13. Jones

1.7K 113 20
                                    

"Kalau kegantengan lo, lo jadiin aset. Berarti aset lo gak berguna. Karena sekarang aja lo masih jones!"

Di Koridor Lantai 2 ~

"Sakit To, pelan-pelan!" Nada meringis menahan sakit.

"Ini juga udah pelan."

"Ito lo ngiket rambut gue apa ngejambak sih, sakit bege!"

"Jangan berisik, bentar lagi kelar."

"Pokoknya awas aja lu kalo rambut gue ada yang rontok sehelai pun," ancam Nada tidak main-main. "Gue botakin pala lu!" timpalnya lagi.

"Udah selesai." ujar Ito senang.

Dengan sinis Nada meraba rambutnya, jangan sampai rambutnya jadi rontok karena Ito. Dirasa aman, Nada langsung melengos pergi tanpa berucap sepatah katapun pada Ito.

Ito terus menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh. Dan tanpa sadar ia menyunggingkan senyum melihatnya.

***

Murid kelas X IPA 1 telah memadati lapangan basket. Pak Lilik juga sudah ada di sana, menyuruh anak muridnya untuk berbaris rapih.

Nada yang baru tiba, berlari memasuki barisan. Namun, semua mata malah menatap ke arahnya sambil tertawa nyaring.

"Hei kamu!" tunjuk Lilik pada Nada.

"Iya pak," Nada menanggapi.

"Kamu pakai apa itu?" Lilik menunjuk rambut Nada.

"Pakai rumput jepang pak, soalnya kuciran saya hilang, tapi yang penting dikuncir kan pak rambutnya," balas Nada setengah malas, karena ia tahu pasti akan ada orang yang meledeknya.

"Ya sudah," Jawab Lilik sekenanya.

Jay yang ada pada barisan paling depan, menoleh ke arah Nada. "Biar pakek rumput jepang, rasa cinta gue ke lo gak bakal berkurang kok Nad!" langsung saja membuat semua orang tertawa pecah.

"Cie, hastag calon pacarnya Bang Jay!" sindir Yasinta.

Entah mengapa kuping Nada terasa panas, mendengar ucapan Yasinta yang seperti hinaan baginya. Api kemarahan Nada mulai berkobar, rasanya ia ingin sekali membungkam mulut Yasinta dan Jay dengan tangannya.

"Sabar Nad, orang sabar disayang tuhan." Echa tersenyum seraya menatap lembut Nada.

Nada membuang muka. Menarik napasnya panjang-panjang dan mencoba mengontrol emosinya.

****

Ito mengetuk pintu yang bertuliskan wakasek kesiswaan. Dan tak butuh waktu lama terdengar suara parau dari dalam sana yang menyuruhnya masuk.

"Bapak manggil saya?" tanya Ito setelah menutup pintu ruang Pak Bagus.

"Iya Ito, bapak ingin bicara sebentar."

Ito mengangguk. Lalu ia duduk di kursi yang ditunjuk oleh Pak Bagus.

"Apa benar kamu mengundurkan diri dari OSIS?" tanya Pak Bagus langsung ke intinya.

"Iya pak," jawabnya hati-hati.

"Kenapa To? padahal dulu kamu sudah menjadi wakil ketua OSIS lho, dan sekarang jujur bapak ingin kamu yang menjadi ketua OSIS."

Ito bingung jadi tak enak hati untuk menjawab. "Maaf pak, saya nggak bisa, saya keluar karena kegiatan OSIS telah menyita waktu saya untuk belajar dan latihan basket."

Sebenarnya bukan itu penyebab utama Ito keluar dari OSIS, melainkan karena kehadiran Sybil yang selalu mengganggunya.

"Ya sudah, bapak tidak bisa berbuat apa-apa karena kamu yang berhak memutuskan," balasnya menghela napas.

"Kalau begitu, saya ke kelas dulu ya pak!" pintanya sopan.
Dan Pak Bagus mengangguk sebagai jawaban.

***

Bel istirahat telah berbunyi. Dan Ito baru masuk ke kelasnya, karena setelah menemui Pak Bagus gantian Pak Adit yang memanggilnya.
Pak Adit adalah pelatih basket SMA Merah Putih, dan ia menginginkan Ito untuk masuk pelajaran ekstra besok, berhubung sudah lama dirinya tidak masuk.

"Uhh, aw," ujar Cemeng yang sedang duduk di pojokan. Ia sedang meniti ke arah ponsel serius dengan mata yang tertutup sebagian oleh tangan.

Ito yang baru datang di barisan bangkunya, menoleh ke arah Cemeng yang mendesah.

"Astaghfirullah, udah berapa kali gue bilang ke lo Meng, dosa!" Ito geleng-geleng.

Cemeng beralih melirik Ito. "Terus aja lo suudzon ke gue To," timpalnya. "Kalau gue nonton bokep, udah gue plototin nih hp, bukannya malah gue tutup-tutupin."

Lalu ia menyodorkan layar ponselnya pada Ito.
"Nih lihat, orang gue nonton video pembunuhan tersadis di dunia."

Ito melihat ponsel Cemeng lamat-lamat. Dan ternyata yang Cemeng bilang benar adanya.

"Sori Meng, gue gak tau." balas Ito acuh.

Cemeng mematikan ponselnya. Lalu, ia membuka sebuah buku tulis bersampulkan warna coklat yang ada di atas mejanya.

"Coba lo lihat To!" perintah Cemeng. Ito menurut, ia melihat halaman terakhir buku yang bertuliskan 'Siti ♡ Ria'.

Bersamaan Ito melihat, Cemeng memperjelas. "Ini bukunya si Siti, tadi gue pinjem sengaja mau nyontek PR, terus gue nemuin tulisan ginian."

Lebih tepatnya, gadis itu bernama Siti Azzahra. Rambut panjang di kepang dan berkacamata adalah ciri khasnya. Ia duduk di bangku yang bersebrangan dengan bangku Ito.

"Jadi selama ini Siti suka sama Ria?" Ito bertanya asal membuat Cemeng menghela napas.

"Katanya playboy, tapi urusan cewek gini aja lo nggak peka To!" kini gantian Cemeng yang geleng-geleng.

"Ria itu singkatan dari Rakryan Ito Admaja, inisial nama lo cicak," Cemeng mendadak kesal. "Ah, ginian aja mesti gue jelasin," dengusnya.

"Ya wajarlah, kalau Siti suka sama gue," Ito tersenyum sombong. "Gue kan ganteng," tambahnya lagi.

"Ganteng, tapi JONES." Cemeng menimpal sambil tertawa.

***TBC***

Habis olahraga ya segernya minum es, apalagi minumnya sambil ngeliat Ito  -,-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Habis olahraga ya segernya minum es, apalagi minumnya sambil ngeliat Ito  -,-

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang