Hari senin, hari yang terasa bakal panjang bagi Venzo, karena dia akan masuk ke Klub Musik, dengan mengikuti ajakan Naya sebagai seorang Pianis terkenal. Mungkin ini bisa menjadi sebuah kesempatan baginya untuk menambah kepopuleran, berhubung dia juga seorang penulis. Kazura sudah memiliki kegiatan di Klub Beladiri, itulah kenapa Kazura sering pulang sendirian tanpa tiga temannya itu. Izano juga memutuskan untuk mengikuti Klub Olimpiade dikarenakan ingin mempertajam ilmu akademisnya agar tetap stabil. Rinjou tetap pada kegiatan Teknologinya. Dia berpendapat pada yang lain tentang itu.
"Kau bisa mempelajari banyak ilmu lewat internet..." katanya saat sedang berkumpul di kamar kontrakan Venzo.
"Sepertinya perkenalan akan merepotkan..." keluh Venzo saat materi pertama dimulai.
Dari jarak yang tak terlalu jauh dari bangkunya, Naya mengacungkan jempol tanda Venzo tak perlu memikirkan hal itu, semuanya akan mudah ditangannya.
"Ada apa memangnya? Kau ingin mengikuti Klub?" tanya Kazura penasaran.
Venzo mengangguk pelan agar tak menimbulkan keributan setelahnya. Kazura yang mengerti kembali ke mode belajarnya. Berbeda dengan Rinjou yang sibuk membenahi kode-kode rumit software buatannya.
Sibuk di dunianya sendiri ya? Enaknya.
Izano? Tidak perlu ditanya lagi, dia fokus dengan materi yang diberikan oleh guru pemateri hari ini, tentang Sejarah.
Seperti biasa, Venzo melanjutkan untuk menulis cerita fiksi erotis miliknya. Hmm, pengalaman kemarin ternyata dapat menjadi inspirasi baru. Beberapa pembaca sudah mulai ribut dengan meminta konfirmasi soal kelanjutan fiksi buatannya. Yah, bisa dibilang mereka membutuhkan hiburan yang ringan dan tak terlalu rumit untuk dinikmati kalangan remaja maupun yang akan menginjak pubertas, dengan sedikit bumbu candaan nakal didalamnya.Tapi, ide yang akan dia kembangkan semakin berkurang dengan kepadatan tugas yang mulai berdatangan.
"Baiklah, sekarang aku akan memberikan beberapa tugas untuk kalian, sebelum liburan musim panas tiba..." jelas sang guru Sejarah. Suaranya terdengar cukup lantang karena seluruh siswa-siswi di kelas sangat tenang ketika guru tersebut memulai pelajaran. Venzo bukan tipe siswa berandalan, jadi dia tidak banyak membuat keributan di kelas. Yang seringkali kulakukan pasti tertidur karena setiap malam dia menghabiskan waktu dengan mencari ide dari berbagai sumber cerita maupun cerita aslinya, pastinya dengan menonton beberapa anime.
Bel istirahat berbunyi, sang guru pun membereskan berkas miliknya, lalu meninggalkan kelas tanpa sepatah katapun. Naya langsung bergegas menuju kearah Venzo bahkan sebelum Venzo selesai membereskan beberapa buku yang dia keluarkan dari dalam tas.
"Ayo kita menemui Ketua Klub Musik, mungkin dia sudah menunggu kita di Ruang Klub..."
"Baiklah, baiklah..."SMA Shibuya, SMA yang paling bergengsi di Tokyo. Mungkin karena keunikan siswa-siswinya yang cenderung diberi kebebasan untuk menjadi diri sendiri, tapi mereka dapat menyaingi siswa-siswi lain dalam urusan festival karena kebebasan tersebut. Siswa-siswi dibebaskan untuk memilih Klub mana yang akan mereka ikuti, tergantung kemana arah bakat mereka, dan sepenuhnya didukung oleh Pihak Sekolah. Seperti contoh Kusakabe Naya yang sekarang menjadi Seorang Pianis terkenal di Tokyo dan sering diundang ke acara besar.
Lain halnya dengan Venzo dan kawan-kawan yang menjelaskan secara gamblang melalui tulisan apa isi dari hobinya. Jika Kepala Sekolahnya normal, kemungkinan besar mereka meninggalkan ruangan Kepala Sekolah dengan Machette menancap di kepala mereka masing-masing. Tapi karena Kepala Sekolahnya unik dan tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, jadi mereka diterima secara kekeluargaan oleh Kepala Sekolah.
Mungkin hanya Rinjou yang tidak berminat mengikuti Klub sama sekali karena justru itu akan mengurangi waktunya untuk menjelajah dunia digital dan game.
Kali ini Venzo mengunjungi Ketua Klub Musik, di kelas 3-C. SMA Shibuya tidak menggunakan sistem yang biasa digunakan sekolah lain, kelas A adalah kelas terbaik. Malah sebaliknya, kelas A diisi siswa-siswi dengan hobi yang unik dan aneh. Sebagai contoh Naya, dia hobi memanjat, mungkin parkour adalah sebutan yang cocok, meskipun pada dasarnya saat acara besar dia nampak seperti gadis keturunan bangsawan.
Naya mencoba mencari ketua Klub Musik dengan masuk ke dalam kelas C, lalu datang pada Venzo bersama seorang siswa berkacamata.
"Aku Zetsuka Kenji, Ketua Klub Musik. Apakah kau yang bernama Ryuichi Venzo? Naya-san sering membicarakanmu. Sepertinya kau memiliki hobi yang tepat." sapanya formal ketika mendapati sosok Venzo ada di depan kelasnya, datang bersama Naya.
Sedikit canggung, Venzo menjawab seadanya.
"Yah, begitulah. Aku ingin mengisi kegiatanku di sekolah."
Jujur saja, venzo masih terlalu asing dengan orang yang baru dikenalnya, dia perlu beradptasi dengan gaya ucapan dan juga selera humor orang yang baru dikenalnya juga untuk sekedar berteman baik dengan siswa lain.
"Baiklah, mungkin kita bisa berkumpul sebentar di Ruang Klub dengan anggota yang lain. Tunggu sebentar."
Kenji pun bergegas kembali ke kelasnya untuk memanggil anggota Klub Musik yang lain, lalu mengajak serta Venzo dan Naya mengunjungi Ruang Klub Musik yang berada di koridor lantai 2, tepatnya di sebelah Ruang Klub Basket, dengan Ruang yang cukup luas, terdiri dari ruang utama dan studio lengkap dengan alat musiknya.
Ketika Venzo masuk kesana, dia mencium aroma yang sudah lama tidak dirasakannya. Aroma khas drum.
"Satu set lengkap alat musik modern yang bisa digunakan kapan saja kau inginkan..."
Anggota lain terlihat senang saat Venzo terkagum-kagum dengan isi ruang Klub, dari pemutar musik, komputer untuk kegiatan musik, juga studio yang memiliki peralatan lengkap. Venzo juga mencoba mengamati Set Drum lengkap yang ada di dalam studio. Kenji dan Naya membebaskan Venzo untuk beradaptasi dengan ruangan Klub Musik untuk sekedar memberi kenyamanan anggota baru tersebut.
"Jadi, biasanya kau di posisi yang mana, Ryuichi-kun?"
Kenji memastikan karena Venzo sedari tadi fokus pada drum.
"Hmm, coba aku lihat... Sebenarnya aku masih belum yakin... Sepertinya aku lebih menikmati musik saat bermain drum..." jawab Venzo saat menduduki kursi drum dan mulai memutar-mutar stick drum yang dipegangnya.
"Kebetulan, kami sedang kekurangan drum, teman baru. Salam kenal, aku Kawaguchi Iori!" ucap salah satu anggota dengan tubuh tinggi dan penampilan yang terlihat lebih keren.
"K-Kirishima Yui..."
Gadis lain dengan kikuk mengucapkan namanya.
Namun saat melihat Venzo mulai memainkan drum dengan hati-hati, dia memperhatikan dengan seksama, bahkan membuat Naya sedikit terkekeh dengan gerak-gerik Yui."Permainan yang konsisten ku akui! Tapi terasa kurang di power." komentar Iori saat Venzo mulai bermain di tempo-tempo yang cukup sulit. Yui menambahkan sedikit dengan wajah penuh pengalaman.
"Lagu itu memang memerlukan sedikit hentakan kuat pada bagian snare, hit-hat dan double pedalnya agar suaranya tidak terhalangi oleh permainan piano, bass, dan efek distorsi pada gitar elektrik."
"Begitulah, mungkin efek karena sudah lama tidak bermain drum... Wah, detail sekali penjelasannya..." jawab Venzo sambil menghentikan permainannya.
Teringat dengan perkenalan, Venzo berdiri, lalu membungkuk kearah semua anggota lama.
"Aku Ryuichi Venzo, mohon bantuannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]
Science FictionIndonesian Light Novel Original Title : 想像の世界 (Sōzō no Sekai) Highest Rank : #3 In Science Fiction (13 Agustus 2016) (Sebelum Remake) Genre : Action-Adventure, Fantasy, Sci-fi, School, Slice of Life, Comedy, Romance, Ecchi, Superpower Disclaimer : F...