1. Pertemuan

6.8K 379 190
                                    

"Ketika kita bertemu lagi."

🌹🌹🌹

Kalyca Ruhua Nada--gadis manis berkepang 5, dengan seragam putih biru khas anak SMP itu berlari terburu-buru.

Hari ini adalah hari pertama dimulainya MPLS, namun, akibat terjebak macet waktu di jalan, ia harus rela datang terlambat ke sekolah. Gadis itu berlari dari gerbang depan sekolahan hingga ke kelasnya.

Dengan napas terengap-engap Nada telah sampai di samping lapangan basket dan tinggal belok ke kanan sedikit lalu naik ke lantai 2, ia telah sampai di kelasnya. Namun ternyata Tuhan berkata lain, karena tiba-tiba...

Jdug.

Suara bola basket yang berhasil melayang bebas ke arah kepala Nada. Sontak gadis itu mengumpat, dan membalikkan badannya dengan napas yang masih terengap-engap.

"Sialan," umpat Nada sambil mengambil bola basket yang ada di lantai.

"Hei, lo bocah SMP, siniin dong bolanya!" suruh laki-laki berpostur tubuh tinggi tegap itu di tengah lapangan basket.

Dengan langkah cepat, Nada mendekati laki-laki yang memanggilnya tadi. Jika diperbolehkan, sekarang, ingin sekali ia melayangkan tinjuannya pada laki-laki itu. Namun ia tahan, karena logikanya masih dapat ia gunakan.

"Jadi, elo yang udah lempar bolanya sampai kena kepala gue?" tanya Nada membentak.

Laki-laki itu terdiam sejenak, lalu mulai bicara. "Kalo gue yang lempar terus lo mau apa?" jawabnya menantang.

"Lo gak ada niat baik sama sekali buat minta maaf ke gue ya?" ujar Nada pelan namun masih dapat didengar oleh lawan bicaranya. Kemudian ia melanjutkan lagi, "lo mau ini kan? kalahin gue dulu," tantang Nada sambil menyodorkan bola yang ada di tangannya.

Laki-laki itu diam membeku. Dan tak butuh waktu lama ia langsung tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya."Eh bro, gue nggak salah denger kan ini, masa gue ditantangin basket sama bocah SMP?" ujar laki-laki itu pada temannya dengan maksud meledek Nada.

"Udahlah, sikat aja," jawab salah satu dari teman laki-laki itu.

"Bukan gitu bro, kasihan aja gue sama dia kalau nanti dia kalah," jawabnya sambil tertawa ngakak.

Nada menghembuskan napas kasar. Sebetulnya ia enggan berurusan dengan laki-laki itu. Apalagi ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Ia hanya tak habis pikir saja dengan sikapnya. Bukannya setelah melakukan kesalahan minta maaf, tapi ia malah mencibir terus-terusan sambil menampakkan kesombongan.

"Nggak usah banyak ngomong! bilang aja kalau lo takut kan ngelawan gue." Nada melempar bola tadi ke arah dada bidang laki-laki itu.

Dada laki-laki itu naik turun, menandakan ia telah dibuat emosi oleh gadis di depannya. Dengan langkah panjang, laki-laki itu mendekat ke arah Nada, sedangkan yang didekati berdiri dengan santainya.

"Maksud lo apa?" ujar laki-laki itu dengan nada tinggi dan memberikan penekanan pada akhir kata.

Laki-laki itu menatap tajam manik mata hazel gadis itu. Sedangkan Nada juga tidak ingin kalah, ia pun menatap tajam balik, manik mata coklat gelap milik laki-laki itu.

Tanpa keduanya sadari, tatapan mata itu malah mengingatkan mereka pada suatu peristiwa di masa lalu.

Flashback ON

Anak kecil berponi lucu itu menangis tersedu-sedu, karena seorang anak laki-laki telah menakutinya dengan sebuah ulat yang ada di ranting pohon.

"Jangan Ito! Nada takut sama ulat," teriak Nada sambil sesenggukkan.

"Dasar cemen! masa sama ulat aja takut," seru Ito sambil menjulurkan ranting itu ke arah Nada.

"Ito jahat! Nada kan emang takut sama ulat," Nada berteriak ketakutan, sedangkan Ito malah semakin gencar menakuti-nakutinya.

Nada tidak dapat lagi meredam rasa takutnya, hingga ia mengompol di celana.

"Ih malu ih, masa udah gede tapi masih ngompol," ejek Ito sambil tertawa ngakak sedangkan Nada menangis histeris.

Flashback OFF

"NADA-ITO," ucap keduanya secara bersamaan.

Mereka bertatap-tatapan cukup lama, dengan sejuta pertanyaan yang menghias di kepala mereka.

Namun, hingga saat ini belum ada satupun dari mereka yang membuka suara. Hingga akhirnya kedatangan seorang wanita berambut pirang itu, berhasil memecah suasana.

"Ito, kita kan ada tugas buat ngemos murid baru, kok kamu malah main basket sih!" dumelnya sambil bergelayut di tangan Ito.

Ito tidak terpengaruh, ia masih meniti ke arah Nada.

"Udah ayo!" merasa tidak ditanggapi wanita itu menarik tangan Ito.

"Sybil, lepas, gue bisa jalan sendiri!" Ito menyentak, refleks Sybil melepaskan tangan itu dalam genggamannya.

Dengan langkah panjang Ito bergegas pergi. Namun, sebelumnya ia telah menatap ke arah Nada sambil tersenyum tanpa arti.

***TBC***

Vote dan Komen, jika berkenan ♡

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang