Volume 03 Imagine 02 - Liburan Dimulai!

135 12 0
                                    

Hari ini dan beberapa hari kedepan, adalah hari penentuan bagiku, Kyuasagi Rinjou, untuk mengutarakan perasaanku pada sosok adik kelas yang imut. Dia yang menjadi sorotan di setiap langkahnya, dan di setiap gerakannya. Siapa lagi kalau bukan Hanazawa Hana, loli yang populer diantara siswa SMA Shibuya?

Tapi, yang sedikit mencurigakan adalah, Venzo yang bisa dijuluki sang profesor kemesuman pun didekatinya. Apakah ada hubungan spesial diantara mereka berdua? Aku pun belum mengetahuinya. Mungkin lebih baik aku mencaritahunya sendiri dengan bertanya padanya--Itu keputusanku!

Mengesampingkan itu, Venzo dengan senyum tenang sedang berkutat dengan Smartphonenya yang entah sejak kapan, nada pesannya makin sering terdengar. Apakah itu dari Naya-san? Atau dari Ayame-san? Segila apa dia mengetahui tentang perempuan, hingga mereka bisa sedekat itu?

Nampaknya caraku berpikir tentang perempuan masih terlalu konvensional dibandingkan dia. Nanti saja aku belajar lagi padanya.

Sesampainya di stasiun Shibuya, kami mulai mengemasi barang-barang kami, lalu bergerak menuju SMA Shibuya yang letaknya memang tidak terlalu jauh dati stasiun.

Berjalan dengan banyak barang bawaan itu memang merepotkan! Itulah mengapa aku lebih memilih untuk diam di rumah, tapi mereka benar-benar memaksa...

"Tak ada gunanya kau mengeluh, Rinjou... Ini adalah pengorbanan untuk apa yang akan kau tuai nanti... Loli dengan bikini, maupun loli dengan baju renang sekolah." ujar Venzo yang melihatku menyeka keringat.

"Loli itu lebih cocok dengan baju renang sekolah!" seruku mematahkan pendapatnya.

"Oh, kau yakin tidak berminat dengan gadis loli yang rela membuka beberapa jengkal kulitnya untukmu?"
"Aku lebih berminat pada kepolosan mereka!"
"Yakin? Apa kau tidak akan tergoda dengan keberanian mereka?"
"Tidak, tidak, tidak, tidak- Jangan racuni aku dengan ajaran tidak bermoralmu itu, sialan!"
"Tidak bermoral? Dasar pengguna teknologi pemikir konvensional. Apa yang aku katakan bukan tidak bermoral. Itu hanya naluri gadis loli yang ingin lebih diperhatikan oleh lawan jenisnya. Sedangkan gadis loli yang mengenakan baju renang sekolah dengan nama di bagian dadanya, itu adalah cara mereka untuk menarik lawan jenis dengan sikap mereka yang malu memperlihatkan kulit mereka. Jadi, aku menyimpulkan, gadis loli musim panas memiliki gaya dan daya tarik mereka masing-masing." jelas Venzo, yang disertai tawa kecut Izano dan Kazura yang menyadari kekalahanku.

"Tsk, kau itu memang biangnya orang mesum..." gerutuku lalu membuang nafas panjang. Izano dan Kazura bahkan belum selesai menertawakan argumen pendek kami tentang loli. Mereka tidak akan mengerti karena genre mereka berbeda.

Akhirnya, setelah lama bertarung dengan terik matahari yang mulai menyengat serta panasnya jalan raya yang membiaskan cahaya sehingga seperti ada air di kejauhan, kami sampai di pintu gerbang SMA Shibuya, dan disana, sudah berkumpul siswa-siswi dari masing-masing kelas.

"Wah, ternyata sudah cukup ramai ya?" ujar Izano yang selesai mengitarkan visualnya.
"Ini 'kan sudah agak siang, pasti mereka sudah tidak sabar..." tambah Kazura mulai melihat sekeliling.
"Hey, kita juga perlu mengecek kehadiran!" aku mengingatkan mereka.
"Ah, sial! Ayo kita bergegas mencari kelas kita!" seru Venzo setuju.

Kami mulai berpencar dengan barang bawaan, mencari kelas kami. Permasalahan itu pun otomatis teratasi ketika salah satu dari siswa kelas kami mengangkat tangannya lalu berseru.

"Kelas 3-A dimohon berkumpul kemari!"

Ya, kelas yang lain pun ikut melakukan hal tersebut. Hal yang memang harus dilakukan ketika menyangkut liburan yang jelas tidak perlu menggunakan kelas seperti biasa.

Tak lama, setelah kami berkumpul dan melakukan kebutuhan absensi, podium yang semula dibiarkan kosong telah diisi oleh Kepala Sekolah, Ryuuji Koike.

"Selamat pagi, wahai murid-muridku..." sapanya saat dia mulai menghadapkan wajahnya kearah microphone. Seluruh siswa pun menyorotkan pandangan mereka kearah sumber suara. Dengan sebuah deheman yang elegan, beliau mulai menyampaikan sesuatu.

"3 hari dimulai dari sekarang, tidak perlu segan ataupun malu, ekspresikan diri kalian dalam liburan ini. Nikmati apa yang diberikan, dan temukan momen berharga dimana kalian saling berbaur dalam kegembiraan satu sama lain. Kalian tidak perlu mengkhawatirkan soal biaya, karena aku yang mentraktir kalian di ulang tahunku yang ke-51 ini. Dan seluruh biaya hotel juga keberangkatan kita semua ditanggung murid-muridku di angkatan sebelumnya."

Memang banyak dari siswa kelas 1 yang menatap Kepala Sekolah dengan rasa kagum sekaligus tertegun yang benar-benar besar. Yah, jika bukan karena beliau, mungkin sekolah ini bakal jadi sekolah umum yang biasa-biasa saja.

"Jadi, hari ini serta 2 hari selanjutnya adalah untuk mengusir kejenuhan kalian selama belajar. Itulah keinginanku di ulang tahun ini. Ini juga berlaku untuk para guru disamping menunaikan tugas sebagai pengajar dan pengawas nanti, nikmatilah liburan ini. Sekian dariku."

Gemuruh tepuk tangan menutup pidato terbuka Kepala Sekolah, diselingi oleh kedatangan beberapa bis yang akan membawa kami menuju ke Pulau Okinawa.

"Kepala Sekolah memang yang terbaik! Sampai memikirkan kejenuhan muridnya di setiap tugas, dan juga memikirkan para guru... Aku sampai terharu mendengarnya!"
"Benar-benar bukan kesalahan jika kita bersekolah disini! Sungguh membanggakan!"
"Itu benar! Tidak salah jika sekolah ini dikategorikan sebagai Sekolah Elit! Kepala Sekolahnya sungguh berpikir dengan cara yang elit!"

Begitulah respon positif dari para siswa-siswi kelas 1, pastinya Hana juga ikut senang menanggapi hal ini, meskipun aku tidak melihatnya karena jarak barisan kelas yang cukup jauh. Venzo, Kazura, dan Izano nampak memasang raut wajah sok keren mereka sambil bertepuk tangan. Sungguh tak terduga kalian ini!

Satu persatu barisan mulai diarahkan oleh para wali kelas mereka masing-masing menuju Bisa yang sudah disediakan. Setiap bisa menampung seisi kelas. Jadi, ada sekitar 15 bis yang disiapkan Pihak Sekolah, dan semuanya adalah bisa eksekutif yang menjadi pilihan demi kenyamanan penumpang saat bertolak dari lokasi awal ke tempat tujuan, yaitu Pulau Okinawa.

Sebelum pergi, terlihat Hana keluar dari barisan, lalu menghampiri kami.

"Senpai, nikmati liburannya, ya?"

Sepertinya hal itu tidak hanya disampaikan pada Venzo, namun pada kami juga.

"Yup. Itu juga berlaku untukmu, Hana."
"Sedikit berlatih bersama sambil menikmati suasana di pantai sepertinya menarik, bukan?"
"Terimakasih, Hana-san!"
"Kau juga, Hana!" ucapku kemudian.

Hana pun kembali ke rombongannya menuju bis yang paling ujung. Kami juga mulai membawa barang menuju bis.

Percakapan soal rencana mulai terdengar saat para siswa mendapatkan tempat duduk mereka sesuai instruksi wali kelas. Wali Kelas kami ini memang terlihat sulit sekali untuk memberikan instruksi. Mau bagaimana lagi, dia adalah Perawat Sekolah, Kawashima Yukari. Meskipun suaranya terdengar lemah, para siswa mendengarkannya dengan seksama dan mengikuti instruksi dengan cepat. Sungguh aura dewasa yang berbahaya!

"Ah, beberapa siswa, aku sudah mendapatkan skema untuk tempat duduk kalian, jadi tolong lihat lembaran yang sudah aku berikan, ya?"
""""""""SIAP, YUKARI-SENSEI!""""""""

Seruan para siswa yang terhipnotis akan pakaian non-formal Yukari-sensei seakan memenuhi bis. Ya sudahlah, aku tidak termasuk kan? Lagipula, sudah terlihat jelas bahwa aku bakal duduk bersama Izano dan Kazura.

Venzo? Beruntungnya si kampret yang duduk bersama Kusakabe Naya, yang jelas mendapat sorotan tajam para siswa yang sebagian besar merupakan fans Naya, bahkan beberapa siswi juga begitu. Oh, ada yang tidak normal juga rupanya. Hahaha, cukup bermasalah juga ya karakter utama yang satu ini?

Liburan pun dimulai! Ah, aku juga menyadari bahwa aku merasa tidak sabar...

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang