Volume 05 Imagine 01 - Pidato Sang Master Ero, Tertangkap!

84 8 7
                                    

"Semua manusia itu diciptakan berdampingan dengan lawan jenisnya. Jadi, jika lawan jenismu berpikir sedang melakukan hal romantis denganmu, itu adalah hal yang wajar menurutku..."

Itulah sedikit bagian dari pidatoku, Ryuichi Venzo, dimana sedang mendapatkan tugas dari seorang Ahli Komunikasi Verbal dan Digital, Will Draven. Ceritanya begini...

Satu jam sebelum materi dilaksanakan, beliau datang ke Kelas Nuevo dengan sikap formal. Kami dengan rasa hormat akan para Ahli kemudian mengambil sikap berdiri dan menunduk sembari berseru.

"""""""SELAMAT SIANG, PAK!""""""""

"Selamat siang." Jawabnya lalu memberikan tanda untuk mempersilahkan duduk kembali.

Sistem pengajaran disini rupanya hampir sama seperti sistem pengajaran sekolah di Bumi. Itulah yang sebelumnya sempat diberitahukan saat Ketua Kelas, Yamashita Aoi, memberikan data soal Pengenalan Sistem Pendidikan Akademi disini. Yang menjadi perbedaan adalah pembebasan terhadap penggunaan materi akademi juga waktu saat akan ada Kompetisi Pertandingan Imaginer--Imagine Competition.

Meskipun disini mengedepankan Imajinasi, namun materi lain tidak dikesampingkan. Contohnya ya seperti ini. Ada Pendidikan soal Komunikasi Verbal dan Digital. Disampaikan bagaimana cara berkomunikasi yang benar dan formal.

Disaat yang lain sedang mendengarkan bagaimana penjelasan dari aang Ahli, aku menyibukkan diri berburu gambar-gambar untuk referensi materi ceritaku. Yang jelas hanya diperuntukkan untuk yang normal saja.

"Hmm, menarik juga-- Wow, yang ini mantap, sialan!"

Kegaduhan kecilku lantas mengundang komentar teman-teman sebangkuku. Siapa lagi kalau bukan Kazura, Izano, dan Rinjou?

"Oi, perhatikan pelajaran, bodoh!"
"Sensei terlalu asyik dengan materinya ya?"
"Bahkan aku yang tergolong punya duniaku sendiri masih kalah jika dibandingkan dengannya..."

Menghentikan kegiatanku sesaat, aku membalas lalu melanjutkan kegiatanku.

"Kau kira sudah berapa puluh tahun aku tidak melakukan hal seperti ini, ha? Bayangkan, kau berlatih di tengah gurun pasir-- Darimana kau dapat sinyal untuk menjelajahi internet? Bahkan pohon saja tidak ada, kampret!"

Ketidaksaranku akan pancingan mereka ternyata menghasilkan tepukan di bahuku-- dan aku menemukan sang Ahli tersebut berada dibelakangku dengan muka sedikit masam. Bahkan Ketua Kelas sepertinya hanya bisa pasrah karena aku mengenakan headset jadi teriakan pun tidak akan masuk ke dalam telingaku.

"Bagaimana jika kau memberikan contoh bagaimana berpidato yang benar? Sedangkan aku akan menggantikanmu sebagai siswa. Santai saja, anggaplah kau ini menjadi seorang Ahli sungguhan agar kau tidak merasa tegang."

Kesialanku itupun dibarengi dengan cekikikan tiga orang yang sebangku denganku. Aku melotot kearah mereka, dan mereka tetap saja terkekeh karena aku tertangkap basah tidak mendengarkan pengajaran di hari pertamaku masuk akademi ini.

Dalam hati aku mengumpat, 'Awas kalian ya?'

Dengan langkah berat aku maju ke depan Kelas, sambil memikirkan apa yang harus kupidatokan di depan orang-orang baru ini.

Hawanya terasa semakin aneh saat pandangan para siswa-siswi tertuju padaku, seolah aku ini adalah Ahlinya. Bahkan sang Ahli duduk di bangkuku, bertindak sebagai penggantiku! Yang harusnya disana itu aku, kan?!

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang