41. Jangan Bermain Cinta

1.4K 79 1
                                    

Hari libur semester telah usai. Dan pagi ini Nada harus gelagapan mempersiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah. Seragam untuk hari ini belum ia setrika, tali sepatu belum terpasang, tasnya entah ada dimana, dan sialnya jam dinding sudah berkutat di angka 6 lebih 10 menit.

Nada yang baru selesai mandi, langsung menyetrika bajunya cepat-cepat. Setelah selesai ia langsung memakainya, dan menyisir rambutnya asal.

Belum sempat ia memasang tali sepatu, ibunya telah berteriak menyuruhnya untuk segera turun berhubung Ito sudah datang menjemput.

Nada benar-benar merasa kacau. Ia menilik ke arah jam dinding dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7. Dengan cekatan gadis itu mencari keberadaan tasnya di semua sisi kamar. Dan tak ia sangka ternyata tasnya berada di kolong tempat tidur.

Nada tidak jadi memakai sepatu tali, hingga ia memutuskan memakai flat shoes saja daripada terlambat nantinya.

Nada turun ke bawah menuju ruang makan, ia hanya sempat minum susu sampai setengah gelas, lalu langsung mengajak Ito untuk berangkat sekolah.

***

Tepat pada pukul 7 kurang 5 menit Ito dan Nada telah sampai di sekolah. Padahal jarak rumah Nada dari sekolah itu cukup jauh ditambah lagi waktu traffic, tetapi, namanya juga dibonceng oleh pembalap professional. Jarak yang harusnya ditempuh 30 menit, jadilah hanya 15 menit.

"Lo tuh gak ada kapoknya ya To jadi orang, dulu udah mau hampir nabrak tukang sayur, tapi sampe sekarang masih aja suka ngebut kalo bawa motor," dumel Nada saat turun dari motor.

"Salah sendiri lo segala pake ngaret, kan gue ogah kalo jadi telat cuman gara-gara lo!" balas Ito nyolot.

"Jahat banget lu To sama gue, gue kan semalem baru nyampe dari Surabaya, jadi wajarlah kalau gue bangun kesiangan," dengus Nada cemberut.

Ito tersenyum samar, sambil mengusak puncak rambut Nada.

"Iya sori, kalau gitu mana oleh-oleh buat gue!"

"Nggak ada, oleh-oleh buat lo udah gue makan."

Nada melangkahkan kakinya pergi dengan raut kesal. Sedangkan Ito tak henti-henti menyunggingkan senyum, sembari mengikuti gadis itu dari belakang.

***

Bu Ratna menduduki kursinya dengan santai. Kini ia sedang menunggu murid yang tadi dipanggilnya sewaktu istirahat. Dan beruntunglah, orang yang sudah dinanti-nanti akhirnya menunjukkan batang hidungnya.

"Bu Ratna, ada apa manggil saya?" tanya Ito saat sudah berada di depan meja kantor.

"Duduk dulu Ito, nanti akan ibu jelaskan saat orang yang satunya sudah datang!"

Ito merasa ambigu dengan jawaban Bu Ratna. Ucapannya seperti teka-teki dan sayangnya ia sedang enggan untuk menebak.

Saat Ito baru tepat menduduki kursinya. Tiba-tiba orang yang tadi dimaksud Bu Ratna mengetuk pintu dan berhasil membuatnya terperanjat.

"Lah Nada, lo dipanggil juga?"

Sepertinya tidak hanya Ito yang baru tahu, karena saat Nada melihat keberadaan Ito ia pun ikut-ikut membelalakan matanya.

"Kemari Nada duduk dulu, ibu akan segera jelaskan!" perintah Bu Ratna lalu Nada mengangguk dan bergerak ke kursi yang ditujukan untuknya.

"Pada tanggal 11 Januari nanti sekolah kita akan merayakan ulang tahun yang ke-45, dan berdasarkan rapat bapak-ibu guru kemarin, kalian akan ditampilkan pada acara tersebut!"

"Tampil?" ucap Ito dan Nada bersamaan.

"Iya, kalian ini kan pandai bernyanyi, jadi bapak-ibu guru akan membuatkan penampilan khusus untuk kalian!" jelas Bu Ratna lagi.

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang