49. Ulang Tahun Nada (1)

1.2K 69 0
                                    

1 part tapi aku bagi jadi 2 bagian.

"Sakit hati sama sakit gigi nggak ada yang mending. Karena semuanya sama-sama sakit. Tapi kalau dipikir lagi, mending sakit gigi deh. Karena sakit gigi penyebabnya kuman yang jelas-jelas biang penyakit. Kalau sakit hati, kan penyebabnya kamu. Masa kamu biang penyakit?"

***

Rabu, 20 Maret. Tepat dihari ini usia Nada genap berumur 16 tahun. Gadis itu bangun dari tidurnya dengan sumringah, lalu cepat-cepat ia bergegas mandi.

Semua keluarga Nada telah berkumpul di ruang makan, menunggu gadis itu turun. Pagi ini mereka akan merayakan ulang tahun Nada. Karena memang sudah kebiasaan dari dulu, jika ada salah satu anggota keluarga yang berulang tahun, maka akan dirayakan pada pagi hari.

Fariz dan Ney duduk di kursi, menunggu. Sedangkan Nita sibuk mempersiapkan sarapan dan juga satu kue berukuran sedang, untuk acara tiup lilin Nada.

Masih dengan senyuman manis di wajahnya, Nada turun ke bawah menghampiri ruang makan.

Saat Nada datang, semua keluarganya langsung menyanyikan lagu ulang tahun dan bertepuk tangan.

Nita menyalakan lilin berangka 16 yang tertera di atas kue. Sedangkan Nada tak henti-hentinya tertawa karena bahagia.

Dengan langkah cepat Nada mendekat ke meja, lalu secara serempak mereka mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.

Hari ini ia merasa sangat bahagia. Dan ia berharap semoga di umurnya yang ke-16, hari-harinya akan selalu diliputi oleh kebahagiaan.

Nada meniup lilin itu pelan. Lalu semua orang bergemuruh bertepuk tangan.

"Makasih ya ayah, ibu, Ney, aku seneng banget!" ucap Nada tercekat karena saking bahagianya ia jadi terharu.

"Iya sayang, semoga kamu selalu bahagia dan apa yang kamu cita-citakan terkabul ya!" ucap Fariz sambil mengecup puncak rambut Nada.

"Iya mba, doa Ney buat mba Nada baik-baik kok, semoga mba Nada gak galak lagi dan cepet dapet pacar, amin!" ucap Ney sambil menyapukan kedua tangannya di depan wajah.

Reflek Nada mencubit pinggang Ney. Ia merasa sangat malu. Lantas kedua orang tuanya malah tertawa mencibirnya.

"Ya sudah, ayah sama Ney berangkat dulu ya!" seru Fariz sambil menggandeng tangan Ney.

Nada mengangguk, sambil mencium tangan ayahnya. Dan Nita juga melakukan hal yang sama.

Setelah Ayahnya berangkat, tak berselang lama, Nada mendengar ada suara motor berhenti di depan rumah. Lalu ia segera berpamitan kepada ibunya untuk berangkat sekolah.

Nada membuka pintunya sambil tersenyum. Ia tak tahu kenapa jantungnya berdetak lebih cepat dan rasanya ia benar-benar tidak sabar untuk bertemu Ito.

Gadis itu melangkahkan kakinya cepat sambil tersenyum manis. Sedangkan Ito melihatnya curiga. Ia tahu hari ini, Nada sedang berulang tahun. Tapi ia tidak ingin mengucapkan sekarang, karena ia telah mempersiapkan kejutan untuk dirinya nanti.

"Pagi Ito," sapa Nada sambil tersenyum hangat.

Ito menautkan kedua alisnya dengan dahi berkerut. Tak biasa-biasanya Nada menyapa dengan senyuman semanis ini.

"Ito, lo inget gak hari ini hari apa?" tanya Nada berseri-seri. Sedangkan Ito tertawa dalam hati. Jelas sekali jika gadis itu tengah berusaha memberinya kode.

Ito belum menjawab. Dan Nada semakin penasaran. Hingga ia mendekatkan wajahnya di depan wajah Ito sambil tersenyum. Ia sudah tidak sabar dengan jawaban yang Ito katakan, tapi laki-laki itu malah hanya memandanginya.

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang