Volume 05 Imagine 08 - Kejutan di Tanah Kelahiran

97 5 1
                                    

Sebuah kota mati di ujung timur Kawasan Kubah Pusat Imaginarian City--Luxville, sebuah kota mati yang dibumihanguskan pada 733285 Tahun Experian. Kini yang tersisa hanyalah puing-puing bangunan yang ditumbuhi lumut dan tanaman merambat. Kiriya Rozuke, salah satu anggota Legendary Arcane, menapakkan kaki diatasnya bersama sosok gadis disebelahnya.

"Masih sama..." ucapnya sembari berlutut dan mengambil sedikit pasir didekat kakinya. Hembusan angin pun menghamburkan butiran objek tersebut dari genggamannya. Sang gadis bertanya padanya.

"Jadi, apakah kau dulu tinggal disini?"

Terdiam seolah sedang membayangkan sesuatu, lalu dia menjawab.

"Saat aku dan Yuriko masih kecil. Namun sekelompok orang yang menamai diri mereka sebagai Twelve Holy Knight menghancurkan kota ini. Orangtuaku juga dibunuh."

Keterkejutan memaknai semburat wajah sang gadis.

"Twelve Holy Knight?! Legenda yang terkenal dengan cerita mereka dalam Holy Expedition 1000 Tahun itu?"

Berjalan diantara puing-puing bangunan, Rozuke menjawabnya.

"Itu bukanlah ekspedisi, melainkan pembantaian."

Terdiam entah tidak menyangka atau yang lain kembali mengisi ekspresinya. Mereka melanjutkan perjalanan ini.

"Sebenarnya aku ingin kemari bersama Yuriko. Berhubung dia mendapatkan misi di Sanderio, kemudian menunjukmu untuk menjadi penggantinya. Jadi, maaf, Luna." tutur Rozuke membalas pernyataan si gadis yang dipanggil Luna.

"Aaaahh- tidak masalah! justru aku malah senang karena kau sudah mengijinkanku untuk menemanimu..." katanya pada Rozuke sambil menundukkan kepalanya.

Langkah kaki tetap mereka ambil setelahnya. Tak terasa, akhirnya setelah melewati banyak puing-puing bangunan, mereka tiba di depan sebuah pohon besar, hampir mirip cemara namun berukuran lebih besar dan terkesan lebih pendek, dengan ranting tak berdaun yang sudah terlihat mengering, pertanda memang tidak pernah terjadi hujan sehingga tidak ada sedikitpun air tanah yang bisa diserap oleh akar-akar besar yang muncul disekitar pohon tersebut.

"Pohon ini..."

Rozuke bergumam lalu mulai menyentuh pohon tersebut dengan telapak tangannya. Luna pun mengikuti apa yang dilakukan Rozuke disebelahnya sembari memejamkan matanya. Sepasang sayap putih muncul dibelakangnya, menimbulkan suara kibasan.

"Ini... masih hidup?!" ucap Luna sedikit terkejut.

"Kau akan tahu, tunggulah sebentar lagi..."

Kala itu memang hari sudah mulai sore, sinar bintang yang meredup menghasilkan bayangan mereka yang mulai memanjang dan memudar seiring semakin menghilangnya cahaya dari bintang pusat Canis Majoris.

Dan ketika senja telah selesai dengan waktunya, beberapa ranting mulai menyala perlahan.

Fenomena yang sama sekali belum pernah dilihat oleh Luna selama hidupnya. Rozuke menatap ranting-ranting yang menyala ini lalu menjelaskan.

"Ini adalah Arasluxium, pohon yang bercahaya setiap seratus tahun sekali, para tetua Luxville menganggapnya sebagai pohon yang diberkati oleh para Malaikat."

Kekaguman itu pun membentuk menjadi sebuah ucapan yang keluar dari bibir Luna.

"Indah sekali..."

Cahayanya mulai terang dan lebih terang, tiba-tiba saja sensor kesigapan Rozuke menangkap sesuatu, lalu menyentuh bibir Luna.

'Sssttt! Ada kelompok sedang menuju kesini!'

Luna pun diam dan mencoba mendengarkan dengan inderanya. Seperti yang disampaikan Rozuke, ada pergerakan dari arah barat.

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang