Setelah menempuh perjalanan selama beberapa waktu, pada malam hari, bis pun transit di depan sebuah gedung tinggi yang megah. Sebuah hotel kelas atas yang pastinya menyajikan pelayanan top. Okinawa Hotel and Resort.
Kepala Sekolah sebagai tamu undangan istimewa pun disambut oleh para staff hotel beserta pimpinan staff yang merupakan muridnya dulu.
"Ah, Koike-sensei. Selamat datang~"
"Terimakasih atas sambutannya, Fuyuno... Aku tak menyangka jika muridku sudah menjabat sebagai Pimpinan Manajemen Hotel disini... Aku sungguh bangga padamu..."
"Sama-sama, Koike-sensei. Semua ini tak terlepas dari sistem didikan anda selama ini yang terkesan memberikan kesempatan muridnya untuk berkreasi dan berekspresi, sehingga saya bisa menjadi seperti sekarang..."
"Itu sudah menjadi tugasku sebagai seorang guru, Fuyuno... Jadi, apakah kau sudah menemukan pasangan?"
"Untuk hal itu, saya ingin berfokus pada bisnis dahulu, sensei..."
"Ah, seperti yang diharapkan dari seorang gadis pebisnis yang bertangan dingin..."Percakapan yang sungguh akrab antara mantan murid dan mantan guru, hingga kami pun seperti para penonton yang sedang mengamati wawancara eksklusif di layar televisi.
"Ah, maaf. Aku sampai lupa. Apakah tempatnya sudah siap?"
"Hotel ini sudah disiapkan untuk kado ulang tahun anda, sensei. Jadi, apa yang anda sampaikan pada saya sudah saya siapkan seluruhnya."
"Terimakasih."Dengan itu, para staff pun berjejer di dekat karpet merah untuk menyambut kami, seluruh tamu yang akan menjadi tamu khusus Hotel.
"Selamat datang di Okinawa Hotel and Resort~"
Teriakan gembira dan penuh syukur pun diucapkan para murid kelas 1 yang tak pernah menyangka bakal mendapatkan liburan gratis kelas elit. Lain halnya dengan para murid kelas 2 dan 3 yang merasa lega telah sampai dan ingin segera beristirahat untuk agenda besok.
Masing-masing kelompok pun mendapatkan kunci kamar mereka setelah dikumpulkan dan diberikan instruksi oleh wali kelas mereka.
Aku, Ryuichi Venzo, kembali memulai hari bersama ketiga orang bodoh disekitarku. Siapa lagi kalau bukan Kazura, Izano, dan Rinjou? Mungkin nanti kami bakal menghabiskan malam ini dengan obrolan bejat dengan genre berbeda-beda.
"Meskipun kami mendapat 1 kamar, kalian akan tetap diawasi." kata Yukari-sensei mengingatkan kami.
Ini dikarenakan seringkali terjadi pertemuan terselubung antara murid laki-laki yang ingin menginvasi kamar kelompok perempuan. Entah dari kelas 3 maupun kelas 2, kelas 1 pun memungkinkan. Lagipula, itu kan hal normal ketika kau sedang tinggal di Hotel. Benar kan?
BLETAK!
"""Kami tahu apa yang kau pikirkan!""" seru ketiga idiot yang berhasil mengarahkan tinju mereka ke kepalaku.
Keramaian antar kelompok yang membicarakan tentang agenda malam mereka terasa memenuhi Ruang Depan Hotel, hingga aku tak menyadari bahwa seseorang sudah berada didekat kami.
"Ah, bukankah kau Ryuichi Venzo itu?"
Yang bertanya adalah sang Kepala Staff Hotel.
"Anda mengenal saya?" tanyaku.
"Soal itu..."Lalu dia memperlihatkan tayangan video ketika aku sedang berkelahi dengan Wakil Direktur Perusahaan Tokyo beberapa waktu lalu.
"Ahaha, itu bukan aku..." elakku sembari menggaruk kepala. Namun Fuyuno-san menolak elakanku sebagaimana dia mengetahui semuanya.
"Jujur saja, orang yang kau ajak berkelahi itu adalah teman sekelasku. Dia memiliki sifat semacam itu karena pengaruh nama ayahnya. Semasa sekolah, dia selalu bertindak seenaknya. Tidak ada yang bisa melawan karena dia memiliki penjaga yang ada disekitarnya. Tapi aku tak menyangka, dia akan dihajar habis oleh pemuda sepertimu..." jelasnya lalu menyunggingkan senyum kepuasan.
"Ugh!"
Tiba-tiba saja kepalaku merasakan lagi rasa sakit yang bahkan mampu membuat orang normal bertekuk lutut karena efeknya.
"Ada apa?" tanya Kazura, Izano dan Rinjou memandangku khawatir.
"Tidak, aku ingin sendiri sebentar." jawabku lalu berlalu meninggalkan mereka bertiga menuju lift untuk turun ke Halaman Hotel.Berlari mengabaikan kalimat dari orrang sekitar, aku mulai mencari tempat yang benar-benar sepi dan luput dari penglihatan. Aku harus cepat sebelum tubuh ini bertindak di luar kendali!
Kuamati saat mulai berlari kesana kemari, punggung tanganku mulai memperlihatkan gejala aneh, yaitu tergambar sebuah ukiran tak jelas berwarna merah darah seperti itu terbentuk seiring berjalannya waktu, seperti semacam simbol dari dunia sihir, dan ukiran itu pun terasa menyakitkan hingga membuatku mengaduh memeganginya.
"S-sial-- guh!"
Akupun terus berlari menjauhi keramaian, memasuki hutan belantara hingga menemukan sebuah goa di dekat arah pantai. Deburan ombak terasa berhembus dari mulut goa.
Tak perlu menunggu lagi dan tak mempedulikan apa yang ada didalamnya, aku bergegas masuk karena ketahananku mulai mencapai batasnya. Kurasa sudah saatnya.
Saat aku mulai duduk bersila untuk menenangkan diri dan membiarkanku jatuh ke alam bawah sadar, aku sempat mengingat apa yang pernah diucapkan oleh ibuku perihal Segel Legendaris Klan Nakamura.
"Ketika Segel ini digunakan pada orang lain, segel ini harus diperbaharui oleh garis murni keturunan Nakamura. Selain dari yang kusebutkan, Segel Prisma ini tidak akan bisa diperbaharui karena syarat utama pembaharuan segel adalah darah murni."
Itulah apa yang sempat diucapkan oleh ibuku saat melakukan briefing sebelum melakukan tugas sebagai seorang Exorcist.
Perlahan, aku menyentuh simbol yang sudah tergambar menggunakan jari tanganku yang sebelumnya kulukai untuk mengalirkan darah.
Beberapa tetes darah berhasil keluar dari jariku dan mengalir ke punggung tangan kiriku.
Setelah itu, aku mulai membaca mantra yang juga sempat kudengar dari ibuku ketika aku masih kecil.
"Wahai darah suci keluarga pembasmi iblis. Segel ini adalah warisan turun temurun dari generasiku. Aku, Generasi Ke-25 dari Klan Nakamura, dengan ini melakukan penyucian segel legendaris untuk mengunci iblis yang ada dalam tubuhku. Bersihkan hatiku, sucikan jiwaku. Prism Eternal Seal - Reform!"
Sebenarnya, Segel ini memerlukan beberapa orang untuk memperbaharuinya dikarenakan perlu kekuatan batin yang besar untuk menciptakan segel baru.
Namun itu menjadi sebuah pengecualian untukku. Karena aku adalah wadah yang menjadi perantara segel itu sendiri, maka cukup aku saja yang membentuknya di dalam tubuhku.
Cahaya biru laut berbaur dengan cahaya merah gelap dari simbol tadi, terlihat seperti akan ada adegan saling menyerang antara segel yang kubuat sendiri dan simbol dari kutukan.
Meskipun begitu, tak lama kemudian simbol merah gelap pun menghilang, tertelan oleh cahaya biru yang membesar dan meluas sampai ke seluruh tubuhku. Akhirnya aku kembali.
"Haaaaa~"
Merelaksasikan diriku kembali untuk mendapatkan ketenangan, aku menangkap sebuah gerakan dari mulut goa. Namun aku tak menghiraukannya selagi itu hanyalah satu bayangan.
"Yosh, saatnya kembali."
Dengan semangat baru, aku kembali ke hotel, tanpa tahu apa yang ada dibalik Klan Nakamura, Klan keluarga ibuku. Aku hanya tahu bahwa Klan Nakamura adalah Klan Pembasmi Iblis, seperti saat ketika apa yang tersegel di dalam tubuhku ini datang dan meluluhlantakkan Kota Kyoto.
KAMU SEDANG MEMBACA
World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]
Science FictionIndonesian Light Novel Original Title : 想像の世界 (Sōzō no Sekai) Highest Rank : #3 In Science Fiction (13 Agustus 2016) (Sebelum Remake) Genre : Action-Adventure, Fantasy, Sci-fi, School, Slice of Life, Comedy, Romance, Ecchi, Superpower Disclaimer : F...