Volume 01 Special Harem Imagine - Rahasiaku dengan Ayame

112 5 9
                                    

"Mmhhh..."

Ciuman Ayame di sore itu, tepat di perbukitan kota IK, menenangkan perasaan kami berdua. Langkah selanjutnya adalah mulai memberikan rangsangan lewat payudaranya.

"Nnnhh, hhaaa~ Sslllrrpp~"

Lidah kami berdua saling bertautan, hingga kami dapat bertukar nafas.

"Venzo-kunnhh~ Aaanhh~"

Tubuhku mulai bereaksi besar padanya, nafasnya yang menderu membuat hormon testosteronku naik secara drastis. Aku menjilat lehernya untuk memberikan rangsangan lebih, keringatnya yang beraroma manis sangat menggugah seleraku untuk sekedar membuka seragamnya.

"Ayame~"
"Nhhhaaa~ Venzo-kunnnh~ Aku menunggunya~"

Tangannya kemudian mulai bermain disekitar celanaku. Hormonku yang meninggi jelas membuat senjata laki-lakiku ini menegang.

Tanpa perlu mengarahkan, tangan Ayame dengan cekatan menurunkan resleting celana pendek milikku, lalu mulai merambah ke senjata kejantananku. Dia memainkannya dengan genggaman lembut namun ritmenya benar-benar tepat sasaran, seperti benar-benar ingin mengeluarkan apa yang sudah tersimpan cukup lama.

Aku memang menyukai ciuman, jadi aku tak pernah mengistirahatkan bibirku karena melelahkan atau apa, malah hal itu membuat diriku semakin bersemangat.

Memadu cinta diatas padang rumput melambai tertiup angin sepoi-sepoi diantara kami berdua, suhu yang berpadu semakin meningkatkan intensitas sentuhan antara aku dan Ayame. Dan sampailah kepada adegan selanjutnya...

"Ah! V-Venzo-kun..."

Dia nampak terkejut saat menatap milikku yang memang sudah terlihat berdiri tegak dan mengeluarkan cairan dari ujungnya, tak jauh berbeda dengan organ intim miliknya yang mulai memproduksi cairan yang keluar ketika sensitifitasnya dirangsang oleh lawan jenis.

"Ayame~ Slllrrpp~"

Lidahku kemudian dengan gerakan yang tidak sabar, mencicipi organ intimnya. Ayame terlihat menikmati dengan respon desahan yang semakin menjadi.

Tidak ingin kalah, Ayame pun membiarkan lidahnya untuk menari di sekitar pedang milikku. Sensasinya sungguh memberikan reaksi pada syaraf sensitifku.

Kami berdua saling menikmati apa yang kami lakukan, dan kami sama-sama sibuk tanpa mempedulikan keadaan sekitar yang nampaknya sudah mulai gelap. Lidahku sama sekali tak merasakan kelelahan dikarenakan intensitas serangan yang dilakukan Ayame padaku. Merasakan di ujung puncak, aku mulai menambah kecepatanku, sementara Ayame terasa melepaskan kulumannya pada senjataku.

"Ahhhnn~ V-Venzo-kunnnhh~ Aaaaahhh~"

Terasa cairan yang keluar pun semakin banyak. Tanpa berpikir panjang, aku menyedotnya untuk menambah efek hormon pada diriku sendiri--dan itu berakibat semburan cairan dari diriku ikut keluar.

"Haaaahh~!"

Ayame melakukan hal yang sama denganku. Mengulumnya untuk membersihkan cairan yang keluar.

Namun, nampaknya kami masih kurang puas. Perlahan senjataku kembali menegang seiring beberapa detik berlalu. Ayame mengubah posisinya lalu membuka perlahan kedua pahanya, sambil bersiap merengkuh tubuhku.

"A-Ayo, Venzo-kun~" Ucapnya dengan wajah yang sudah sangat merona karena kegiatan sebelumnya. S-Sial! Ini terlaku intens! B-Berbahaya!

Lalu, apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus menerima ini? Ataukah aku harus menahannya?

Jika yang berada di posisiku adalah orang lain, kemungkinan besar Ayame akan terluka. Namun ini aku, disisi lain aku berpikir bahwa gadis polos sepertinya perlu dijaga, bukan dirusak seperti ini.

Merasa bahwa menjaga keperawanannya adalah pilihan tepat, aku kembali memasangkan pakaiannya pada Ayame. Dengan wajah muram, Ayame menanyaiku.

"K-Kenapa?"
"Entahlah... Aku... rasanya sulit untuk melakukannya padamu--bukannya aku mempermasalahkan tubuhmu! Tapi... ada hal lain..." jelasku sembari mengenakan pakaianku kembali.

Dengan perasaan lega, aku pun membantu Ayame berdiri, lalu pulang ke rumah bersama-sama. Meski Ayame merasa kecewa, namun dia menyetujui keputusanku...

Demi dia...

Dan demi dirinya...

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang