Volume 02 Imagine 05 - Firasat dan Rencana

136 15 2
                                    

"Haaaah~ Akhirnya selesai juga... Lelahnya~"

Itulah keluhanku setelah menyelesaikan sesi latihan karena otot betisku terasa kaku.

"Baiklah, kita bisa istirahat untuk hari ini karena besok kita harus tampil maksimal..."

Kenji bertutur setelah melepaskan beberapa kabel dari amplifier studio ruang Klub Musik. Iori dan Yui pun merapikan alat yang mereka gunakan agar terkesan rapi saat orang lain akan memakainya.
Tak terkecuali Naya yang setelah selesai dengan electric piano milik Klub Musik, langsung mengejutkanku dengan minuman kaleng dingin menempel di pipiku.

"Sudahlah, kita sudah melakukan yang terbaik, kan? Ini, minumlah."

Klub Musik memang memiliki cukup banyak pemasukan dari hasil perlombaan juga dana dari Kepala Sekolah. Namun yang memberikan pemasukan terbanyak adalah Naya. Jadi, Klub Musik memiliki fasilitas lebih lengkap dari yang lain. Contohnya, Klub Musik memiliki 2 ruang Klub, salah satu ruang digunakan untuk studio dan satu lagi untuk ruang utama tempat berkumpul dan berdiskusi oleh para anggota.
Untuk internet, kami memiliki koneksi sendiri maupun akses koneksi dari pusat sekolah yang jangkauannya ada di area sekolah saja. Meskipun sekolah ini memiliki luas sekitar 780 meter persegi, koneksi tanpa kabel milik sekolah tetap bisa diakses sampai ke sudut sekolah pun. Mungkin teknologi wifinya terlalu hebat, dan pastinya mahal. Tidak perlu diragukan dari sekolah ini.

Sejenak kami beristirahat di sofa ruang studio Klub setelah membereskan alat-alatnya. Meskipun sirkulasi udara yang dihasilkan AC masih aktif, aku membuka pintu studio untuk memberikan udara alami dari luar untuk menetralkan bagian sintetisnya.

Berkat handuk kecil dari Naya yang memang disiapkan padaku, kepalaku sejuk hanya dengan menyekanya. Aromanya menenangkan...
Benar-benar aroma khas Naya...

"Wah, wah, semakin perhatian saja pianis satu ini pada kapten kita..." celetuk Kenji setelah selesai meminum minuman kaleng rasa es kopi miliknya.

"Kapten kita memang memiliki kharisma yang menakutkan!" tambah Iori sambil terkekeh.

"Memang sebesar itu ya?" tanyaku keheranan.

"Bisa terlihat dari caramu memainkan Drum, ketukan yang seimbang dan sinkron dengan permainan kami, tidak ada salahnya jika kau menjadi seorang kapten."

Intuisi Yui mengatakannya seperti itu. Jadi, memang benar hal itu ya?

"Benar kan~? Itulah mengapa aku bisa dekat dengannya yang dapat mengadaptasikan dirinya dengan kita~"

Sambil memelukku manja, dia mengatakan apa yang ingin dia katakan. Baiklah, baiklah. Aku mengalah saja.

Hari pun terlewat hingga cahaya senja menembus celah jendela ruang Klub. Kami pun bergegas untuk berpisah ke tempat masing-masing menuju rumah.

"Jangan lupa untuk besok, Kapten! Kita berkumpul disini setelah agenda pengumuman dari Kepala Sekolah selesai, lalu berangkat ke Akihabara." kata Iori mengingatkanku. Akupun hanya mengangguk sembari melambaikan tanganku lalu berucap "Iya, iya..."

Iori, Kenji dan Yui pulang bersama setelah berpamitan padaku dan juga Naya. Soal itu, Naya masih berhenti untuk menungguku pulang.

"Naya?"

Aku menemukannya sedang melamun, saat aku memanggil namanya, dia nampak terkejut.

"Ah, maaf!"
"Dasar... Apalagi yang kau pikirkan?"

Tatapan matanya sedang memancarkan kesedihan berarti, yang sepertinya ini masalah yang cukup serius.

"Aku merasa... Liburan musim panas ini akan menjadi perpisahan..." tuturnya.

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang