Hari selanjutnya di Asrama Akademi Tingkat Atas Experian, yang terletak di Pusat Kota Imaginarian City...
Dimana hiruk-pikuk kegiatan warga Imaginarian City sudah dimulai...
"Nggooooaaahhheeemmm..."
Suara Venzo yang sedang mencoba bangkit dari kemalasannya menuruni ranjang otomatis itu pun terdengar, bahkan sampai keluar pintu kamarnya, menghasilkan geseran di pintu otomatisnya ketika seseorang datang.
"Are? Ruru-senpai?"
Ya, gadis dengan gaya rambut twintail, kakak kelas Venzo juga teman semasa kecilnya itu, mengucapkan selamat pagi dengan canggung, meskipun Venzo mencoba bersikap santai.
"S-Selamat pagi, Venzo-kun! Sudah saatnya untuk sarapan, j-jadi, bergegaslah. A-Aku tunggu di ruang makan!" jelasnya lalu buru-buru pergi meninggalkan pintu kamar Venzo bahkan sebelum Venzo memberikan jawaban dan mencoba untuk menyarankan gadis dengan nama lengkap Ruruberry Stefhold itu agar berbicara dengan tenang terhadapnya.
"Duh, menyusahkan sekali kalau terlalu canggung seperti ini..." keluhnya sambil menggaruk-garuk kepala.
Ya, hari itu dimulai lagi. Hari-hari dimana dia dan tiga orang lainnya yang juga secara kebetulan namun seperti direncanakan itu, dipindahpaksakan ke sebuah Planet yang dihuni manusia versi baru.
Dan juga, karena alasan [Blessed Imaginer] mereka harus mengikuti sistem baru yang mereka sama sekali tak kenal namun selalu mereka lakukan saat di Bumi.
Sebuah gedung akademi dengan tampilan futuristik dan megah itu menyambut matanya tatkala dia keluar dari ruangan menuju halaman mansion Asrama Akademi Tingkat Atas Experian, disusul tiga orang pemuda dari belakangnya.
"Rasanya memang berbeda dari ketika masih di Bumi... Terasa lebih menyegarkan. Bukan begitu, Ero?" seloroh pemuda dengan gaya rambut spiky putih yang mengarah kebelakang layaknya habis tersapu angin kencang di kepalanya.
Venzo menyibakkan rambut merah terangnya seraya membalas.
"Kita berada di sistem yang berbeda sekarang. Lagipula, kau ingat 'kan dengan apa yang dilakukan Misaka-sensei saat pertama kali kita berpindah tempat?"
Pemuda berkacamata dengan sorot mata yang menggambarkan kepolosan pun memperjelas apa yang dimaksud Venzo sambil menyusul kedua sosook tersebut.
"Kita disuntik sebuah Nano-Chip yang berguna untuk me-regenerasi seluruh organ dan syaraf kita setiap detik. Itulah mengapa tubuh kita terasa lebih segar..."
Dann pemuda terakhir, yang selalu mengutak-atik Smartphonenya, terdengar memiliki pendapat lain atas itu.
"Tapi, jika kau diserang sesama Imaginer, maka efeknya seperti saat kita jadi manusia biasa yang dipukuli, Izano. Regenerasinya terasa lebih lambat. Itulah mengapa selalu ada pertarungan."
Mereka secara bersamaan menghela nafas lelah. Ya, pemikiran panjang menyelimuti kehidupan mereka sebagai manusia tipe baru.
Imaginer.
Sistem yang mencakup segala aspek kemustahilan.
Imajinasi yang diubah menjadi sebuah kekuatan yang berada diluar nalar manusia biasa.
Itulah mereka, Ryuichi Venzo, Engetsu Kazura, Yamaguchi Izano, dan Kyuasagi Rinjou.
Dengan atribut dasar yang berbeda, mereka membentuk sebuah tim karena ujian beberapa waktu yang lalu.
Dengan formasi yang lengkap dan sempurna.
Destiny.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]
Science FictionIndonesian Light Novel Original Title : 想像の世界 (Sōzō no Sekai) Highest Rank : #3 In Science Fiction (13 Agustus 2016) (Sebelum Remake) Genre : Action-Adventure, Fantasy, Sci-fi, School, Slice of Life, Comedy, Romance, Ecchi, Superpower Disclaimer : F...