Volume 05 Imagine 07 - Suasana Di Bumi

114 8 2
                                    

Aku--Suzuki Akira, bersama Keluarga Ryuichi, mengunjungi makam di perbatasan Kota IH dan IK untuk berdo'a pada orang yang mereka cintai dan mereka sayangi...

Sebuah batu nisan yang masih belum lama berdiri kokoh, tertulis disana nama sosok yang mendiami makam tersebut.

Ryuichi Venzo

Hari ini adalah tepat 100 Hari dari Peristiwa 4 Pahlawan SMA Shibuya menghilang tersambar petir. Hal itu pun menjadi banyak pertanyaan antar ilmuwan ternama, karena setelah 4 pemuda tersebut tersambar petir, cuaca kembali cerah. Fenomena yang sepertinya dibuat-buat oleh makhluk asing hanya untuk mengambil mereka, ataupun mereka benar-benar ditelan ombak lautan ganas--itupun hampir tidak mungkin karena pada saat kejadian dimulai, rata-rata gulungan ombak hanya setinggi pinggul orang dewasa. Mereka pun kuyakin bisa melewatinya.

Ryuichi Meika, ibu dari mendiang Ryuichi Venzo, menyalakan dupa dan menancapkannya di makanan persembahan yang didominasi oleh buah-buahan dan beberapa coklat--sepertinya itu makanan favoritnya selama masih hidup. Juga, diletakkan satu majalah dewasa. Apakah dia juga perlu membaca hal ero di Surga? Dan juga, covernya didominasi oleh gadis loli!

Itu menjadi pertanyaan pertamaku disana.

"Ano... Mengapa anda meletakkan majalah itu untuk sesajen?"

Davion menjawabnya.

"Ah, Ibu tahu jika Venzo menyukai hal ini. Juga, ini hadiah dariku sebagai kakaknya. Limited Edition. Hahaha!"

Rupanya kakak laki-laki ini memang mengerti adiknya. Aku berpikir mungkin memang seperti itu arti saudara yang sesungguhnya.
Meika menambahkan.

"Aku hanya khawatir jika dia bosan... Sebagai Ibu yang baik, aku juga harus mengerti kesukaannya... Benar kan, sayang?"

Iruka mendesah pelan seraya menjawab.

"Tidak masalah asalkan kau suka itu."

Ryuichi Iruka meletakkan sesajen tersebut di depan batu nisannya, sembari menepuk kedua tangannya beberapa kali untuk penghormatan, diikuti oleh Ryuichi Davion, serta Liliana-san, istri dari Davion.

"Semoga kamu bahagia disana, nak. Meskipun ibumu rindu padamu..."

Yah, mengingat hal itu, ibunya mulai terisak selagi melakukan do'a.

"Venzo, semoga kamu sehat disana ya, nak? Maafkan ibu yang tidak bisa melindungimu lagi... hiks..."

Dengan penuh kasih sayang, Iruka-san memeluknya, sembari menenangkan.
"Kita tidak bisa mencegahnya pergi, Meika. Lagipula itu sudah takdir dari Tuhan. Tuhan tahu segalanya."

Davion pun menyampaikan sepatah dua patah kata untuk adiknya lewat batu nisan di depannya.

"Aku minta maaf jika aku terlambat, tapi lihatlah. Kau punya kakak ipar sekarang. Bahkan dia sudah hamil. Aku yakin kau pasti memberi sebuah atau dua patah kata selamat untuk kami, 'kan? Kakak iparmu juga sempat memintaku untuk mengelus perutnya sembari memanggil namamu karena itu keinginan anak kami. Kau benar-benar adikku yang keren! Sepertinya anak kami ingin menjadi sepertimu. Tapi mungkin aku akan menceritakan tentangmu jika dia sudah lahir nanti, agar dia tahu jika dia memiliki keluarga yang unik... Astaga, air mataku ikut menetes karena ini... Semoga kau nyaman disana, Venzo..."

Sebentar kemudian, Liliana-san menyambut Davion-san dengan penuh haru. Yah, dia memang lelaki yang hebat.

Tak lupa, sosok gadis yang juga sama denganku, diangkat menjadi bagian dari keluarga Ryuichi, yaitu Ryuichi Ayame, berdo'a untuknya.

"Venzo-kun... Apakah kau kesepian disana?"

Perlahan, air matanya mulai membasahi pipi lembutnya, seraya melanjutkan.

World Of Imagination Arc 1 - Destiny [RANDOM TIME UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang