aku adalah seorang siswa kelas 3-A di SMA Shibuya, yang bisa disebut sebagai Sekolah Elit di Jepang. Bukan hanya akademis semata yang dicari di sekolah ini, malah lebih menitikberatkan pada penerimaan siswa-siswi unik dengan hobi dan tujuan yang bermacam-macam.
Termasuk Engetsu Kazura-senpai, Kyuasagi Rinjou-senpai, dan yang paling unik dari kami bertiga adalah Ryuichi Venzo-sensei.
Oiya, meskipun aku sekelas dengan mereka, umurku terpaut 3 tahun lebih muda dari mereka dan dari kebanyakan siswa-siswi kelas 3 sekarang ini. Umurku 15 tahun.
Aku tinggal bersama mereka juga, termasuk Venzo-sensei. Alasanku memanggil Venzo dengan imbuhan -sensei adalah, meskipun dia tergolong pemuda yang mesum dengan tingkat yang sulit untuk dijelaskan, terkadang muncul kata-kata bijak darinya dan dia bisa memberikan saran-saran menakjubkan saat dia menjadi tempat curhat sahabatnya. Dan aku yang paling sering meminta pendapat padanya, terutama soal gadis.
Pengalaman yang sering dia ceritakan setelah dia mendengarkan masalahku selalu tepat seperti apa yang kualami saat itu, membuatku semakin menghormatinya sebagai orang yang lebih dewasa dariku. Dan juga, kata bijak yang masih kuingat hingga saat ini bisa membuatku menjalani kehidupan yang nyatanya keras adalah :"Jangan takut untuk menjadi dirimu sendiri, karena dirimu yang berhak menilai tujuanmu dan memutuskan kemana kau akan pergi. Jadi, meskipun dunia ini memaksamu untuk berhenti, jangan berhenti. Jika kau sanggup, genggamlah dunia. Jangan biarkan dunia menggenggammu atau kau akan berakhir menjadi pecundang."
Tapi tetap saja, yang membuatku tetap setia menjadi muridnya adalah, ilmu yang dia berikan padaku, terutama soal ilmu Ero, karena aku memang terlalu polos sebelum aku mengenalnya lewat media sosial 3 tahun lalu dan memutuskan untuk mengikuti jalannya.
Suatu waktu, dia menjelaskan juga tentang definisi HERO padaku."Hei, nak."
"Ada apa, sensei?"
"Apa kau tahu definisi dari HERO?"
"Pahlawan maksudnya?"
"Tidak akan ada HERO tanpa H dan ERO. Kau mengerti maksudnya?"Tidak akan ada HERO tanpa H dan ERO...
Jika dipikir-pikir, memang benar sih. Memang tanpa H dan ERO, HERO tidak akan terbentuk."Mungkin... dari segi kata?"
Dia duduk disampingku lalu menepuk pundakku pelan. Wajahnya pun tampak santai meskipun dia akan menjabarkan sesuatu yang belum kuketahui.
"Ada 2 macam gambaran disini. Yang pertama sudah kau jawab tadi. Kerja bagus, nak."
Dia memuji sambil mengacak-acak rambutku.
"Namun ada juga dari segi penciptaan..."
Setelah dia memberikan petunjuk tersebut, sebagai murid pertamanya, entah mengapa aku mengerti begitu saja apa maksud dari penciptaan itu.
Penciptaan HERO, kelahiran...
Sekilas ketika dia melanjutkan ucapannya, seperti dia sudah membaca pikiranku.
"Sudah kuduga jika kau akan langsung mengerti. HERO tidak akan pernah ada tanpa H dan ERO dari segi penciptaan, yang tak lain adalah, HERO pasti memiliki orangtua, entah itu yang masih hidup atau sudah tiada. Tanpa esensi dari ERO, bagaimana HERO dapat lahir dan muncul? Coba pikirkan dengan nalarmu, nak."
Sejenak aku terdiam, melakukan apa yang Sensei sarankan padaku.
Jika itu memang HERO, pastinya dia lahir dari kedua orangtuanya. Bukan sesama jenis tapi dua insan lawan jenis yang mengikat diri mereka dalam sebuah janji untuk hidup bersama yang disaksikan oleh orang terdekat mereka berdua. HERO yang tiba-tiba saja ada itu hanyalah khayalan. Meskipun ada, HERO isekai pun punya orangtua kan? Memangnya kau berharap apa? Dia jatuh dari langit seperti Hercules? Atau, dia muncul dari sebuah batu mulia yang retak begitu saja? Jelas tidak kan? Jadi apa yang disampaikan Sensei itu sangat masuk diakal.
KAMU SEDANG MEMBACA
World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]
Science FictionIndonesian Light Novel Original Title : 想像の世界 (Sōzō no Sekai) Highest Rank : #3 In Science Fiction (13 Agustus 2016) (Sebelum Remake) Genre : Action-Adventure, Fantasy, Sci-fi, School, Slice of Life, Comedy, Romance, Ecchi, Superpower Disclaimer : F...