Volume 04 Imagine 05 - Kebenaran dibalik Misi

78 8 3
                                    

Aneh memang...

Manusia terkadang baik, dan tiba-tiba saja menjadi jahat, arogan, dan menganggap yang lain adalah hama baginya...

Ingin sekali aku menghabisi makhluk hidup semacam itu...

Sekembalinya dari kawasan <Forbidden Sand Area> dengan membawa bonus dari sosok dua gadis dari Organisasi Legendary Arcane, aku dan Ramalia bergegas untuk mengkonfirmasi misiku lewat Petugas Pengawasan dan Pengambilan Reward Mission di Alun-Alun kota Sanderio.

Kertas yang kemudian datanya masuk ke hologram bagian Mission pun menghilang ketika aku mencoba memproyeksikan isinya--dan Petugas tersebut menuliskan kode misinya... Dan Voila! Sekejap saja tabunganku bertambah!

"Terimakasih! Silahkan datang lagi esok untuk mengambil misi yang lain!" Sapa Petugas tersebut sambil tersenyum. Padahal ini misi terakhir yang kuselesaikan sebelum aku kembali ke Imaginarian City.

Dalam langkahku menuju Pusat Pemerintahan Kota Sanderio, aku bergumam sambil menatap langit.

"Bagaimana dengan yang lain?"

Kusadari juga, tubuhku sudah mampu beradaptasi secara sempurna setelah latihan 100 Tahun ini. Semoga yang lain baik-baik saja...

...

...

...

Gebrakan keras terdengar di meja kerja sosok pria dengan sorban di kepalanya ketika melihat Venzo dan Ramalia berjalan bersama menuju Gedung Pusat Pemerintahan Kota Sanderio. Sosok lain mencoba menenangkannya dengan memberikan saran.

"Tidak perlu sekesal itu padanya, Nizmir... Aku tahu dia tidak menyelesaikan misi itu, tapi setidaknya dia melakukan apa yang dia bisa lakukan. Dengan tindakannya, kini jumlah korban di <Forbidden Sand Area> sudah berkurang drastis, bukan? Jika kau berkenan, berilah dia apresiasi..."

Namun dia tak menjawab, hanya dengan gelengan kerasnya dan matanya yang melotot menandakan dia masih merasa kesal.

"Juga, apakah kau kesal karena anggota dari Legendary Arcane bahkan berbaik hati padanya?"

Nizmir menunjuk pertanda bahwa ucapan orang itu benar adanya.

"Astaga... Kau itu memang merepotkan... Tidak ada salahnya aku menjadi Wakilmu... Rupanya kau memang ingin menyingkirkan dia dengan misi-misi itu..."

Sekalipun dia mengucapkan beberapa kata, kata itu cukup kasar.

"Karena dia itu anak baptis dari Iblis Lucifer! Aku tidak bisa menerima ini!"

Sekali lagi, Wakilnya menghembuskan nafas panjang atas ini.

"Baiklah. Kau saja yang memutuskan. Tapi aku tidak ikut campur jika Gramandall kecewa mendengar hal ini darimu..."

...

...

...

Akhirnya aku dan Ramalia sampai di sebuah istana megah di tengah kota Sanderio, dengan eksterior bergaya timur tengah--penjagaan ketat yang didominasi oleh prajurit bersenjata lengkap. Sebelum kami masuk, kami harus melewati pemeriksaan terlebih dahulu di gerbang utama Gedung Pusat Pemerintahan.

Salah satu dari dua penjaga menanyaiku sebelum Ramalia--aku memang tak ingin siapapun tahu jika Ramalia adalah Sandstorm Dragon itu sendiri.

"Ada keperluan apa sehingga anak muda sepertimu datang kesini?" Tanyanya dengan wajah serius. Ini seperti semacam interogasi sebelum memasuki Gedung ya?

"Aku dan adikku ingin bertemu dengan Perdana Menteri beserta Wakilnya."

"Perlihatkan identitasmu."

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang