Volume 01 Imagine 03 - Insiden Bulan Sabit Berdarah Kyoto, Masalalu Yang Gelap

162 20 3
                                    

Setelah selesai dengan urusan Klub Musik, aku, Ryuichi Venzo, kembali bersama Naya ke kelas, disambut langsung oleh Asami Midori, Ketua Kelas yang berbahaya ketika dia menjadi serius.

"Jadi, bagaimana dengan pekerjaan rumahmu, Ryuichi Venzo-san?"

Wajahnya menampakkan tanda ketidaksenangan. Sepertinya buku tersebut tertinggal di rumah kontrakan.

"Bagaimana ya menjelaskannya?"

Naya juga nampak diam tidak bisa membantu apapun bahkan di depan asami Midori. Cukup aku saja yang mengurus hal ini.

Kazura, Izano, dan Rinjou pun tidak ada tanggapan juga siswa-siswi lain. Alasannya karena Asami Midori memang menakutkan. Memangnya siapa yang mau kena suplex di sekolah? Sekali kalian ketahuan tidak mengumpulkan tugas, kalian bakal mendapatkan apa yang Midori kuasai. German Suplex.

"Ada kejelasan?"
"Aku sudah mengerjakannya, tapi bukunya tertinggal di-"

ZAP!

Tanpa basa-basi, Midori sudah berpindah dibelakangku secepat kilat, melingkarkan lengannya ke perutku dengan rapat, lalu mengangkat tubuhku tanpa ampun.

"Penjelasan lanjutan ditolak!"

WHAM!

Akhirnya, aku pasrah dengan kenyataan kepalaku menghantam lantai akibat bantingan yang dilakukan Midori dan hanya memerlukan waktu 3.5 detik. Tubuhku kecil, jadi tidak ada kesulitan berarti hanya untuk membantingku.

Pada saat yang bersamaan, Kazura, Izano, dan Rinjou menepuk dahi mereka. Nampaknya aku bakal masuk ke Ruang Kesehatan...

Saat masuk ke alam bawah sadarku sendiri setelah mendapatkan hantaman keras di kepala, aku mulai merasakan keanehan--mungkin hal terbaik menurutku...

Kenapa aku berada di ranjang?!

Ranjang yang identik dengan ranjang pengantin untuk malam pertama, ditambah dengan suasana romantis karena cahayanya hanya mengandalkan nyala lilin yang ada beberapa saja, plus interior yang keunguan--Sebentar! Wewangian apa ini?

Aku bangkit dari ranjang tersebut dan sadar jika aku sedang telanjang bulat.

"Apa-apaan ini? Memangnya di alam bawah sadarku aku selalu telanjang begini?"

Dengan lemah aku menepuk dahiku menyesal.

"Ah, mungkin karena aku terlalu mesum, beginilah jadinya... Telanjang tanpa pasangan itu rasanya seperti makan hologram... Hambar..."

Sedang menertawakan sembari mengutuk diri sendiri, suara percikan air terdengar di sebuah ruangan... Ada orang lain ya?

Suara tersebut berganti menjadi nyanyian yang merdu dari seorang wanita. Jika aku mengira-ngira dari suaranya, dia jelas lebih tua dariku...

"S-Siapa itu?" tanyaku gugup pada sumber suara.

Ketika suaraku tertangkap, sosok tersebut mematikan showernya, sekejap keluar dari ruang mandi tersebut.
Sungguh mengejutkan!

Dengan gaun transparan dia mengeringkan rambutnya dengan beberapa kali kibasan, dan sisa air mengalir lembut di tubuhnya.

Rambut blonde, mata biru, tubuh yang menggoda, itulah yang tertangkap oleh mataku.

[Ah, akhirnya kau datang juga, Pangeran~]

Pangeran? Siapa dia sebenarnya? Sungguh, aku tidak mengerti situasinya!

[Ups, akan kujelaskan di atas ranjang...]

Dengan sekali sentuhan jari lentiknya, dia berhasil mendorongku di ranjang. Nampaknya ini akan berlangsung lama sekali...

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang