Volume 01 Imagine 07 - Kyoto... Keluarga, Masalalu, dan Nishikawa Ayame.

145 17 8
                                    

"Ahahaha... Ahahaha..."

Tertawa bersama dan berlarian diatas tanah lapang dipinggiran sungai hingga kedua insan yang masih anak-anak tersebut lelah... Mereka berdua beristirahat dengan berbaring di tengah rerumputan... Angin segar berhembus diantara mereka yang nampak lelah dan berkeringat...

"A-Aku lelah..."
"Ehehehe~ Tapi, kau berhasil, kan?"
"Itu... karena aku tidak akan berhenti sebelum bisa menangkapmu, meskipun lelah..."
"..."

Sejenak percakapan mereka pun canggung, karena sang gadis kecil nampak kebingungan harus menjawab apa. Namun dalam hatinya dia sangat senang ditemani anak laki-laki yang jika dilihat dari postur lebih muda darinya.

Tak terasa oleh mereka, titik senja mulai meredupkan cahaya matahari, membuat mereka harus berpisah dan kembali ke rumah masing-masing.

"Ano... Sudah sore... Bagaimana kalau kita pulang?"
"Ya!"
"Besok kita bermain lagi ya?"
"Oke! Um, ngomong-ngomong, siapa nama kakak?"
"Namaku Ruruberry, kau bisa memanggilku Ruru~"
"Aku Ryuichi Venzo~! Jangan lupa ya?"
"Ya~ Sampai jumpa besok, Venzo-kun!"
"Sampai jumpa besok, Ruru-chan!"

Dengan begitu, berakhirlah kebersamaan kecil mereka sebagai teman baru. Namun keduanya tidak pernah tahu bahwa hari ini adalah hari pertama dan terakhir mereka bersama...

Esoknya, saat anak laki-laki tersebut menunggu teman bermainnya kemarin muncul, dia tak kunjung muncul disana...
Dan ketika sang gadis terlihat sedang bersama seorang pria bertubuh tegap, gadis tersebut merasa sedih...

"Ah, disana kamu rupanya- Eh, pakaianmu rapi sekali~"

Anak laki-laki tersebut memuji penampilan sang gadis kecil, namun tak merubah raut sedihnya sedikitpun. Sang gadis kemudian menjelaskan alasannya.

"Maafkan aku... Hari ini adalah hari terakhir kita bertemu... Kami harus pergi..."

Tanpa ada pemberitahuan, tanpa ada pembicaraan sebelumnya dia terkejut. Pergi dalam artian yang dia mengerti.

"Eh? Kenapa kamu pergi? Kita bisa bermain lagi kan?"
"Kami akan pergi jauh... Jadi kita tidak akan bisa bermain lagi..."
"Sampai kapan?"
"Selamanya..."

Kesedihan tak terelakkan mendatangi anak laki-laki tersebut. Sesaat kemudian pria berpakaian rapi disebelah gadis kecil mengingatkan sambil tersenyum.

"Ruru, sudah waktunya untuk pergi..."

Tanpa perlawanan, gadis yang dipanggil Ruru itu mengikuti pria disebelahnya, berbalik, lalu melangkah menjauhi anak laki-laki tadi... Namun, sebelum benar-benar jauh, gadis tersebut menoleh kebelakang, lalu berbisik dan tersenyum dengan air mata yang mengalir...

"Terimakasih... Venzo-kun..."
"Ruru-chan... RURU-CHAAAAAN!!"

"WAAAAAAAAAH!!"

Aku, Ryuichi Venzo, terbangun dari tidurku saat perjalanan menuju Kyoto. Setelah berteriak karena mimpi tadi, aku mendapatkan hadiah dari Kazura secara langsung.

BLETAK!

"Berisik, dasar otak mesum!"

Yang jelas, itu sakit sekali dan memaksa syarafku untuk bangkit dari istirahatnya sembari adu mulut dengan Kazura.

"Aku mimpi buruk, dan teriakan itu refleks. Kau tahu tidak, otak berotot?!"
"Apa kau bilang?! Kau membuatku terkejut, dasar Ero! Aku memukul kepalamu itu juga refleks dari refleksmu!"
"Refleks dari refleks? Kau ingin berkelahi?"
"Jangan paksakan tubuh kecilmu, sialan!"

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang