Volume 02 Imagine 08 - Titik-Titik di Festival Kembang Api

130 13 9
                                    

Selesai dengan festival musik, saatnya mendengarkan pengumuman juara dari festival musik. Para juri menilai dengan adil dan rahasia, jadi tidak ada unsur kecurangan karena nilai juga berasal dari banyaknya respon penonton.

Sebenarnya, peserta lain pun terlihat tak percaya dengan permainan kami.

"Tidak mungkin...!"

"Sesempurna itu...?!"

"Benarkah mereka...?"

Penampilan kami memang terkesan berisik, namun kami membawakannya dengan performa maksimal.

"Juara pertama festival musik SMA Shibuya tahun ini adalah... Imagination Creator!!! Disusul oleh Lightning Domination, dan Dark Harmony!!"

Sorak sorai atas kemenangan kami menggema di sekitar Akihabara. Nilai langsung diumumkan sendiri oleh para dewan juri yang merupakan personil grup dari beberapa band papan atas. Kami, sebagai juara pertama naik kembali keatas panggung untuk menerima penghargaan piala bergilir dan hadiah langsung dari Pencetus Acara.

Naya mencolek lenganku sambil berbisik.

"Venzo... Rupanya pilihanku benar ya? Kau memang terlihat keren saat memainkan drum~"
"Ehe, ehehehe... Aku hanya bermain sebisaku. Itu saja..."
"Moo~! Selalu saja merendahkan dirimu. Tapi, mungkin itu juga salah satu sifatmu yang membuat banyak gadis penasaran denganmu..."
"Haaa...??"

Aku heran tak percaya dengan apa yang diutarakan Naya padaku. Aneh sekali, memang sudah jarang sekali ya pria rendah hati di dunia ini?

Kenji yang berdiri di sisi lain ikut menyikut pinggangku sambil mengatakan sesuatu.

"Wah, wah, kau ini..."
"Ada apa memangnya?"
"Pianis terkenal yang punya banyak fans pria sedekat ini denganmu..."

Aku hanya terdiam menanggapi pernyataan Kenji soal itu. Aku masih belum berminat untuk menaruh perasaan pada seorang gadis. Mungkin saja karena memang belum ada tipe yang ku cari.

Setelah selesai dengan urusan festival musik, aku, Ryuichi Venzo, beranjak menuju tempat Izano, Kazura, dan Rinjou menungguku. Sampainya aku didekat mereka, aku mendapat sambutan tepuk tangan dari mereka.

"Meskipun tidak bisa beladiri, ternyata ada bakatmu yang menonjol ya? Bakat yang patut dibanggakan dan dipertahankan."
"Benar-benar Sensei yang sekarang jadi dekat dengan banyak gadis, termasuk ketua kelas kita sendiri. Benar kan, Rinjou-senpai?"
"Yah, ketertarikan beberapa gadis yang mendekatinya mungkin dari bakatnya itu. Sialan benar, Ero-sensei! Aku iri denganmu!"

Dengan santai aku menjawab keluhan mereka dengan ceramahku.

"Kau juga tak ada bedanya, Kazura. Gadis mana yang tidak tertarik dengan pemuda yang memiliki bakat beladiri sepertimu? Lalu kau, Izano. Kau kan punya bakat akademis, memangnya gadis mana yang tidak mau dekat dengan pemuda yang cukup pintar? Kau juga Rinjou, padahal kau sendiri dikenal banyak gadis gamer di dunia game, tapi kau masih iri denganku. Kau ini iri atau bodoh sih?"

Karena selesainya Festival Musik bersamaan dengan berakhirnya perlombaan hari ini, kami ikut pulang bersama yang lain. Yah, grup band kami sudah memisahkan diri karena hadiah juga sudah dibagikan. Tidak buruk juga sih, hadiah uang 50 ribu yen yang diberikan dari panitia, aku mendapatkan 20 ribu yen. Entah kenapa mereka memberikannya padaku. Tapi mereka hanya memberitahu.

"Mungkin kau lebih berusaha keras dari kami, jadi, kau layak mendapatkannya meskipun kau adalah anggota baru."

Kami pun pulang menuju rumah kontrakan lagi. Tanpa mengganti pakaian, aku membanting tubuhku di ranjang. Asal kalian tahu saja, benar-benar melelahkan menjadi seorang drummer yang memainkan lagu dengan tempo cepat. Terkadang kau harus memaksakan kaki untuk menginjak pedal drum sambil memukul cepat snare dan hit-hat hampir bersamaan.

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang