Volume 02 Imagine 10 - Penilaian Ulang, Diawasi Dari Kejauhan

145 13 1
                                    

"Haaaah... Lelahnya..."

Aku, Kyuasagi Rinjou, selesai mengerjakan data-data untuk program terbaruku, sekaligus memperbaiki program AI HFVR-01 agar nantinya dapat digunakan secara maksimal. Aku tidak terlalu mempermasalahkan harganya, itu hanya berbentuk donasi jadi sesuka mereka ingin membelinya atau tidak. Soal bisa dipakai atau tidak jangan salahkan aku ya?

Seraya meluruskan punggungku yang terasa kaku, aku mulai menggumam.

'Apa yang aku lakukan ini benar?'

Bahkan ketika aku berkunjung ke kediaman Venzo, dan melihat bagaimana dia dapat mengakrabkan dirinya dengan ayahnya sendiri, sosok yang nampak garang dan terukir goresan ketegasan di otot wajahnya itu.

'Hah, bahkan aku pun tidak pernah mengenal orangtuaku...'

Membuang segala kekalutan tersebut, aku menggerakkan diriku yang sedari pagi tidak berpindah tempat dari depan komputer, menuju dapur untuk memasak sesuatu.

'Ramen instan...'

Aku hanya berpikir, betapa praktisnya makanan ini sehingga membuatku menghemat banyak waktu untuk memasak.

Percikan api biru dari kompor yang kugunakan sedikit memberi penerangan di dapur. Aku terlalu malas untuk menyalakan lampu, meskipun disisi lain juga mengurangi konsumsi listrik yang tidak terlalu diperlukan.

Sembari menunggu air dalam ketel mendidih, aku mempersiapkan ramen instan mentah, mencampurkan bumbu dan rekan-rekannya ke dalam cup.

"Imagination Creator..."

Sejenak aku menyebutkan kata-kata yang menjadi nama grup band Venzo dan yang lain. Darimana dia mendapatkan inspirasi seperti itu? Apakah ada hubungannya dengan kebiasaan membaca doujinshi atau menonton hentai di kelas?

"Manusia memang memiliki keunikan mereka masing-masing 'kan?" ucapku pada diriku sendiri sambil tersenyum menatap langit-langit ruang dapur.

Tak terasa, suara uap ketel yang keluar dari moncongnya menyadarkanku akan lamunan yang taneh tersebut.

Ryuichi Venzo, orang yang selalu ingin kutemui semenjak aku melangkahkan kakiku di dunia internet, keunikan yang dimiliki bahkan berada di luar pemikiranku, yaitu dia adalah sosok gentle lolicon.

Memangnya pria tampan seperti dia tidak memiliki keinginan untuk menyukai sesuatu yang normal? Seperti gadis seumurannya?

Itulah mengapa aku menjadi seperti ini, ya karena si Ero-Ecchi Venzo itu...

"Hatcyiiii!!"
"Ada apa, Venzo-kun?"
"Apakah kau kedinginan, Venzo-senpai?"
"Ah, tidak juga. Udaranya tidak terlalu dingin sampai membuatku menggigil kok. Sepertinya ada seseorang yang membicarakanku."

Ah, terserah lah. Lebih baik aku mengisi perutku terlebih dulu lalu mulai membereskan masalah program ini lagi! Ramen instan, aku datang!

...

...

...

Kembali ke lokasi taman Jinguu Meiji...

...

...

...

"Ahhn~! V-Venzo-kun, jangan terlalu kasar~!"
"Sedikit lagi- Hnngh, tahan ya?"

Dari percakapan ini, sudah bisa dibayangkan gambaran apa yang terlintas, apa yang sedang dilakukan Venzo dan Naya yang menjauhkan diri dari keramaian...

"Senpai, apa sudah selesai?"

Suara Hana terdengar dari jarak sekitar 15 meter dari mereka berdua. Naya kesulitan menjawabnya karena sedikit tersengal oleh apa yang dilakukan Venzo padanya.

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang