Volume 05 Imagine 06 - 100 Tahun

83 6 4
                                    

Ya, malam ini, aku--Ryuichi Venzo berkumpul di kamarku bersama Kazur, Izano dan Rinjou. Tepatnya di kamar kosong lantai 2, tepat di depan kamar Divisi Kedisiplinan, Mansion Asrama Akademi Tingkat Atas Experian. Mereka berkumpul dikamarku karena ingin membicarakan soal latihan 100 Tahun kemarin.

Kami memilih untuk duduk dibawah karena kami terbiasa duduk seperti preman meskipun kamar kami lengkap dengan seambreg interior yang nyaman dan memanjakan.

"Bagaimana?"

Kazura memulai dengan pertanyaannya soal 100 Tahun latihanku. Yah, itu cukup panjang untuk kuceritakan di malam ini, mungkin bisa sampai esok pagi.

Izano dan Rinjou meninggalkan kesibukan mereka sendiri hanya untuk mendengar perjalananku.

"Setelah kita berpisah di 739149 Tahun Bintang melalui Celestial Warp Zone, sebuah pesan masuk ke Imaginer Hologramku. Berisi surat perintah untuk melaksanakan misi Rank S dari Perdana Menteri Sanderio." jelasku sembari mengingat kejadian tersebut. Karena semua masih penasaran dengan cerita selanjutnya, aku melanjutkannya.

"Yang pertama, aku harus membiasakan diri dengan suasana di Sanderio, yang sebagian besar daerahnya berpasir. Memang ada wilayah lain yang memiliki medan geografis rerumputan dan juga perairan, tapi itu hanya sekitar 35% jika kulihat pada peta Sanderio yang tersedia di hologram."

Rinjou pun memberikan pertanyaan setelah mengamati Smartphonenya sebentar.

"Dari berita yang kudapat, kau gagal menyelesaikan misi Rank S tersebut."

"Bukan gagal. Itu berhasil kulakukan." jawabku santai. Kazura nampak tak percaya lalu melayangkan pertanyaan yang hampir sama.

"Tapi berita mengatakan kau gagal, bukan?"

Setelah menghela nafas panjang, aku memperjelas jawabanku.

"Misi itu digagalkan oleh Perdana Menterinya sendiri."

Mereka lantas terkejut dengan pernyataanku dan Izano bertanya.
"Kenapa bisa seperti itu?"

"Objek misinya adalah membunuh Sandstorm Dragon, yang tidak lain dan tidak bukan adalah putri kandung Maghadam Nizmir."

"APA KAU BILANG???" teriak mereka bersamaan, aku pun dengan cepat menyuruh mereka diam.

"Ssssttt!! Ini tengah malam, bodoh! Bisakah kalian tidak berisik?"

Rinjou tetap merasakan ketidakpercayaan dan masih mempertanyakannya.

"Aneh sekali. Bahkan berita ini disampaikan oleh Pihak Kerajaan Sanderio."

Sambil mengibas-ngibaskan tanganku, aku kembali memperjelas dengan apa yang kualami kemarin.

"Dia itu Perdana Menterinya Sanderio, jadi dia bisa memanipulasi apapun bahkan media massa di Kawasan Kubah Selatan."

Ketiga pendengarku pun mengangguk tanda mereka mulai puas dan menerima kenyataannya.

"Tapi tetap saja aneh, mengapa dia sampai tega ingin membunuh darah dagingnya sendiri?" tanya Izano kemudian.

"Dia tidak ingin mengakui putrinya yang notabene adalah seorang Demi-Human."

Rinjou nampak teringat sesuatu dan tiba-tiba saja menanyaiku dengan nada sedikit naik.

"Tunggu! Putri?! Maksudmu, dia perempuan?!"
"Itu benar."

""Wooooww...""

Itulah yang kemudian keluar dari mulut Izano dan Rinjou.

"Apakah dia loli? Siapa namanya?" lanjut Rinjou.

"Dia Ramalia. Aku yang memberinya nama. Dia tidak bisa berbicara karena dia memilih untuk mengasingkan diri di Forbidden Sand Area, dimana disana adalah tempat para monster pasir Rank A tinggal. Kalau kau bertanya soal tubuhnya--awalnya dia berubah menjadi gadis loli. Namun dia tumbuh seiring aku mengajaknya untuk menyelesaikan misi Rank A disana."

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang