Hari itu, setelah menyelesaikan latihan untuk memperdalam ilmu imajinasi, aku--Ryuichi Venzo, bersama Engetsu Kazura, Yamaguchi Izano, dan Kyuasagi Rinjou, memutuskan untuk membubarkan diri ke tempat berbaring masing-masing. Tapi sebelum itu, entah mengapa aku ingin menghirup udara segar dan melanjutkan cerita fiksiku. Cerita fiksi yang terlampau lama untuk selesai karena penyusunan konflik yang berkepanjangan, antara anak dan ayah. Entah kapan ini akan selesai... Aku mengeluh pada diriku sendiri yang semakin lama semakin membuat kemampuan menulisku tumpul.
"Ah, sial... Kehilangan ide lagi..."
Sembari menikmati kesejukan semilir angin malam, aku menatap kearah taman. Disana aku menemukan sosok gadis yang sedang duduk di tengah padang rumput diantara taman bunga.
"Bukannya itu Ruru-senpai? Apa yang sedang dilakukannya?"
Penasaran dengan apa yang kupikirkan, aku membawa diriku keluar dari kamar. Namun sekelebat, sosok pemuda seumuranku dengan kasar mendorongku.
"Hoo, menyingkir dariku jika tidak ingin kuhajar."
Si brengsek itu, rupanya ingin berkelahi?
Tapi, ada yang harus kulakukan.Tanpa membalas kesombongan Seiga yang sudah lebih dulu turun ke lantai 1, aku mengankat tubuhku untuk kembali berdiri, lalu beranjak menuju kearah taman.
Sebelum sampai melewati pintu, diriku dikejutkan dengan Ruru-senpai yang ditemui oleh Seiga. Tanpa diketahui, aku mencoba menguping agar mendengar apa yang terjadi.
"Apa maksud pesanmu ini? Apa kau ingin keluar dari kesepakatan?"
"A...Aku sudah tidak tahan, Seiga! Lagipula, aku bukan budakmu!"
"Jadi, itu yang ingin kau sampaikan padaku, sebagai tunanganmu?"
"Pertunangan ini terpaksa, agar Hiroshi-sama tidak melukai Venzo-kun! Sekarang, Venzo-kun sudah lebih kuat!"
"Hoo, jika seperti itu, biarkan dia sendiri yang berbicara denganku..."Arogansinya bertambah ketika mataku menangkap pergerakan bayangan yang secara langsung mencekik leher Ruru-senpai dari tubuh Seiga hingga terangkat.
"Akkhh...! S...Sakit...!"
"Oh? Masih bisa berbicara? Seperti ini masih kurang kuat ya?"Sebelum aura bayangan mirip tangan itu diperkuat, aku memaksakan diriku untuk melepaskan medan pertarungan hingga melewati mereka berdua, lalu dengan cepat mengaktifkan skill percepatanku.
IMAGINATION BATTLE - OPEN DIMENSION
LIGHTNING SPEED
Secepat kilat kusambar tangan bayangan tersebut sekaligus tubuh Ruru-senpai yang tampaknya sudah kehilangan kesadaran.
Kenapa? Bahkan demi diriku, senpai? Ini tidak bisa diterima sama sekali!
Setelah kuturunkan tubuh Ruru-senpai, aku memaki si brengsek itu habis-habisan.
"Hei brengsek, apakah tidak ada cara yang lebih bagus?"
Dengan arogan, dia membalas pertanyaanku.
"Huh? Untuk apa? Untuk gadis rapuh seperti dia? Yang rapuh memang cocok untuk dijadikan budak, 'bukan? Hahahahah!!"
Belum sempat dia menyelesaikan tawanya, tinjuku sudah kusarangkan terlebih dulu tepat di pipinya, kurasakan tulang rahangnya berbunyi keras akan benturan itu, tanpa berkata-kata. Kata-kata pun tidak cukup untuk orang bodoh ini.
Ya, sebagai akibat gaya dan kecepatan yang bergabung dan menumbuk, Seiga terlempar sekitar 10 meter dariku. Sebentar kemudian dia berdiri dan terkekeh.
"Khukhukhu... Cukup berani juga kau..."
"Kalau kau memang lelaki sejati, aku ingin kita bertarung menggunakan tangan kosong!"Tanpa diduga, beberapa bayangan keluar dari areaku, setelah merapal skillnya, dia langsung melesatkan tubuhnya kearahku, dengan raut wajah penuh kekesalan. Sepertinya dia memang berniat untuk menghapusku. Tapi itu tidak semudah apa yang dia pikirkan! Aku sudah berlatih selama 100 tahun di Sanderio! Aku pun sudah menyelamatkan Naga dan memberinya nama! Jika dia ingin menghapusku dari sini, maka setidaknya aku akan melawan balik dengan menghapusnya terlebih dulu!
KAMU SEDANG MEMBACA
World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]
Science FictionIndonesian Light Novel Original Title : 想像の世界 (Sōzō no Sekai) Highest Rank : #3 In Science Fiction (13 Agustus 2016) (Sebelum Remake) Genre : Action-Adventure, Fantasy, Sci-fi, School, Slice of Life, Comedy, Romance, Ecchi, Superpower Disclaimer : F...