Volume 00 Imagine 10 - Besok adalah Hari Minggu Yang Sibuk...

209 22 12
                                    

"Jadi... Ada perlu apa hingga kamu mengundangku kemari?"

Aku, Ryuichi Venzo, sedang berdiri di belakang gedung sekolah yang sepi bersama sosok gadis dengan tubuh ramping dan lebih pendek dariku. Hanazawa Hana. Dialah yang menaruh surat berwarna merah muda di lokerku, kelihatannya seperti sebuah surat cinta, namun isinya hanya mengatakan bahwa dia mengundangku di tempat ini.

Jujur saja, aku tidak membayangkan jika dia ingin menyatakan perasaannya padaku...

Tidak terpikir...

Tidak!

Kalian mencurigaiku? Terserah kalian...

Selagi aku memutuskan untuk datang ke tempat dimana Hana ingin bertemu denganku secara pribadi, ketiga teman satu kontrakanku memilih untuk pulang daripada menungguku. Jelas saja, kalian mau menunggu seorang gadis menyatakan perasaannya? Satu abad kemudian kalian baru bisa mendengarnya.

"Ummm... Ano!"

Aku memegang pundaknya lalu menatap lekat kedua matanya yang sedari tadi menatap kebawah. Tanpa kejutan, tubuhnya yang terasa kaku dan gemetar kini diam bagai patung.

"Tatap mataku..."

Bulir keringat yang mulai keluar dari pelipisnya kuusap perlahan. Tidak perlu memikirkan keringat, katakan saja. Ini bukan metode hipnotis, aku hanya memberikan sugesti yang jelas padanya agar dia dapat menyampaikan apa yang ada dipikirannya dengan mudah.

"A... APAKAH BESOK KAU MEMILIKI WAKTU LUANG, SENPAI?"
"Hmmm..."

Ingin rasanya aku mengatakan tidak padanya, tapi itu akan terlalu menyakitkan berhubung dia yang mengajakku. Menurut Kitab Ero yang kutulis, hal itu kurang baik untuk seorang gadis. Dan juga, tubuhku ini hanya satu, dan aku tidak bisa membelah diri.

Sejenak berpikir melenceng dari acara utama, aku mencoba rencana harem. Untuk keberhasilan, aku sendiri tidak menjamin juga. Tapi apa salahnya aku melakukannya?

"Jadi, apakah besok kau ingin aku menemanimu?"
"H-Hanya sebentar! A-Aku ingin senpai menemaniku ke Perpustakaan di Kota Tokyo, dan juga aku ingin membicarakan sesuatu dengan senpai..."

Jadi aku harus memilih, antara diam dengan bom waktu terpasang di tubuhku, atau menerjang kerumunan pasukan musuh, yang memiliki kemungkinan kecil untuk berhasil.

Aku tidak peduli! Aku akan memilih opsi kedua!

"Baiklah, besok aku akan menemanimu..."

Ekspresinya kini berubah secara signifikan, dari gugup gemetar menjadi lega.

"Benarkah itu?"

"Yap." Aku menjawabnya dengan senyum, padahal otakku ini sedang mencari cara bagaimana mengatur waktu dengan Naya juga.

"J-Jadi, aku akan menunggu senpai di Persimpangan Akihabara jam 10..."
"Kuusahakan agar tidak terlambat... Tapi jika kebetulan beberapa temanku ikut, apa kau tidak keberatan?"
"Ummm, tidak kok, senpai..."
"Masalah kau ingin berdua denganku, aku akan memikirkannya nanti..."

Tetap saja aku bersikukuh mengucapkan itu dengan wajah keren meski harus pusing tujuh keliling. Hana kemudian pamit untuk pulang. Sebelum itu, dia sempat juga meminta untuk bertukar e-mail.

"Ummm, senpai... Apakah kau mau bertukar e-mail denganku?"
"Boleh kok. eroecchivenzo94."

Sepertinya dia malu saat mendengar alamat e-mailku yang terkesan blak-blakan. Ya seperti inilah aku, jadi bisakah kau sedikit memakluminya, adik kelas?

Sebentar kemudian, Smartphone yang sedari tadi stand-by di dalam tasku berdering. Tak perlu waktu lama untuk membukanya, tertulis disana sebuah pesan singkat dari alamat e-mail bernama hana_hana.

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang